"Tae!"
Taehyung menoleh ke pojok ruangan, disana Yoongi tengah duduk sambil melambai ke arahnya.
"Lagi ngapain disini, Bang?"
Hanya basa-basi sebenarnya. Jelas-jelas mereka sedang berada di toko roti, ngapain lagi selain membeli atau makan roti?
"Numpang wifi." Jawab Yoongi enteng.
"Ya elah, Bang. Jangan kaya orang miskin deh."
"Hahaha. Bosen aja gue di rumah mulu." Ucap Yoongi, matanya melirik kearah bunga dan juga sebungkus roti ditangan Taehyung. "Lo sendiri? Mau kemana bawa bunga sama roti?"
"Oh ini?"
"Iya. Ah! Gue tau, mau jenguk Sana ya lo?" Tebak Yoongi.
"Iya. Kira-kira, Sana suka ngga ya sama bunganya?" Tanya Taehyung sambil melirik sebuket bunga yang ada ditangannya.
"Bunga Anyelir? Pasti suka lah." Ucap Yoongi mantap. "Btw, lo udah jadian belum sih, sama Sana?"
Taehyung menghela napas pendek, lalu menggeleng pelan. "Belum. Disaat-saat kaya gini, gue mana mungkin nembak Sana. Dia ngga bakal jawab, nanti gue digantung dong?"
"Bener juga." Ucap Yoongi setuju.
"Lo, sama Jihyo. Kalian keliatan deket?"
Senyum otomatis muncul di bibir seorang Min Yoongi, ketika Taehyung menyelipkan nama Jihyo di pembicaraan mereka.
"Gue suka sama dia." Jawab Yoongi mantap. "Tapi kan lo tau. Jihyo pacaran sama Daniel waktu itu. Gue keduluan."
"Bukannya udah putus?"
"Iya. Makanya gue berani deketin dia. Kalo engga, ngapain? Gue ngga mau ngerusak hubungan orang lain, apalagi itu cewek yang gue suka."
Taehyung mengacungkan jempolnya, setuju dengan ucapan Yoongi.
"Eh, tapi Tae." Panggil Yoongi tiba-tiba. Berubah serius. "Lo yakin, Sana bisa buka matanya lagi?"
Taehyung mengernyit bingung. Kenapa juga Yoongi harus menanyakan hal seperti itu padanya?
"Yakin lah, Bang. Sana udah berusaha buat hidup lagi, dia pasti bangun."
"Gue suka keyakinan lo, tapi gue juga ragu, Tae."
"Kenapa, Bang? Lo jangan buat gue takut."
Bukan apa-apa, hanya saja Yoongi lebih tahu mengenai bidang itu, karena Ia seorang mahasiswa kedokteran semester 5. Terlebih, Ayah Yoongi juga seorang dokter spesialis dalam. Ia sudah mencicipi berbagai macam ilmu kedokteran sejak kecil.
"Sana emang berhasil hidup lagi, tapi pasien yang mengalami hal seperti itu, keadaanya cenderung lebih buruk dari sebelumnya. Kesempatan untuk bisa sadar dan membuka mata lagi itu, sangat kecil, Taehyung. Gue dulu punya temen, kasusnya sama kaya Sana. Persis. Dia meninggal, lalu kembali hidup. Tapi nyatanya? Dia cuma bisa bertahan selama satu tahun, setelah itu? selesai. Begitu pula Sana. Hidupnya cuma bergantung sama alat-alat itu. Sekali alat itu dicabut, semuanya selesai."
— — — —
"Tzuyu, gimana bisa semuanya jadi kaya gini?"
Tzuyu hanya bisa diam. Tidak tahu harus menjawab apalagi.
"Tzuyu juga ngga tau, Mi." Jawab Tzuyu pelan.
Yoona-Ibu Tzuyu- memijat pelipisnya keras-keras. Merasa lelah dengan semuanya.
"Tzuyu, ayo pulang."
"Pulang? Pulang ke mana, Mi?" Tanya Tzuyu bingung.
Yoona tidak langsung menjawab. Matanya menatap Sana yang masih tertidur pulas, dengan alat-alat yang bahkan lebih banyak dari sebelumnya, menempel hampir memenuhi semua bagian tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."