9. Keep Smiling, Love.

8.7K 390 0
                                    

Alexa Xavier POV.

Astaga, apakah ia ingin membuatku pingsan detik ini juga? Oh, Hades bawa aku ke neraka mu.

Aku mencoba melepaskan dekapan tangan Andrew di pinggangku dan... berhasil, aku beringsut menjauh darinya.

Aku menatapnya dengan malu-malu, "Apa yang kau lakukan, An?"

Ia menyeringai dan itu membuatku semakin tersipu malu.

"Tidak ada sayang, hanya sesuatu yang pantas di lakukan oleh sepasang kekasih." Ucapnya sambil mengerlingkan matanya.

What the hell? Sejak kapan aku menjadi kekasihnya?

"What do you mean? Aku bukan kekasihmu dan.... Tidak akan pernah!" Apa benar? Hufftt, ku rasa sebentar lagi kepala ku akan pecah.

"Oh ayolah sayang, detik ini juga kau sudah menjadi kekasihku."

"Tidak, apa-apaan kau ini, An. Aku tidak mau!"

Aku pun berlari meninggalkan nya sendirian, saat itu juga aku mendengar gelak tawanya. Astaga, bisa-bisanya dia tertawa? Lihat saja nanti.

Aku masuk ke dalam mobil Andrew dan tidak menghiraukan ia yang mencoba untuk mengajakku mengobrol, Andrew pun mulai menjalankan mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut.

"Aku lapar, ingin makan." Ucapku dengan nada ketus dan tidak menoleh ke arahnya. Biarkan saja, kali ini biar aku yang membuatnya kesal.

Setelah itu hanya ada keheningan, entahlah mengapa ia jadi ikut mendiamkan ku? Seharusnya aku yang marah bukan?

"Kau mau makan di mana?"

Akhirnya ia bersuara juga, huh.

"Terserah, aku ikut saja."

Dalam hati aku tertawa melihat wajah Andrew yang sepertinya menahan kesal hingga wajahnya terlihat merah padam.

"Baiklah, aku akan membawamu ke suatu tempat yang akan kau suka."

"Terserah kau saja, yang penting aku bisa makan, An."

"Pikiranmu hanya makanan saja ya, jangan sampai nanti aku yang akan memakan mu."

"Apa yang kau bica--," Belum sempat aku bertanya, aku di kejutkan oleh perlakuannya yang lagi-lagi membuat jantungku maraton. Astaga, ia menciumku lagi.

"Apa yang kau lakukan, An?" Tanyaku seraya memukul-mukul lengannya dengan kedua tanganku.

"Tidak ada, sayang."

Bagaimana jantungku tidak maraton, dengan tiba-tiba dan tanpa permisi nya ia lancang mencium ku lagi. Astaga An, apakah kau akan tanggung jawab jika aku mati di tempat?

"Berhenti memanggilku dengan kata sayang, aku punya nama, An."

"Baiklah baiklah aku minta maaf, sekarang sudahi dulu pertengkaran ini. Kita makan okay?" Ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya di atas tanda ia menyerah.

"Kau yang duluan memulai, bukan aku."

"Up to you, baby." Ucapnya terlalu santai, sangat santai bahkan.

Oh Tuhan, beri aku kesabaran untuk menghadapi pria dingin menyebalkan satu ini!

----

My Grip [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang