Beverly Hills, California. 9.10 A.M
Andrew Penthouse.Maria mengernyit bingung ketika melihat keadaan dapur yang sangat acak-acakan, tepung berserakan dimana-mana, topping-topping kue berserakan dimana-mana. Dan wanita paruh baya itu terperangah melihat siapa yang membuat kekacauan tersebut.
Alexa, gadis itu masih berkutat dengan adonan kuenya. Pakaian dan wajah nya sudah ikut terlumuri oleh bercak-bercak putih, rambut nya ia ikat ke atas dengan gaya messy hair.
"Nona, apa yang anda lakukan?" Tanya Maria.
Alexa menoleh dan tersenyum, oh astaga bahkan dalam keadaan acak-acakan saja gadis itu masih terlihat sangat cantik, "Hei Maria, aku sedang membuat kue ulang tahun. Aku ingin memberikan Andrew surprise, kau tahu hanya ini yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa memberikannya apa-apa. Pria itu bahkan sudah mempunyai segalanya."
Maria menggeleng, "Nona, jangan berkata seperti itu. Ini cukup untuk kau berikan kepadanya. Kalau begitu biar aku bantu." Tawar Maria.
"Terima kasih, Maria." Ucap Alexa dengan tulus.
Maria mengangguk dan mulai membantu Alexa membuat kue ulang tahun untuk Andrew, yap tepat jam 12 malam nanti usia Andrew genap 22 tahun.
Andrew memang dapat memberikan kado ulang tahun spesial untuknya, tetapi hanya ini yang mampu Alexa berikan.
Tidak mungkin ia memberikan Andrew kado berupa barang sedangkan uang Alexa saja pemberian Andrew. Lagipula pria itu sudah mempunyai segalanya.
"Nona, kemana tuan Andrew pergi? Ini sudah libur Natal, apakah ia masih mengurus pekerjaannya?" Tanya Maria.
Alexa menoleh dari kegiatannya menghias kue ulang tahun, "Entahlah, tapi tadi dia mengatakan bahwa akan bertemu dengan tangan kanannya sebentar. Kau tahu bukan? Andrew adalah pria yang workaholic, jadi seperti nya libur tidak akan membuat ia berpaling dari pekerjaannya. Lihat saja, dia masih sering bekerja di ruangan kerja pribadinya."
Maria mengangguk menyetujui perkataan Alexa, memang pria satu itu entah bagaimana bisa sangat mencintai pekerjaannya. Ada apa dengan yang namanya bekerja?
"Maria, aku ingin meminta bantuan mu. Kita harus cepat sebelum Andrew kembali." Ucap Alexa antusias dan Maria hanya tersenyum karena melihat hal itu.
----
Beverly Hills, California. 10.43 A.M
Mikaelson Company.Andrew terlonjak kaget ketika pintu ruangan di buka secara kasar, menimbulkan suara bedebum yang memekakan telinga. Darahnya naik ke ubun-ubun ketika melihat siapa orang yang melakukan hal itu.
"Ayolah, An. Kenapa kau menyuruhku ke kantor? Ini libur Natal, An. Kau sudah gila! Aku baru saja akan menghabiskan waktu bersama kekasihku." Protes Max seraya menggebrak meja kerja Andrew.
"Apa yang kau lakukan? Berhentilah mendramatisir segala sesuatu, Max! Atau kau mau aku menendang selangkangan mu itu? Duduk dan dengarkan aku baik-baik!" Tegur Andrew dengan tegas, sepertinya jiwa kepemimpinannya yang saat ini sedang mendominasi.
Max memutar bola matanya jengah, "Siap bos." Pria berusia 21 tahun itu beralih menarik kursi di hadapan Andrew, "Ada apa?"
"Aku ingin kau mencari tahu segalanya mengenai seniman itu." Perintah Andrew dengan raut wajah datar.
Max mengernyit, "Seniman? Yang mana? Banyak seniman di dunia ini, An."
Andrew menatap Max dengan tajam, kenapa sahabat sekaligus tangan kanannya ini terkadang seperti tidak mempunyai otak? Seharusnya Max mengerti dengan perangai Andrew yang tidak mau menjelaskan banyak hal, arogan memang!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grip [End]
RomanceAndrew berlutut tepat di belakang tubuh Alexa. Memeluk dengan erat, mencoba untuk menghantarkan seribu makna melalui sentuhannya. Alexa tidak berkutik, gadis itu membalikkan tubuhnya dan mata mereka bersirobok. Andrew bisa melihat pancaran lelah dar...