Jennie POV
Pagi ini aku terbangun dengan Lisa yang berada di depanku, memeluk pinggangku erat seolah takut aku pergi saat ia terpejam. Kuamati garis wajahnya yang tegas, namun entah mengapa ia terlihat seperti bayi saat tidur begini.
Jemari tanganku berkelana menyusuri wajah cantik nan tampan yang dimilikinya. Membelainya dengan lembut agar ia merasakan kasih yang kupunya.
Pengakuan Lisa beberapa hari yang lalu sedikit mengusik pikiranku. Ku hentikan belaianku dan kembali menatap wajahnya yang tenang. "Aku marah padamu, aku kecewa dengan pengakuanmu. Tapi kenapa tak sedikitpun aku membencimu Lili, bahkan rasa cintaku tak berkurang sedikitpun"ujarku.
Terus kuamati wajah wanita yang ku cintai ini. Wanita yang mampu membuat hidupku terasa jungkir balik. Sampai saat ini aku tak menyangka kami telah melalui proses yang sangat panjang.
"Itu karena cinta kita terlalu kuat" ujarnya dengan suara serak.
Dahiku mengernyit. Apa dia sedang bermimpi? Karena ia mengatakannya dengan mata yang terpejam rapat. Namun perlahan mata hazel yang ku suka terbuka, langsung menyorot mataku dalam. Aku memaku menatapnya, mata yang selalu membuatku terhanyut dalam buaiannya.
"Maafkan aku"lagi, hanya kata itu yang terucap dari bibir tebal Lisa.
Aku hanya diam tak tau harus melakukan apa saat ini. Hatiku kecewa, tak dapat kupungkiri. Aku tak menyukai Lisa mengatakan akan menikahi wanita lain apalagi untuk alasan membantu, sangat tak masuk akal.
"Kau berencana menikahinya, kau mencintainya"entah itu sebuah pertanyaan atau sebuah pernyataan aku sendiri tak tau.
"Aku hanya membantunya"jawab Lisa seperti sebelumnya.
Aku tak habis pikir dengan jawaban ini. Apa tak ada lagi cara lain yang bisa di lakukan untuk membantu seseorang. Haruskah menikahinya? Apa ia tak memikirkan perasaanku saat menyetujui ide gila itu.
"Aku tak mengerti apa yang kau pikirkan dengan kepalamu itu"ujarku ketus.
Tangan Lisa terangkat, terasa membelai wajahku dengan lembut dan hati-hati. "Niatku hanya membantu, tapi ini sudah terlalu jauh"ujarnya lemah.
Aku melihat sorot mata bersalah dari manik hazel itu. "J"panggilnya pelan dan sedikit bergetar.
Apa Lisa menahan tangisnya? Tapi suaranya terdengar seperti ia akan menangis. "Tolong percaya padaku" ujarnya, air bening itu lolos dari matanya. Ya tuhan, ada apa dengan Lisa. Aku seakan melihat ia sedang menanggung beban yang cukup berat.
"Kalau ku katakan aku tak lagi bisa mempercayaimu?"tanyaku.
Lisa tersenyum dipaksakan karena terlihat jelas dimataku, senyuman itu tak sampai ke matanya. Helaan napasnya juga terdengar berat.
"Tak ada yang bisa ku lakukan. Karena aku sadar, aku sendiri yang sudah menghancurkan kepercayaanmu"jawabnya lemah.
Kami terdiam cukup lama, hanya saling menatap tanpa mampu berkata.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku mencoba kembali mengorek sedikit informasi.
"Seperti yang ku bilang sebelumnya" ujarnya disertai senyuman tipis.
Bohong, Lisa berbohong. Aku sangat mengenal Lisaku. Dari menatap matanya saja aku bisa tau disaat Lisa berkata jujur dan berkata bohong. Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan di belakangku Lili? Ini seperti tanda tanya besar yang belum mampu ku pecahkan.
"Kau masih marah padaku?"tanyanya tiba-tiba.
"Tentu"jawabku singkat.
"J, apa mungkin suatu saat nanti kau akan memaafkanku?"tanyanya penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.