"Lo ngapain nanya kaya gitu sih?"
Jeongyeon nyikut perut Nayeon pelan.
"Liat tuh. Anak-anak langsung natap Tzuyu semua, apalagi Sana yang matanya udah mau keluar."
"Biarin. Orang gue kepo." Ucap Nayeon santai.
Tzuyu narik napas pelan sebelum jawab. "Sedikit sih, cuma ngga sebanyak dulu."
"Namanya juga sedikit ya ngga banyak lah." Celetuk Chaeyoung kesel. Tzuyu tuh emang kadang pinter-pinter bodoh gimana gitu.
"Lagian nih, Kiming gue udah balik. Gue lagi proses move on tau."
"Kiming lo?" Tanya Sana. Tzuyu ngangguk.
"Cowok tinggi yang item manis itu kan?" Tanya Sana lagi sambil senyum ngga jelas.
"Iya. Kenapa sama ekspresi lo?"
"Ngga ada. Udah lanjut."
Tzuyu muter botol itu, dan berhenti di sahabat sepermainannya. Chaeyoung.
"Truth or Dare, Chaengie?"
Chaeyoung narik napas panjang sebelum jawab pertanyaan Tzuyu.
"Dare." Jawabnya mantap.
"Hehe. Telepon Jihoon, Ajak dia jalan terus pegang tangannya."
Semua melongo denger ucapan Tzuyu. Jihoon? Sebagian dari mereka tidak tahu siapa itu Jihoon, hanya Dahyun dan Tzuyu yang tahu karena mereka satu sekolah dengan Chaeyoung.
"Jihoon? Siapa Jihoon?" Tanya Jihyo.
"Cemcemannya Chaeyoung." Jawab Dahyun.
"Ganteng?"
"Imut?"
"Manis?"
"Tinggi?"
Chaeyoung nutup telinganya, kesel denger pertanyaan temen-temennya itu.
"All in one Jihoon mah, tapi Tzu. Masa gue yang mulai sih?"
"Ngga peduli. Siap atau engga?"
"Yaudah iya." Jawab Chaeyoung pasrah.
"Next." Suruh Mina.
Botol kembali diputar dan berhenti dihadapan Jihyo.
"Dare aja gue. Pertanyaan lo suka menjerumus ke hal yang menjebak." Ucap Jihyo sebelum Chaeyoung sempat mengajukan pilihan.
"Kalo gitu, chat Kak Daniel bilang kalo lo suka sama dia."
Chaeyoung nunjukin senyum miring, Jihyo ngga mungkin mau jadi babu mereka selama seminggu. Jadi udah pasti, hal itu bakal dilakuin dengan susah payah oleh Jihyo.
"Mantap Chaeng!" Ucap Momo sambil ngacungin jempolnya.
"Ngga ada yang lain?" Tanya Jihyo melas.
"Ada." Jawab Chaeyoung. "Jadi pembantu kita selama seminggu."
"Ck. Iya deh. Lanjut."
Jihyo muter botol itu, kali ini giliran Momo yang kena.
"Khusus buat lo, gue kasih truth."
"Dih?! Apaan, kok gitu?" Sewot Momo.
"Oh, lo mau Dare? Kalo gitu putusin Hoseok selama sebulan. Gimana?"
"Mam to the pus!" Ledek Dahyun.
"Big no! Oke! Truth!" Pasrah Momo.
"Karena gue baik, jadi gue bakalan kasih lo pertanyaan mudah. Gimana rasanya dijadiin pacar di depan banyak orang?" Tanya Jihyo, yang lain siap-siap pasang telinga mereka.
Pertanyaan mudah. Bahkan sangat mudah, tapi Momo tidak pernah benar-benar menjawabnya. Ketika ditanya, Momo hanya akan menjawab dengan ya gitu. Pasti. Itulah kenapa mereka sangat penasaran bagaimana perasaan Momo saat itu.
"Ngga boleh jawab 'ya gitu' ga boleh. Kalo lo jawab kaya gitu, lo kalah." Ancam Nayeon.
"Rasanya, luar biasa. Gue bener-bener ngga nyangka kalo Hoseok bakalan lakuin itu, apalagi di depan umum. Padahal sebelumnya, gue udah bilang sama Sana, kalo misalnya Hoseok ngga ngasih kejelasan juga ke gue, gue bakalan mundur. Tapi, hari itu Hoseok malah jadiin gue pacarnya. Ya udah pasti, niat gue buat mundur pupus sudah." Jelas Momo.
"Lo harus berterima kasih sama Jimin, pacar gue itu yang udah nyadarin Kak Hoseok sama persaannya." Ucap Mina.
"Iya. Tolong sampein ya Mina. Hahaha."
"Oke lanjuuuttt." Suruh Sana.
Botol kembali diputar dan berhenti di depan Mina.
"Hehe, truth or dare?"
"Hem, gue tau otak busuk lo. Jadi gue pilih Dare!"
"Hehe, jangan makan pake saus tomat selama seminggu. Gimana?" Tanya Momo. Alisnya bergerak naik turun, sedangkan yang lainnya berusaha menahan tawa.
"Kok gitu? Lo kan tau, saus tomat itu separuh hidup gue." Ucap Mina lebay.
"Sanggup atau engga?"
"Oke! Awas aja lo." Ancam Mina tak sungguh-sungguh.
Mina kemudian memutar botol itu dan berhenti dihadapan Sana.
"Gue pilih truth. Ngga mau dare." Ucap Sana langsung.
"Ngga asiiiikkk. Masa truth sih?" Tanya Jeongyeon.
"Suka-suka gue lah."
"Cemen." Ledek Momo.
"Diem lo. Udah cepetan, apa pertanyaannya?"
"Jujur aja, lo masih gagal move on kan dari mas mantan?"
Sana natap Mina ngga percaya. Ngapain juga temennya yang satu itu tiba-tiba nanyain mas mantan?
"Gue bikin cepet aja nih. Iya."
Semua langsung bersorak denger jawaban Sana. Dasar gagal move on!
"Karena tinggal Dahyun yang belum, jadi lo mau pilih apa?" Tanya Sana.
"Truth."
"Lo udah ngapain aja sama Jaebum?" Tanya Sana dengan senyum anehnya.
"Ngapain aja? Maksud lo?" Tanya Dahyun bingung.
"Gue tau lo paham Dahyunnie." Ucap Nayeon.
"Ya ngga ngapa-ngapain. Cuma jalan, pulang bareng dan–"
"Pelukan?" Potong Sana cepat.
"Apa?"
"Eiy, gue pernah liat tuh lo pelukan sama Jaebum pas ujan. Anget ya Hyun."
"Apaan sih? Ngga sengaja itu tuh, biar–"
"Biar lo makin deket sama dia, gitu?" Sela Momo.
"Tau ah."
"Hahaha, Dahyun udah berani ya sekarang."
"Engga ih."
"Lulus dulu, baru pacaran Dahyun."
— — — —
Kira-kira, yang cocok jadi mantannya Sana itu siapa ya?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."