Alexa Xavier POV.
Lelah! Satu kata itu yang saat ini mampu mendeskripsikan bagaimana perasaan ku. Aku tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan, pikiran ku buntu, hatiku sakit, batinku lelah.
Fakta ini sangat membuat aku terpuruk. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa fakta sebesar ini di sembunyikan dariku? Kenapa kedua orang tua ku tidak pernah berusaha memberitahukan hal ini?
Lalu seperti apa rupa kedua orang tua kandungku? Kenapa ayah kandung ku membunuh ibu kandung ku? Ada masalah apa di antara mereka?
Air mataku tidak pernah berhenti mengalir sejak tadi. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku benar-benar terlalu lelah!
Aku sangat kecewa dengan Andrew, kenapa dia menyembunyikan surat itu? Kenapa dia tidak mencoba untuk memberikan nya padaku?
Namun tidak bisa di pungkiri, aku sangat membutuhkan dekapannya saat ini. Aku membutuhkan aroma tubuhnya yang selalu berhasil menenangkan ku.
Aku takut! Sangat takut!
Beberapa menit kemudian aku merasakan seseorang mendekap ku dari belakang, memeluk tubuhku dengan begitu erat, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Aku memejamkan mataku kemudian berbalik, netra biruku menemukan netra hazel yang memerah. Apakah dia menangis?
Aku berhambur ke dalam pelukannya, oh Tuhan apa jadinya hidupku tanpa pria ini?
-----
Author's POV.
Beverly Hills, California. 7.30 P.M
Andrew Penthouse.Benar saja! Gadisnya berada disini, di dalam rumah pohon mereka.
Alexa meringkuk di tepi jendela dengan air mata yang berderai keluar dari mata biru indahnya, sesekali gadis itu mengusap lengannya yang sudah tertutup oleh mantel tipis.
Andrew merasa sesak melihat gadisnya seperti ini, ia sangat benci ketika netra biru yang sangat ia sukai itu mengeluarkan air mata kepedihan. Dan itu semua juga karena dirinya.
Pria tampan berusia 21 tahun itu melangkah ke arah Alexa, Andrew berjongkok tepat di belakang tubuh gadis itu.
Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bertubrukan.
Andrew bisa melihat pancaran lelah dari kedua manik itu, hanya bisa meringis sakit melihat gadis musim semi kesayangan nya terpuruk seperti ini.
Alexa berhambur ke dalam pelukan Andrew. Gadis itu menyerah! Menyerah di dalam pelukan hangat Andrew, menyerah untuk menumpahkan semua air matanya di dada bidang Andrew.
Andrew mengeratkan pelukannya, membelai surai hitam kecoklatan milik gadisnya. Sesekali mengecup pucuk kepala Alexa dengan lembut, ia tahu hanya ini yang bisa ia lakukan untuk saat ini.
Alexa membutuhkan sebuah pelukan untuk berteduh, sebuah pelukan untuk menghangatkan hatinya, sebuah pelukan yang ia anggap sebagai tempat favorit nya, sebuah pelukan yang mampu menegaskan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Walaupun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
----
Unknown place and unknown people.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
RomanceAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...