Brooklyn, New York. 9.10 A.M
Richard Mansion.Alexa terkagum-kagum melihat kelihaian dan keahlian tangan Sean dalam menorehkan kanvas, pria itu memang ahlinya dalam hal melukis. Alexa jatuh cinta terhadap bakat Sean tersebut.
Seperti biasa, setelah meminta izin pada tunangannya akhirnya Alexa di di izinkan untuk bertemu dengan Sean. Andrew bertambah posesif sejak mereka resmi bertunangan beberapa hari lalu. Alexa harus memberitahukan hal ini kepada Sean, bagaimanapun pria itu adalah sahabat terdekatnya. Setelah Andrew tentu saja.
Ketika Alexa datang Sean langsung menariknya ke rooftop dan mengatakan akan melukis untuknya, hanya butuh waktu satu jam untuk pria asal Utah itu menyelesaikan hobinya.
Sean tersenyum menatap Alexa, "Bagaimana?" Tanyanya.
Alexa bangkit berdiri dan meneliti lukisan Sean dengan detail, "Kau memang hebat, Sean. Lukisan ini sangat indah." Puji Alexa.
Sean tersenyum dengan lebar, "Aku tahu itu. Setiap orang yang melihat lukisanku akan mengatakan hal yang sama." Pria itu menyombongkan diri rupanya.
Alexa memutar bola matanya jengah, "Terserah padamu, Mr. Rosevelt."
"Tunggu sebentar disini, Vi." Kata Sean kemudian berlalu meninggalkan Alexa yang keheranan.
Setelah menunggu selama dua menit, Sean kembali dengan membawa lukisan besar yang terdapat wajah Alexa di dalamnya.
Alexa terperangah, "Lagi-lagi wajahku?" Kekeh gadis berusia berusia 23 tahun itu.
Sean mengangguk dan meletakan lukisan tersebut di sofa, "Jangan kaget, kau masih menjadi objek favorit ku."
Alexa tertegun mendengar perkataan Sean. Di dalam hati ia sangat berharap bahwa pria itu bergurau dan sudah menyerah dengan segala macam caranya yang terbilang sia-sia. Hell, Alexa sudah bertunangan!
"Aku ingin kau membawa lukisan ini, Vi. Khusus sebagai hadiah kelulusan untukmu."
"Oh terima kasih, Sean. Lain kali kau tidak usah repot-repot melukis ku lagi." Kata Alexa berusaha untuk menghargai pemberian pria itu. Semoga yang terakhir kalinya, batin Alexa.
Sean beralih menggenggam tangan Alexa dengan erat seraya menggeleng kepalanya, "Tidak, Vi. Aku melakukan ini karena memang keinginan ku sendiri. Aku mencintaimu, apakah kau lupa?" Oh astaga! Ternyata pria tampan berambut pirang itu tidak mudah menyerah sampai saat ini.
Alexa mengerjapkan matanya berulang kali berusaha untuk menetralisir perasaan canggungnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa, ia takut jika lagi-lagi perasaan Sean terluka tetapi di lain sisi inilah yang terbaik.
Sean menatap mata biru indah milik Alexa, sebelum tangannya menyentuh sesuatu yang janggal di jari gadis itu. Sean mengernyitkan dahinya melihat cincin berwarna gold yang melingkar dengan cantiknya di jari manis Alexa.
Dengan gerakan kilat, Alexa menarik kembali tangannya dari genggaman Sean, "Aaa.. Sean, aku mohon dengarkan aku," ucap gadis itu dengan terbata-bata.
Sean menggelengkan kepalanya perlahan dan memundurkan tubuhnya menjauhi Alexa. Jantung pria itu berdegup dengan kencang, mencoba menghilangkan prasangka buruk di dalam pikirannya, tetapi bagai kepalanya di hantam ribuan palu godam hingga ia tersadar oleh kenyataan sialan, "Jangan katakan itu, Vi. Aku mohon jangan katakan itu."
Alexa meringis melihat pancaran kecewa dan terluka dari iris mata Sean, dengan satu tarikan nafas Alexa berujar dengan lantang, "Aku dan Andrew sudah bertunangan dan kita akan menikah satu bulan yang akan datang."
![](https://img.wattpad.com/cover/200344622-288-k578622.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
RomanceAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...