Andrew Mikaelson POV.
Tertegun? Jelas.
Bahagia? Oh sungguh.
Shit, dia memancing ku untuk melakukan lebih dari ini.
Apakah pengaruh alkohol membuat ia berani melakukan ini padaku?
Dan sialnya, aku tidak dapat menolak pagutan yang Alexa berikan pada bibirku.
Tentu saja gelenyar aneh itu tak bisa ku bohongi, hasrat betapa besarnya keinginan ku membawa Alexa ke kamar dan melanjutkan aktivitas kita ke tahap yang lebih dalam.
Merasakan setiap inchi dari lekukan tubuhnya yang indah, menyatakan bahwa ia hanya milikku. Hanya milikku.
Berusaha menghilangkan pikiran biadab itu dari kepalaku. Dengan berat hati, sangat berat hati aku menarik pagutan bibirku dari bibir gadis di hadapanku yang berhasil membuat mataku menggelap karena kabut gairah.
Aku melepaskan tangan Alexa yang bertengger di leherku dan saat itu aku melihat pancaran kecewa dan tidak rela dari iris mata biru indahnya.
Demi apapun, bagaimana bisa gadis itu memasang ekspresi seperti itu? Tidak tahukah ia bahwa aku sedang berusaha melawan segala gairahku yang seakan siap meledak kapan pun juga.
"Why?" Suaranya yang sangat lembut berhasil membuyar kan pikiranku yang seolah membisikkan sesuatu yang harus ku lakukan.
Jelas sekali ini bukan Alexa, dimana ia adalah gadis yang sangat polos dan lugu.
"Kau sedang tidak sadar dan sebaiknya kita kembali ke kamar, kau harus istirahat." Tanganku terlalu gatal untuk tidak menyelipkan rambut Alexa ke belakang telinganya, gadis itu memejamkan matanya untuk meresapi sentuhan ku. Dan hal itu berhasil membuat ku mengumpat pelan.
Detik selanjutnya Alexa memekik karena terkejut saat ada lengan kekar yang melingkar di punggung dan pahanya, ya aku menggendongnya ala bridal style.
Aku menggeram sambil membawa Alexa keluar dari perpustakaan dalam gendonganku dan berkata, "Sudah cukup kau membuatku menahan semua ini dan sekarang waktunya istirahat, sayang. Aku yakin kau tidak akan mau mendengar semua perlakuan nakal mu esok pagi."
Aku mencium singkat kening gadis yang sangat ku cintai dan terus melangkahkan kaki menuju kamarku agar bisa membiarkan Alexa beristirahat.
----
Author's POV.
Setelah memastikan Alexa mulai terlelap dengan nyaman, Andrew pun bergegas menuju ruang kerjanya. Huh hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menahan semua hasrat yang menggelora dalam tubuh dan hatinya, menahan untuk tidak menerjang gadis yang di cintainya.
Bukan ia tidak mau menanggapi sentuhan Alexa yang terasa menyetrum setiap inci kulitnya, hanya saja gadis itu sedang dalam keadaan mabuk. Dan sangat tidak mungkin ia memanfaatkan kesempatan itu, pasti Alexa tidak akan mau mengenalnya lagi jika ia melakukan hal itu.
Dengan langkah gontainya Andrew menghempaskan bokongnya di salah satu sofa yang terdapat di ruang kerjanya, pria itu menghembuskan nafasnya lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
Roman d'amourAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...