Epilogue.

8.5K 200 2
                                    

"Aku pernah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa 'cinta adalah pusat alam semesta', hal itu benar bukan? Dimana pun kita berada, kita menemukan cinta dan kasih sayang. Dunia ini akan hancur jika tidak ada cinta di dalamnya. Oleh karena itu, jika cinta atau sebuah perasaan di anugerahkan oleh Tuhan kepada setiap kita. Terima itu dan jaga sebagaimana mestinya. Terimakasih untuk kalian karena sudah menaruh hati dan cinta kalian untuk kisah mereka."

Jesica Priscila

.
.

Toronto, Canada. 8.32 A.M
Grey's Mansion.

Seorang gadis kecil yang memiliki surai hitam kecoklatan tengah asik dengan kegiatannya menyiram berbagai macam tanaman bunga di padang bunga kecil miliknya, dengan senandung merdu dan juga senyuman yang menghias wajah bulat menggemaskannya.

Hal tersebut tidak pernah luput dari penglihatan seorang pria tampan kecil berusia 9 tahun, menurut pria kecil tersebut pemandangan yang saat ini ia lihat adalah pemandangan terindah baginya. Terbukti dari senyum dan juga detak jantung yang menggila.

Dengan perlahan dan penuh perhitungan Andrew melangkahkan kakinya mendekati Alexa yang sedang sibuk dengan bunga-bunganya, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun yang bisa membuat Alexa menyadari keberadaannya.

Tepat saat Andrew berada di belakang Alexa, gadis kecil bermata biru itu membalikkan badannya dan terperanjat kaget sehingga secara refleks tangannya mengangkat gembor yang tengah di pegang nya dan mengarahkan ke wajah Andrew.

"No, Lexa.." Teriak Andrew sambil memejamkan matanya menerima air yang membasahi wajah dan seluruh bajunya.

"Astaga, An." Alexa meletakkan gembor yang tengah di pegang nya dan menutup mulut dengan kedua telapak tangan kecilnya.

Andrew membuka matanya kembali dan menatap Alexa sambil mencebikkan bibirnya, "Aku belum mengagetkan mu saja sudah basah seperti ini, apa jadinya jika aku mengagetkan mu?" Gerutu Andrew sambil mengusap mukanya.

Alexa terkekeh dan menggaruk kepalanya dengan gerakan canggung, "Aku akan menguburkan mu dan menyiram mu setiap hari agar kau tumbuh cantik seperti bunga-bunga disini tentu saja. Lagi pula apa yang kau lakukan mengendap-endap seperti maling?"

Andrew menghela nafas dan tersenyum menatap Alexa, "Aku ingin menunjukkan mu sesuatu."

"Apa itu?" Tanya Alexa dengan antusias.

"Ayo ikut aku, tetapi aku harus mengganti baju terlebih dahulu." Jawab Andrew.

"Baiklah, ayo." Alexa menarik tangan Andrew dan berlari memasuki mansion.

----

"Astaga, ini aku? Lucu sekali, An." Teriak Alexa dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah menggemaskannya.

Andrew tersenyum melihat hal tersebut, keinginannya memang melihat Alexa tersenyum, "Happy birthday, rabbit." Ucap Andrew dengan tulus.

Hari ini memang tepat ulang tahun Alexa yang ke-7 tahun, Andrew memberikan hadiah yang sangat spesial bagi Alexa. Lukisan seorang gadis kecil yang menatap kamera sambil tersenyum di tengah bunga-bunga cantik yang mengelilingi wajah menggemaskan nya.

 Lukisan seorang gadis kecil yang menatap kamera sambil tersenyum di tengah bunga-bunga cantik yang mengelilingi wajah menggemaskan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih, An. Kau yang melukis ini? Aku tidak tahu kau bisa melukis." Tanya Alexa. Mata biru laut gadis lucu itu meneliti setiap sudut lukisan yang di berikan Andrew sebagai kado ulang tahunnya.

"Ya, aku mencobanya. Hasilnya pun tidak bagus, kau saja yang berlebihan." Ejek Andrew sambil mencubit pipi Alexa dengan gemas.

Alexa menjulurkan lidahnya, "Aku tidak peduli, menurutku ini sangat bagus. Kau hebat!" Puji Alexa. Oh astaga, respon tersebut berhasil membuat bunga-bunga di hati Andrew bermekaran.

Andrew tersentak kaget ketika Alexa berteriak dengan sangat kencang, gadis kecil itu meletakkan lukisan dan bangkit berdiri seraya meraih tangan Andrew. Kemudian mengajak tubuh Andrew berputar-putar dengan riang, kamar yang di dominasi oleh warna pink tersebut di penuhi dengan gelak tawa kedua bocah kecil itu.

Beberapa menit kemudian mereka sudah tergeletak karena kelelahan di atas karpet beludru yang terdapat di kamar Alexa, menatap langit-langit kamar yang di hiasi oleh taburan benda-benda penerang bumi pada saat malam. Alexa menatap Andrew yang berbaring di sebelahnya, "An.." Panggilnya.

"Hm?" Gumam Andrew tanpa mengalihkan pandangannya.

Alexa bangkit dari tidurnya dan menatap Andrew dengan dalam, "Kita akan selamanya seperti ini kan? Tidak akan terpisahkan dan selalu bersama kan?" Tanya Alexa.

Andrew ikut bangkit dan duduk berhadapan dengan Alexa, "Tentu saja, kita akan selalu seperti ini."

Senyum di wajah Alexa merekah dengan lebar, gadis kecil itu mengarahkan jari kelingkingnya kepada Andrew, "Promise?"

Andrew tersenyum dan menyambut jari kelingking Alexa dengan penyatuan jari kelingking mereka berdua, "Promise, rabbit." Janji Andrew dengan yakin.

Setidaknya itulah yang mereka yakini saat itu, jika mereka bersama maka semuanya akan baik-baik saja. Ya, setidaknya.

______

My Grip [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang