Pemotretan tengah berlangsung, Lisa sibuk memperhatikan layar datar dihadapannya yang menampilkan potret seorang wanita dengan berbagai macam pose yang menawan.
Matanya menajam bak elang mengamati mangsanya. Pekerjaan adalah segalanya bagi Lisa hingga hal sekecil apapun akan sangat ia perhatikan. Lisa ingin setiap pekerjaan menghasilkan karya yang sempurna.
Helaan napas Lisa terdengar berat setelah menyelesaikan pekerjaannya hari ini, sandaran punggungnya di kursinya terasa meluruskan segala tubuhnya yang terasa pegal. Lisa memejamkan matanya sejenak, lelah menghampiri tubuhnya.
"Lisayaaa"sapa seseorang hampir seperti teriakan.
Lisa membuka matanya dan mencari arah suara, ia menemukan seorang wanita yang tadi menjadi modelnya. Orang yang sangat dikenalnya namun lama tak bertemu.
"Unnieee"Lisa berdiri dan menyambut seseorang yang berlari kearahnya.
Pelukan hangat saling mereka berikan pada satu sama lainnya. Kecupan singkat di pipi Lisa membuat semburat kemerahan muncul di kedua pipinya.
"Daebak, setelah sekian lama dan kita bertemunya karena pekerjaan ini" ujarnya riang. Lisa hanya tertawa pelan.
"Kau kemana saja, huh?"tanyanya.
"Sunmi unnie aku tak kemana pun, buktinya sekarang kita bertemu" jawab Lisa.
Sunmi tersenyum kecil, sudah lama rasanya ia tak bertemu dengan wanita poni ini. Biasanya mereka sering berjumpa dan saling sapa saat tengah mempersiapkan diri di backstage.
"Aku merindukanmu"ujar Sunmi kembali memeluk Lisa.
"Nee, aku pun"jawab Lisa terkikik geli.
Tangan dengan jemari panjang itu menepuk pelan punggung Sunmi yang sedang memeluknya.
"Lunch?"tanya Sunmi tetap memeluk Lisa.
Hanya kebisuaan yang menjawab pertanyaannya hingga Sunmi melepaskan pelukannya dan menegakkan tubuhnya untuk menatap Lisa. "Yakk"sentaknya saat Lisa hanya diam tampak berpikir, sengaja untuk menggoda Sunmi.
Lisa tertawa terbahak melihat wajah kesal Sunmi. "Tentu-tentu, aku hanya bercanda. Kajja"ajaknya merangkul pundak Sunmi, membawanya menuju mobilnya.
***
Sudah 30 menit Jennie hanya mondar-mandir di ruangannya sambil menggigit kecil ujung kukunya. Sejak tadi ia menghubungi Lisa dan tak ada jawaban sama sekali, begitu pun dengan sekretaris Lisa. Entah apa yang tengah mereka kerjakan.
Waktu sudah menunjukkan tengah hari, seharusnya Naeun sudah pulang sekolah atau mungkin sudah duduk manis di dalam ruangannya. Jennie gelisah, bagaimana nasib putrinya di sekolah menunggu daddynya menjemput.
Pagi tadi Lisa mengatakan ia yang akan menjemput Naeun, sebab supir pribadi mereka izin untuk keperluan keluarganya. Tapi bagaimana ini, sampai detik ini Lisa tak dapat di hubungi.
Tak ingin mengambil resiko, Jennie keluar dari ruangannya setelah meminta sekretarisnya mencarikan taxi untuknya. Selama diperjalanan raut wajahnya tak pernah berubah, gelisah, cemas, khawatir menjadi satu. Bagaimana jika terjadi apa-apa pada putri kecilnya.
Setibanya di sekolah Naeun, dari kejauhan Jennie lihat putrinya itu duduk dengan berayun kaki di kursi tempat biasanya siswa menunggu jemputan. Gadis itu seorang diri, menatap pada kakinya yang sejak tadi bergerak maju-mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.