OL-Twenty Eight

1.7K 192 1
                                    

"Tzu, hari ini bakalan ada murid baru loh."

"Cewek apa cowok?"

"Cowok."

"Oh."

Ngeliat respon Tzuyu yang cuek, Chaeyoung langsung narik napas panjang.

"Lo ngga tertarik?" Tanya Chaeyoung.

"Ngga. Ngga ada untungnya buat gue juga." Jawab Tzuyu cuek.

"Dih, ganteng loh Tzu."

"Ya teruuusss? Lo pikir gue maniak cowok ganteng kaya lo gitu?"

"Idih. Gue pastiin nih, lo bakalan kaget nanti."

Tzuyu milih ngga jawab dan buang pandangannya ke luar jendela. Sampai bel masuk berbunyi, Tzuyu masih ngelakuin hal yang sama. Chaeyoung jadi bingung sendiri gimana narik perhatian Tzuyu.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa wali kelas mereka, Pak Song.

"Pagi."

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk."

Chaeyoung langsung nyenggol lengan Tzuyu begitu si murid baru mulai masuk ke dalam kelas mereka.

"Apa sih?" Kesal Tzuyu.

"Liat tuh."

Tzuyu akhirnya dengan malas-malasan noleh ke depan, matanya memicing seolah mengenali siswa baru itu.

"Silahkan perkenalkan dirimu." Titah Pak Song.

Siswa baru itu mengangguk, lantas bersiap untuk mengenalkan dirinya.

"Halo semuanya. Kenalin, nama gue Kim Mingyu. Pindahan dari Bandung. Salam kenal." Ucap Mingyu sambil senyum manis.

"Kim Mingyu?" Gumam Tzuyu pelan.

— — — —

"Cepetan. Gue ada kelas." Ketus Jeongyeon.

"Bohong. Gue udah chat tuh ke temen lo, dan dia bilang lo udah ngga ada kelas lagi."

"Ck. Iya-iya."

"Jeong, dengerin gue ya? Sekali ini aja."

Namjoon mohon-mohon di depan Jeongyeon sambil masang muka melas.

"10 menit. Eh, engga-engga. 5 menit. Gue ngga punya banyak waktu buat lo."

"Oke. 5 menit."

Namjoon iyain aja. Masalah berapa lama, itu urusan nanti. Yang penting Jeongyeon setuju buat dengerin penjelasan dia.

"Gue dipaksa." Ucap Namjoon.

"Gue dipaksa buat pindah ke Amerika buat sekolah bisnis disana selama 1 tahun. Gue ngga bisa nolak, atau lebih tepatnya ngga mau nolak. Kenapa? Karena, salah satu syarat supaya gue bisa sama lo terus adalah pergi sekolah bisnis ke luar negeri." Jelas Namjoon.

Jeongyeon diem. Mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Namjoon.

"Tapi kenapa lo ngga ngabarin gue?" Tanya Jeongyeon pelan. Ngga bisa dipungkiri, dia juga kangen banget sama cowok di depannya ini.

"Bukan cuma lo, tapi semua orang yang gue kenal disini ngga ada yang gue kabarin. Gue masuk asrama disana. Handphone gue disita dan gue ngga dibolehin megang alat komunikasi apapun. Please, lo percaya kan sama gue?"

"Entahlah."

"Jeong, gue jujur sama lo. Tapi kalo lo ngga percaya juga ngga papa. Ini salah gue karena udah pergi ninggalin lo gitu aja tanpa pamit. Bahkan disaat ngga ada kata putus diantara kita."








































— — — —

Tbc.

Our Life [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang