Di dalam sebuah ruangan yang di dominasi oleh warna putih, seorang gadis cantik tengah berbaring dengan berbagai alat rumah sakit yang melekat hampir di seluruh tubuhnya. Bau obat-obatan akan menyeruak ke dalam indera penciuman siapapun orang yang memasuki ruangan tersebut.
Gadis itu menggeliat kecil saat merasakan sesak di dadanya, sebelum matanya terbuka dan berusaha untuk menetralkan cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya.
Ia berusaha untuk bangkit dan menarik dengan kasar selang infus yang terpasang di tangannya sehingga beberapa tetes darah mengalir. Ia meringis kesakitan tetapi tidak berhenti untuk mencoba turun dari brankar rumah sakit yang di tempatinya.
Ketika kakinya berhasil berpijak pada lantai yang sangat terasa dingin, ia tidak bisa menahan sakit yang teramat di kepalanya sehingga ia limbung dan ambruk di lantai.
Dokter dan beberapa tim medis lainnya datang dengan tergesa-gesa menghampiri gadis yang terlihat sangat kesakitan itu.
Dengan cekatan dokter tersebut menggendong Alexa dan membaringkannya kembali di tempat tidurnya.
Alexa meringis dan memegangi kepalanya yang terasa ingin pecah.
"Suster, suntik." Perintah dokter saat ia melihat Alexa semakin brutal karena menahan rasa sakitnya.
Suster pun melakukan apa yang di perintahkan dokter kepadanya, seketika itu pun kesadaran Alexa mulai menipis dan akhirnya ia kehilangan kesadarannya.
Para tim medis tersebut memasang kembali selang infus yang sudah di lepas secara paksa oleh pasiennya tersebut dan sang dokter langsung memeriksa keadaan Alexa.
"Dokter, ada orang yang ingin melihatnya." Sela salah satu suster yang baru memasuki ruangan.
"Kondisi pasien sangat lemah dan ia membutuhkan perawatan yang ekstra, mungkin besok ia boleh di jenguk. Tapi tidak sekarang." Balas sang dokter.
"Saya sudah mengatakannya, dok. Tetapi pria ini tetap bersikeras ingin melihat keadaan pasien."
"Dimana orangnya? Biar saya yang bicara."
"Di ruang tunggu, dok." Jawab sang suster.
"Saya permisi, bersihkan kekacauan yang ada disini." Perintah dokter sambil berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
----
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Josh kepada seseorang yang tengah berdiri di sampingnya.
Pria yang di tanya menoleh dan menjawab, "Belum ada perkembangan, Sir. Kami sudah berusaha mencari mayatnya namun belum di temukan."
"Teruslah lakukan yang terbaik, aku berharap mayat mereka dapat di temukan dan di makamkan dengan layak." Pinta Josh.
"Baik, Sir." Jawab pria tersebut sambil mengangguk kecil.
Josh beranjak dan meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke dalam helikopter yang terparkir tidak jauh dari tempat ia berbicara dengan pihak pencarian mayat Mr. dan Mrs. Grey.
----
London, Inggris. 8.00 A.M
Grey's Company.Seorang pria paruh baya turun dari mobil mewahnya dan melangkah dengan tenang, menuju sebuah gedung pencakar langit yang ada di hadapannya.
Pintu berlapis kaca di hadapannya di buka oleh seorang pria tampan yang berpakaian seperti seorang detektif.
"Sir," Sapa pria tersebut sambil mengangguk hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
Roman d'amourAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...