Lisa duduk termenung di luar ruang rawat Jennie menghadap pada pintu kamar. Sesudah pemindahan Jennie ke ruang rawat, Lisa lebih memilih keluar meninggalkan Jisoo, Rose dan Naeun di dalam sana untuk menemani Jennie yang belum sadar dari pingsannya, juga jagoannya yang masih terlelap.
Lisa harus memikirkan kembali kelanjutan hidupnya, mengakhiri semua masalah yang ia ciptakan. Dan dengan semua yang sudah terjadi, ia membulatkan tekadnya. Diraihnya ponsel yang sejak tadi berada di kantung celananya. Membukanya sebentar lalu menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.
"Halo,,, Petra"sapanya begitu panggilan terjawab.
"Hei,, ada apa? Ada sesuatu yang penting?"tanyanya.
"Ya"jawab Lisa, ia mengambil napas dalam dan menghembuskannya dengan kasar.
"Tentang apa yang kita bicarakan kemarin"lanjutnya.
Petra masih diam, menunggu kalimat selanjutnya yang akan Lisa sampaikan padanya. "Ku rasa, aku harus melepaskannya"ujarnya.
"Maksudmu?"tanyanya terkejut.
Padahal kemarin Lisa tampak bersemangat membicarakan hal ini. Dan tiba-tiba saja ia ingin melepaskan kesempatan emas ini. Tentu, hal ini menjadi tanda tanya besar bagi Petra.
"Apa ada hal yang tak kau setujui dari perjanjian kita?"tanyanya.
Lisa menggelengkan kepalanya walaupun ia tau Petra tak melihatnya. "Bukan. Ini masalah internal. Tentang aku dan keluargaku"jawab Lisa.
"Why? Mereka tak mengizinkanmu?" tanyanya lagi.
"Petra,, aku tak bisa menjelaskannya. Namun yang pasti,, aku akan lebih memilih keluargaku dibanding pekerjaan itu"jawab Lisa dengan yakin.
"Bukan maksudku untuk membuatmu memilih diantara keduanya. Tapi ini kesempatan emas, Lisa. Kesempatan seperti ini tak akan datang dua kali" ujarnya masih mencoba mempertahankan keputusan Lisa sebelumnya.
Lisa tertunduk lesu mendengar ucapan Petra barusan. "Kau benar,, kesempatan tak akan datang dua kali. Untuk itu aku tak akan menyia-nyiakannya"ujar Lisa.
"Pilihanmu tepat sekali"balasnya.
"Tentu. Karena keluarga akan tetap menjadi prioritas utamaku"jawab Lisa.
"Tunggu, maksudnya kau tetap menolak penawaranku?"tanyanya tak percaya.
"Ya, maafkan aku"jawab Lisa.
"Baiklah jika itu keputusanmu. Aku tak bisa memaksa"balas Petra.
Lisa kembali berdiam diri setelah panggilan teleponnya dengan Petra terputus. Ia tak menyesal, sungguh,,, ia tak menyesal telah melepaskan kesempatan itu. Peluang besar untuk menaikkan karirnya.
Karir bagus yang ia miliki akan terasa tak berarti disaat seperti ini, Jennie dan Naeun membencinya. Apa ada hal yang lebih menyakitkan lainnya selain ini? Bahkan sejak tadi Naeun sama sekali tak ingin disentuh olehnya, melihatnya saja pun sudah tak sudi.
Pintu ruangan Jennie terbuka, Lisa mendongakkan kepalanya dan menemui ketiganya keluar dari sana. Naeun segera menggenggam tangan Rose sesaat setelah manik matanya beradu pandang dengan Lisa. Rose yang menyadari suasana tak baik itu membawa Naeun pergi lebih dulu.
Jisoo menatap sendu pada adik bungsunya itu, duduk disebelahnya dengan wajah tertunduk. "Aku sedang mencoba mengerti dirimu"ujarnya pelan.
"Tidak, aku yang bodoh membiarkan Jennie sendirian disaat kondisinya seperti itu"jawab Lisa cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.