Beverly Hills, California. 8.00 A.M
Andrew Penthouse.
Pria tampan itu menggeliat di balik selimut yang membungkus seluruh tubuhnya, ia mengernyit ketika cahaya sinar matahari tanpa permisi masuk ke dalam indera penglihatannya.
Tangannya meraba ke kasur di sampingnya, kosong. Ia bangkit dari posisi tidurnya dengan panik.
"Alexa?" Serunya dengan suara serak khas bangun tidur.
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar, tetapi tidak mendapati gadis yang ia cari.
Andrew menyibak selimut dan beranjak turun dari kasurnya.
Ketika ia membuka pintu kamarnya, indera penciumannya menangkap bau harum yang membuat perutnya berdemo meminta untuk segera di isi.
Ia menuruni tangga yang menuju ke arah dapur, kali ini indera pendengarannya yang di sambut oleh suara indah nan lembut seorang gadis yang tengah bersenandung.
Ia tersenyum ketika melihat siluet gadis yang ia cari. Alexa sedang asik dengan masakannya, gadis itu memasak sambil bernyanyi dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan anggun.
Andrew ingat jika Alexa adalah penari balet yang sangat hebat. Ia mengingat waktu mereka kecil dulu, ia pernah mengantar Alexa mengikuti kontes balet. Ia tersenyum sendiri mengingat momen itu.
Alexa asik sendiri dengan aktifitasnya, sehingga ia tidak menyadari kehadiran Andrew.
Mata Andrew tidak pernah lepas dari Alexa, ia menatap Alexa dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia tersenyum melihat Alexa mengenakan kemeja miliknya yang tentu saja longgar di tubuhnya dan hanya menutupi setengah dari pahanya.
Alexa hendak berbalik untuk menyajikan makanan yang telah ia buat di meja pantry, namun ia berteriak karena terkejut melihat Andrew yang sedang duduk di kursi pantry sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
Untung saja makanannya tidak sampai terjatuh dan sia-sia sudah perjuangannya memasak makanan kesukaan Andrew.
"Sejak kapan kau disitu?" Tanya Alexa sambil berjalan menuju meja pantry, gadis itu mulai menyusun makanan yang ia buat sebelumnya.
Tidak mendapat jawaban dari Andrew, Alexa beralih menatap Andrew yang sedang menatapnya juga.
Alexa bergerak tidak nyaman karena di tatap seperti itu, "An, kenapa kau menatapku seperti itu?"
Andrew tersenyum, "Aku suka ketika kau memakai kemeja ku." Jawab Andrew terang-terangan.
Alexa beralih menatap tubuhnya, oh ia merutuki kebodohannya sendiri kali ini, "Mmm, aku tidak menemukan baju untuk wanita di walk in closet mu. Jadi aku memilih untuk memakai ini." Ucap Alexa polos.
Andrew terkekeh mendengar pengakuan Alexa, tetap saja Alexa tidak berubah. Ia masih menjadi gadis polos yang Andrew kenal seperti dulu.
"Ok baiklah, nanti aku akan membelikan mu baju. Agar kau tidak memakai kemeja ku tanpa izin." Seru Andrew berusaha menggoda Alexa.
"Aku minta maaf." Alexa menunduk dengan bibir mengerucut.
Andrew tertawa keras melihat ekspresi Alexa seperti itu.
Sedangkan Alexa hanya mengernyit bingung melihat Andrew tertawa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air matanya, "Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
RomanceAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...