4. Heart Strength.

14.5K 648 4
                                        

Detik berlalu menjadi menit, menit berlalu menjadi jam, jam berlalu menjadi hari. Begitupun dengan matahari yang silih berganti bertukar posisi dengan sang rembulan hanya untuk menerangi seisi bumi.

Di sebuah ruangan terbaring gadis cantik yang nampak enggan terbangun dari tidurnya, seakan ia sedang terlelap dalam mimpi yang begitu indah dan enggan untuk kembali ke dunia nyata.

Perlahan pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan seorang pria tampan yang melangkah masuk dengan penuh perhitungan seakan ia takut membangunkan sang gadis dari tidur lelapnya.

Ia melangkah menuju samping brankar sang gadis dan meletakkan bunga yang ia bawa di atas meja samping brankar, beralih menatap sang gadis yang sedang terlelap dengan damai.

Hening.

Hanya ada suara detik jam dan mesin penunjang kehidupan yang mengisi ruangan tersebut.

Perlahan, pria tampan tersebut membungkukkan tubuhnya ke arah gadis tersebut dan mencium keningnya sambil memejamkan mata.

"Kapan kau akan sadar?" Tanya pria tersebut setelah ia melepaskan kecupannya.

Lagi-lagi hanya ada keheningan yang menyahut.

"Aku sangat merindukanmu." Ucapnya lagi. Tidak ada balasan dari sang gadis, mata cantiknya enggan untuk terbuka.

Andrew menarik kursi yang ada di sampingnya, ia duduk sambil menggenggam erat tangan sang gadis. Seolah takut seakan-akan sang gadis akan menghilang begitu saja.

Andrew benar-benar merasa tersiksa melihat gadis yang selama ini di rindukannya terbaring dengan lemah, seolah-olah tidak ada kekuatan lagi untuk sang gadis sekedar membuka mata saja.

Setelah 12 tahun ia tidak mendapat kabar mengenai Alexa, justru saat ia bertemu dengan gadis itu. Keadaan Alexa sangat lemah, membuat Andrew benar-benar terpuruk.

Ia mengecup punggung tangan Alexa sekilas dan berkata, "Aku harap kau baik-baik saja." Entah berapa kali Andrew mengucapkan kata-kata seperti itu hanya sekedar untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Alexa pasti baik-baik saja dan akan tersenyum dengan hangat seperti yang selalu gadis itu tunjukkan kepadanya dulu.

----

Worcester, Massachusetts. 2.00 P.M

Grey's Mansion.

Mobil hitam mewah terparkir di depan gerbang yang menjulang tinggi, kaca mobil di turunkan menampakkan seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan di umurnya yang sudah menginjak kepala empat.

"Oh, Sir," ucap seorang penjaga yang berdiri di samping gerbang.

"Tom, aku ingin bertemu dengan Anna. Apa ia ada di dalam?" Tanya pria paruh baya tersebut seolah sudah kenal baik dengan sang penjaga.

"Ia ada di dalam, Sir. Baru saja kembali dari rumah sakit." Balas penjaga yang bernama Tom itu.

"Baiklah, bisa kau bukakan gerbangnya?"

"Tentu, Sir." Ia segera membuka gerbang tersebut.

"Terima kasih, Tom." ucap Josh.

"Tidak masalah, Sir." Balas Tom kembali tersenyum dan mengangguk hormat.

Dan pria paruh baya itu kembali melajukan mobilnya memasuki halaman mansion yang begitu luas. Mobil tersebut berhenti di depan sebuah mansion yang sangat mewah, dua orang pria tampan turun dari mobil dan melangkah menuju pintu utama.

My Grip [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang