"Mina, lo bisa tahan kan bentar lagi?"
Mina mengangguk pelan, ringisan terus keluar dari mulutnya membuat Jihyo semakin cemas, dan menambah laju kecepatan mobilnya.
"Darahnya ngga mau berhenti." Ucap Nayeon sambil terus menekan luka di perut Sana.
Jihyo melirik ke belakangan lewat kaca spion, lalu dengan cepat melepas jaket yang digunakannya.
"Pake ini, Kak."
"Lo yakin, Hyo?" Tanya Nayeon sedikit ragu. Jihyo baru membeli jaketnya beberapa hari lalu dan itu berwarna putih bersih.
"Pake aja, teken lukanya sedikit lebih kuat."
Nayeon langsung melakukan perintah Jihyo. Seketika jaketnya berubah warna menjadi merah. Bukan hanya itu, baju yang dikenakan Nayeon dan jok mobil milik Jihyo sudah terkena darah milik Sana.
"K-Kak." Panggil Sana lemah. Matanya sudah setengah tertutup.
"Kenapa? Tahan sebentar lagi ya, kita udah mau nyampe ke rumah sakit." Ucap Nayeon khawatir. Satu tangannya menekan luka Sana, sedangkan yang satunya menggenggam tangan gadis itu. Mencoba menyalurkan sedikit kekuatan untuknya.
"G-gue, cape–akh."
"Lo ngomong apa?!"
Mina hanya diam ketika Nayeon sedikit menaikkan nada bicaranya kepada Sana, Ia juga ingin marah, tapi tenaganya sudah terkuras habis.
"Pengen is–tirahat, mereka–argh buat gue bingung–ergh. Gue ca–pe."
"Ngga, lo ngga boleh ngomong kalo lo cape. Jihyo, lo bisa lebih cepetan sedikit lagi ngga?" Pinta Nayeon dengan nada bicara yang semakin panik di setiap katanya.
"J–jangan, jalanan lic–cin."
Sana melepaskan tautan tangan Nayeon, lalu berusaha mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Nayeon dengan sisa-sisa tenaga yang Ia punya.
"Gue ngga–ergh papa. Jangan–ergh nangis."
Air mata Nayeon semakin mengalir mendengar ucapan Sana. Apanya yang baik-baik saja?! Nafas gadis itu juga sudah tersenggal-senggal sekarang.
"Kak Sana, lebih baik lo simpen tenaga lo. Gue ngga mau keadaan lo makin buruk." Seru Jihyo dari balik kemudi.
"P–ergh peluk gue."
"Apa? Engga, gue ngga mau." Tolak Nayeon keras. Tangan Sana yang berada di pipi nya kembali Nayeon genggam. Tidak peduli bagaimana penampilannya sekarang, Nayeon hanya ingin mereka cepat sampai dirumah sakit.
"Gue– mohon."
Dengan berat hati, akhirnya Nayeon menarik Sana kepelukannya. Erangan kesakitan langsung terdengar keras keluar dari mulut Sana, tapi gadis itu sama sekali tidak mau melepaskan pelukan mereka.
"M–asih senyaman–ergh dul–u."
Detik itu juga Nayeon bersumpah, akan menampar mereka bertiga dengan tangannya sendiri. Bahkan kalau perlu secara bersamaan.
— — — —
Momo menatap dua pintu di depannya nanar, lalu menghela nafas panjang. Jeongyeon dan Chaeyoung sudah selesai diperiksa, mereka berdua juga sudah dipindahkan ke ruang rawat, yang sengaja Momo pesan secara bersebelahan. Agar mereka tidak terlalu jauh jika ingin menjenguk salah satunya.
Tapi, sejak Jeongyeon dan Chaeyoung dipindahkan ke ruang rawat, Momo dan Tzuyu belum melihat mereka. Hanya Dahyun yang sekarang tengah berada di dalam ruangan Chaeyoung, sedangkan Momo dan Tzuyu duduk di koridor depan ruangan mereka.
"Momo? Tzuyu?"
Momo dan Tzuyu serempak menoleh, ketika suara seseorang yang sudah tidak asing lagi terdengar memanggil mereka.
"Kalian ngapain disini?"
"Itu, Om. Chaeyoung sama Jeongyeon." Jawab Momo pelan.
Kyuhyun terdiam tidak mengerti, lalu bersiap kembali membuka mulutnya sebelum suara seorang perawat mengalihkan atensi mereka bertiga.
"Dokter Kyuhyun, ada dua orang pasien. Satu diantara mereka harus melakukan operasi karena sebuah luka tusukan di perut, sedangkan satunya mengalami fraktur pada lengan kanannya. Dan dia adalah–"
Perawat itu berhenti berbicara sejenak. Menatap mata dokter di depannya itu serius sebelum kembali berbicara.
"Putri anda, Myoui Mina."
Mendengar nama putri satu-satunya disebut, Kyuhyun langsung berlari menuju Unit Gawat Darurat. Disusul oleh Tzuyu yang sama paniknya.
Berbeda dengan Momo, yang Momo lakukan adalah tetap diam disana. Mina mengalami fraktur, dan itu cukup membuat Momo terkejut. Otaknya memaksa berpikir kalau pasien yang mendapat luka tusukan itu bukanlah Sana, meskipun hatinya berkata sebaliknya.
Menghela napas sekali lagi, Momo akhirnya bangkit dan berjalan masuk ke dalam ruang rawat Jeongyeon. Bersiap memberikan penjelasan akan apa yang sebenarnya terjadi, jika Jeongyeon bertanya padanya nanti.
— — — —
Fraktur — patah tulang.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."