"Sial! Siapa lo?" Teriak Yunho marah. Dengan sedikit meringis kesakitan, Yunho berdiri dibantu oleh Dongho dan Seungyoon.
"Mundur! Jangan deket-deket!" Seru Sana keras kepada Dahyun dan Tzuyu yang sedang memeluk Chaeyoung.
"Lo ngga perlu tau siapa kita. Gue kesini cuma mau bawa adek gue pulang." Ucap Jeongyeon. Sebisa mungkin dia mencoba untuk tidak menyebabkan sebuah pertengkaran disini.
"Bawa adek lo pulang?" Tanya Seungyoon sinis. "Bawa aja." Ucapnya enteng. "Tapi setelah kalian semua habis ditangan gue."
Dongho tertawa di belakang Seungyoon, lalu berjalan mendekat kearah Sana dan Jeongyeon yang sedang berjaga-jaga.
"Kalian ngapain dateng ke sini? Lo pikir, setelah lo masuk kedalam kawasan gue, gue bakal biarin lo pergi gitu aja?" Tanya Dongho tajam.
"Ngarep!"
"Berisik lo!" Sentak Sana.
"Wah, berani juga ya lo. Siapa tadi yang nendang gue?" Tanya Yunho kesal.
"Gue. Kenapa?" Jawab Jeongyeon santai.
"Kurang ajar lo. Sini maju lawan gue. Lawan dua cewek kaya kalian, cuma buat tangan gue kotor. Lemah!"
Bugh.
Tubuh Yunho lagi-lagi jatuh ke tanah. Kali ini karena mendapat sebuah pukulan telak diwajahnya dari Sana.
"Cih." Sinis Jeongyeon.
"Lemah lo bilang? Dipukul sekali aja udah jatuh. Sekarang ketahuan kan siapa yang sebenarnya lemah di sini." Ucap Sana datar.
"Sialan! Sini maju kalian berdua!" Teriak Seungyoon penuh emosi.
Sana dan Jeongyeon langsung memasang posisi siap. Jeongyeon masih sempat menoleh ke belakang untuk memastikan ketiga temannya dalam posisi yang aman.
"Tetep di sana, kalo kalian ngerasa keadaan semakin buruk, segera pergi dari sini. Lo bisa bawa mobil gue, Hyun." Ucap Jeongyeon pelan. Dahyun tidak menjawabnya, melainkan hanya menatap Jeongyeon dengan penuh keraguan juga kekhawatiran.
"Udah ngasih wejangannya? Ambil nih."
Dongho memukul wajah Jeongyeon, namun dengan cepat ditangkis oleh gadis itu. Dibalas dengan sebuah pukulan di perut oleh Jeongyeon. Cowok itu mengerang kesal, lalu kembali menyerang Jeongyeon secara membabi buta.
Bugh.
"Argh!" Erang Sana ketika tangan Seungyoon berhasil memukul pelipisnya dengan mulus.
"Sekali lemah, tetep aja lemah!" Ucap Seungyoon bangga.
Sana menatap dua laki-laki yang berdiri di depannya saat ini. Lalu dengan gerakan yang lihai, Sana mulai memutar tubuhnya dan menendang mereka berdua dengan kaki kanannya. Secara bersamaan.
"Sekali lemah, tetep aja lemah!" Ucap Sana, menirukan ucapan Seungyoon.
"Jeongyeon! Momtong!" Suruh Sana ketika dirinya melihat Jeongyeon seperti kesulitan melawan Dongho.
Bugh.
Dak.
Brak.
Jeongyeon tersenyum sinis ketika tangannya berhasil memukul ulu hati Dongho dengan sempurna, sampai laki-laki itu menabrak sebuah dinding dibelakang tubuhnya, dan berakhir terduduk di tanah.
Dahyun dan Tzuyu terus memeluk Chaeyoung dengan erat. Didalam pelukan mereka, Chaeyoung bergetar ketakutan. Bajunya masih setengah basah, tapi keringat membanjiri dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fiksi Penggemar"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."