14. Damn Brother.

6.4K 269 1
                                    

Setelah beberapa menit mereka saling menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang mereka melalui penyatuan bibir, akhirnya dengan enggan Alexa menarik dirinya sendiri.

Ia terpaksa harus mulai mengakhiri semuanya karena Andrew tidak mungkin akan mau merusak moment mereka dan menarik tubuhnya untuk menjauh dari Alexa.

"An, aku rasa kita harus berhenti." Ucap Alexa sambil terengah-engah mengatur nafasnya yang tersengal akibat ulah brutal Andrew.

Andrew menggeram marah dan terpaksa melangkah mundur untuk menjauhkan posisinya dengan posisi Alexa, sialan menahan lagi yang harus pria itu lakukan.

"Baiklah. Bagaimana ini?"

Alexa terlihat bingung menatap Andrew yang lagi-lagi menjambak rambutnya, ada apa dengan pria itu?

Andrew mengatur nafasnya dan berkata, "Aku akan membawamu ke suatu tempat lagi," Pria itu mulai menuntun langkah Alexa sambil menggenggam tangan gadis itu dengan lembut.

"Kemana lagi kita akan pergi dan apakah kau baik-baik saja?" Gadis itu bertanya sambil menyetarakan langkah besar Andrew.

"Masih ada satu tempat yang akan kau suka dan ya aku baik-baik saja."

Mereka pun bergegas masuk kedalam mobil dan Andrew mulai menjalankan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, ia akan membawa gadisnya ke suatu tempat yang pasti Alexa sukai.

Ia berjanji bukan bahwa malam ini ia akan membuat gadis pujaannya tertawa bahagia?

------

Ontario, Canada. 5.15 P.M

Rosevelt's Mansion.

Seorang pria tampan tengah duduk di taman rumahnya, terdapat kolam renang dengan air yang sangat biru menghiasi mansion yang tampak lebih kecil namun elegan dan mewah secara bersamaan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria tampan tengah duduk di taman rumahnya, terdapat kolam renang dengan air yang sangat biru menghiasi mansion yang tampak lebih kecil namun elegan dan mewah secara bersamaan tersebut.

Matanya terus memperhatikan air kolam yang terlihat tenang di hadapannya, berbanding terbalik dengan hatinya. Entahlah, hatinya resah untuk sesuatu yang belum bisa di tentukan waktunya.

Tubuh jasmani nya memang tetap diam, tetapi pikirannya tengah melayang-layang tak karuan.

Bagaimana bisa ia menghadapi sesuatu yang ada di hadapannya nanti? Setelah tiga tahun tidak bertemu seseorang yang di puja nya, pasti rasa canggung yang menyelimuti perasaan nya saat ini.

Sean berpikir mungkin saat ini gadis yang di cintainya sudah bahagia bersama pria lain atau mungkin gadis itu sudah menikah?

My Grip [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang