Setelah permainan truth or dare itu selesai, mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bermain handphone, tidur, makan, nyemil, game online, berantem dan lain sebagainya mereka lakukan untuk menghabiskan waktu.
"Chaeng, telepon Jihoon aja sekarang. Ajak dia jalan sore ini." Ucap Tzuyu tiba-tiba.
"Sore ini? Ngga mau. Kita kan udah janji mau quality time bareng." Tolak Chaeyoung.
"Gue bilang sore ini, ngga sampe malem juga. Atau lo mau lama-lama sama dia?" Tanya Tzuyu penuh selidik.
"Ngga lah! Besok aja kenapa sih?"
"Gue maunya sore ini! Buru!"
"Ish! Iya, iya! Nih gue tlepon."
"Kanjeng ratu dilawan." Ucap Jeongyeon pelan.
"Eh, eh, Jihoon nelpon gue duluan."
Belum sempat Chaeyoung mencari kontak Jihoon, orangnya udah nelfon duluan.
"Halo."
"Chae, dimana? Kok rumah sepi?"
"Gue lagi di rumah Kak Sana, kenapa?"
"Engga. Tadinya gue mau ngajak lo keluar, tapi yaudah lah."
"Gimana kalo sore ini? Maksud gue, sore ini kita keluar yuk."
"Beneran? Ya udah, lo kirimin alamat rumah Kak Sana, nanti gue jemput."
"Okee."
Chaeyoung matiin sambungan teleponnya, Tzuyu senyum puas.
"Tenang aja Chae, nanti gue bakal awasin lo."
"Kita." Koreksi Mina.
"Iya kita. Sekalian abis itu makan malem bareng."
"Serah deh."
"Kayanya ada juga yang harus ngelakuin darenya sekarang."
Jihyo muter bola matanya malas denger sindiran Nayeon. Tanpa perlu berdebat dan sebagainya, Jihyo nyodorin ponselnya. Lebih tepatnya layar ponselnya yang menunjukan sebuah chat room.
Daniel
Daniel
Gue suka sama lo
"Wah garcep ya lo Kak." Puji Dahyun."Udah kan? Selesai gue." Ucap Jihyo, kembali menarik ponselnya karena tiba-tiba bergetar. Daniel membalas pesannya.
Daniel
Daniel
Gue suka sama loApa?
Maksudnya gimana Hyo?Maaf, Niel. Itu tadi sebenernya gue kena Dare dari temen-temen
Dare?
Iya. Maaf banget.
Tapi gimana perasaan lo?
Maksudnya?
Lo dimana sekarang?
Rumah Kak Sana
Oke
Eh? Maksudnya gimana?
Jangan bilang kalo lo mau kesini?
Tapikan lo ngga tau dimana rumah Kak Sana
Woy Daniel!
Lo kemana sih?
Daniel
Kang Daniel
Tau ahJihyo ngelempar handphonenya ke sembarang arah. Wajahnya terlihat sedikit panik, takut kalau Daniel akan datang ke rumah Sana. Meskipun Daniel tidak tahu dimana letak rumah Sana, tapi cowok itu punya segudang teman yang bisa dijadikan sumber informasi.
Ting. Tong.
"Siapa yang dateng?" Gumam Sana sambil berdiri hendak membuka pintu.
"Daniel?" Heran Sana begitu melihat Daniel berdiri di depan pintu rumahnya.
"Hai, Kak. Jihyo nya ada?" Tanya Daniel ramah.
"Ada. Bentar." Sana menarik napas panjang lalu, "JIHYO. DANIEL NYARIIN LO NIH." Teriak Sana, Daniel sampe harus nutup kedua telinga nya.
Jihyo buru-buru berdiri dan berlari menuju pintu, diikuti oleh semua teman-temannya. Kepo.
"Ngga usah pake teriak, bisa?" Tanya Jihyo sinis begitu melihat Sana.
"Ngga bisa. Dah, lo selesein masalah keluarga lo dulu."
Sana mundur beberapa langkah, tidak berniat pergi dari sana meskipun Jihyo sudah mengusirnya berkali-kali. Ralat. Mengusir mereka. Karena kini semua orang sedang berkumpul di belakang tubuh Jihyo.
"Kenapa Niel?" Tanya Jihyo setengah gugup.
"Itu, em soal chat lo tadi."
"Oh itu. Maaf. Maaf banget. Gue kena dare sama mereka. Bukannya gue mau mainin perasaan lo, tapi–"
"Jihyo, jadi pacar gue ya?"
Jihyo diem. Ngga nyangka? Jelas. Kaget? Apalagi.
"Hah?"
"Terlepas dari itu dare atau bukan, lo serius kan sama gue? Maksud gue, Kata-kata itu. Meskipun itu cuma dare, tapi lo serius kan kalo lo suka sama gue?"
"I-iya sih, tapi–"
"Jadi, mau kan pacaran sama gue?" Tanya Daniel penuh harap.
"Ngga ada alasan buat gue nolak lo Niel." Jawab Jihyo sambil mengangguk pasti.
"Oke guys. Makan malem ini Jihyo yang tlaktir." Seru Momo tiba-tiba membuat Daniel yang tadinya akan memeluk Jihyo membatalkan niatnya.
"Boleh. Tapi dengan syarat, ajak pacar kalian masing-masing." Ucap Daniel santai.
"Lo ngehina gue apa gimana? Lo ngga tau gue ini jomblo hah?!" Sentak Jeongyeon tiba-tiba.
"Gue doain Namjoon pergi lagi, tau rasa lo."
"Jangan gitu lah, gimana pun juga gue masih ehm sama dia."
"Ehm apaan. Dasar tsundere."
— — — —
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life [Complete]
Fanfiction"Hidup-hidup kita, ngga usah lah pikirin apa kata orang lain."