Langit korea mulai menjingga, matahari sudah berada d barat dan siap untuk tenggelam dibalik lautan luas. Sepulangnya dari sekolah Naeun segera ke kantor Jennie. Naeun sedang menunggu mommynya yang masih saja bergulat dengan pekerjaannya.
Kacamata baca masih bertengger manis di hidungnya. Tatapannya tetap fokus pada tumpukan kertas di mejanya. Tangannya sibuk membolak-balik kertas-kertas tersebut. Naeun mulai tak sabar, gadis itu bergerak gelisah namun mommynya sama sekali tak terganggu dengan itu.
"mommy, apa masih lama?"tanyanya.
"sebentar lagi sayang"jawab Jennie tanpa melihat anaknya.
"mommy ayolah nanti daddy menunggu kita terlalu lama"ajaknya.
Kaki kecil yang menggantung di sofa telah berayun sejak tadi mengikuti sang empunya kaki yang merasa gelisah.
Tak tega dengan anaknya yang terus memohon, akhirnya ia memilih menyudahi pekerjaannya. Ia lirik sebentar jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
"kajja, sepertinya kau sudah tak sabar ingin bertemu daddy jelekmu itu"ajak Jennie mulai memasukkan barang-barangnya kedalam tasnya.
"daddyku tampan dan cantik mommy"bela Naeun.
"nee, baiklah"balas Jennie tak ingin memperpanjang.
Jennie menggandeng tangan kecil putrinya menyusuri kantornya. Lalu menunggu supirnya menjemput di lobi kantor.
Selama perjalanan Naeun tampak sangat antusias, tak hentinya ia tersenyum. "mommy kita akan makan malam di rumah atau di luar?"tanya Naeun.
"kau ingin makan dimana sayang?" tanya Jennie balik.
"dimana saja, asal kita bertiga. Tapi kalau boleh untuk malam ini kita makan diluar"jawab Naeun.
Jennie mengacak pelan rambut putrinya, tentu saja membuat Naeun memajukan bibirnya karena kesal. "mommy merusak poniku" gerutunya.
See? seperti Lalisa. Poni adalah hal berharga bagi keduanya. Jennie kembali membenahi poni anaknya.
Jennie dan Naeun telah tiba di bandara. Dan ternyata mereka harus menunggu kembali karena pesawat yang di tumpangi oleh Lisa dan timnya belum mendarat di Korea. Gadis kecil itu hanya menunduk sambil memainkan ujung sepatunya beradu pada lantai bandara. Ia bosan menunggu tetapi ia juga tak sabar bertemu daddynya.
"mommy apa pesawat daddy sudah mendarat?"tanyanya.
"mommy rasa belum sayang"jawab Jennie.
Si kecil kembali mengerucutkan bibir mungilnya, lagi dan lagi menelan kekecewaan. Kembali ia bermain dengan sepatunya. Tetap menunggu kehadiran daddy yang sudah sangat ia rindukan.
"Naeunaa, itu daddy"ujar Jennie.
Mendengar itu, ia segera mendongakkan kepalanya. Senyuman tercetak jelas di wajah kecil itu saat melihat daddynya berjalan menuju padanya dengan senyum merekah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.