Toronto, Canada. 4.45 P.M
Grey's Mansion.Dua belas tahun bukanlah waktu yang singkat, banyak yang terjadi bagi masing-masing kehidupan manusia. Tetapi tidak dengan rumah mewah nan besar tersebut, Mansion keluarga Grey.
Setelah dua belas tahun lamanya gadis cantik bersurai hitam kecoklatan itu tidak menginjakkan kakinya di rumahnya yang sesungguhnya, tidak ada yang berubah. Semuanya nampak pada posisinya seperti saat terakhir Alexa pergi.
Mansion megah bergaya Victoria itu nampak berdiri dengan angkuhnya di banding dengan bangunan lain di sekitarnya, terdapat taman luas di sisi kanan Mansion, juga di sudut dekat taman tersebut terdapat sebuah lapangan basket pribadi milik keluarga Grey.
Alexa tersenyum melihat setiap sudut Mansion tersebut, hatinya menghangat mengingat ia pernah mengisi setiap sudut ruangan yang ada bersama Andrew.
Mata Alexa berkaca-kaca ketika mereka masuk ke ruang tamu Mansion tersebut, hatinya terasa bahwa saat ini ia pulang kerumah setelah lama berluntang-lantung tidak jelas tanpa arah.
Gadis itu menatap lemah pada setiap bingkai foto yang mengisi ruang tamunya, terdapat fotonya pada saat ia masih bayi, fotonya bersama Andrew, dan juga fotonya bersama kedua orang tuanya.
Alexa mengerjapkan matanya ketika bahunya di rangkum dengan hangat, gadis itu menoleh dan menatap Andrew, "Ada yang ingin bertemu denganmu." Kata Andrew.
"Siapa?" Tanya Alexa sambil mengernyitkan dahinya.
Andrew membalikkan tubuh Alexa dengan lembut, Alexa tersentak kaget ketika indera penglihatannya menangkap sosok pria paruh baya yang sangat familiar baginya.
"Nona Alexa" Dan ketika suara itu mengalun, Alexa berlari menghampiri sosok tersebut, memeluk dengan erat dan menitikkan air matanya di bahu rapuh pria paruh baya tersebut.
"Pak Alfred, benarkah ini kau?" Tanya Alexa sesenggukan.
"Ya nona, ini saya. Saya tidak percaya ini, nona sudah dewasa, dan tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik." Jawab Alfred membalas pelukan Alexa.
"Aku merindukanmu, pak Alfred."
"Oh Nona, percayalah bahwa saya juga merindukanmu Nona."
Hati Alexa benar-benar terenyuh, rasa rindunya muncul dari dasar relung hati. Ia sangat menyayangi pria paruh baya yang tengah ia peluk saat ini.
Bagaimanapun juga ia pernah berbagi kasih sayang dengan pria ini, menganggap nya sebagai ayahnya sendiri. Alfred adalah pelayan di mansion ini, tugasnya adalah mengurus Padang bunga kecil milik Alexa. Pria itu yang mengajarkan Alexa untuk pertama kalinya bagaimana caranya bercocok tanam dan merawat bunga-bunganya dengan baik.
Alexa melepaskan pelukannya, gadis itu menatap pria paruh baya di hadapannya. Alfred terlihat lebih kurus dan rambutnya sudah di dominasi oleh uban, kerutan-kerutan di wajahnya juga sudah terlihat sangat jelas, "Bagaimana kabar bapak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
RomanceAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...