Hari ini Lisa tampak tak seperti biasanya, Lisa yang hangat kini berubah dingin. Bahkan ia tak ingin bersusah payah untuk menyapa anak juga istrinya yang sejak tadi sudah menunggunya di meja makan.
Wanita berambut pendek itu langsung duduk dan melahap makanannya seolah tak ada seorang pun di hadapannya.
"Daddy, ayo kita jalan-jalan. Hari ini aku mendapatkan libur dari sekolahku"ajak Naeun.
Hening. Tak ada tanggapan dari Lisa, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Jennie hanya menatapi keduanya menunggu apa yang akan Lalisa katakan.
Namun tampaknya wanita itu sama sekali tak ada niatan untuk menjawab. "Lili, putrimu mengajakmu bicara"ujar Jennie.
Ia juga bingung apa yang terjadi pada Lisa pagi ini, padahal semalam rasanya mereka baik-baik saja. Bahkan Lisa terlihat bahagia menikmati malam berdua dengannya. Lalu pagi ini Lisa bangun seolah telah menjadi sosok yang lain.
"Lalisa"tegur Jennie.
Lisa meletakkan sendok dan garpu dari tangannya. Meneguk habis susu coklat buatan istrinya lalu mengambil serbet yang Jennie siapkan di samping piring makannya, mengelap mulutnya pelan. "Aku selesai"ujarnya lalu berdiri dari kursinya.
"Daddy tunggu"tahan Naeun dengan kedua tangan kecilnya memegangi ujung kemeja Lisa.
Lisa menghentikan langkahnya namun tidak dengan mengeluarkan suaranya. Daddy Naeun itu tetap dalam kebisuannya.
"Ada apa? Kenapa daddy diam saja?" tanya Naeun bingung.
Jennie hanya memperhatikan keduanya, membiarkan keduanya menyelesaikan apa yang terjadi. Walau baik Naeun maupun Jennie tak mengerti dengan apa yang terjadi pada seorang Lalisa Manoban hingga pagi ini wanita itu menjadi seperti ini.
Naeun yang kesal karena tak mendapatkan jawaban dari daddynya pun segera membawa lengan daddynya menuju ruang tengah. Didudukkannya Lisa secara paksa di ruang tengah.
"Ada apa? Daddy harus bekerja" ujarnya.
Naeun segera mendudukkan dirinya di sofa yang sama dengan Lisa, menarik sedikit tubuh besar Lisa agar mereka saling berhadapan.
"Aku yang seharusnya bertanya ada apa. Dan aku tak akan mengizinkan daddy pergi jika daddy tak mengatakannya"ujar Naeun melipat kedua tangan kecilnya di dada.
"Sudahlah daddy sedang marah padamu, jadi jangan mengajak daddy bicara"ujar Lisa tapi kali ini suaranya terdengar seperti dua anak kecil yang tengah bertengkar karena berebut mainan.
"Wae? Apa yang sudah ku lakukan?" tanya Naeun dengan wajah berpikirnya.
"Kau---Lisa mendesis sesaat-- kau membuat daddy kesal, sangat kesal" ujarnya turut melipat kedua tangannya di dada seperti apa yang Naeun lakukan.
"Aisshh kenapa daddy seperti anak kecil begini"gumamnya pelan seraya menggaruk pelan kepalanya.
"Daddy mendengarnya Naeunaa"ujar Lisa dengan tatapan tajamnya.
Naeun tersenyum kikuk, perasaan ia berbicara sangat pelan bahkan tanpa suara. Tapi mengapa masih terdengar di telinga daddynya.
"Baiklah-baiklah jadi katakan padaku ada apa?"tanya Naeun serius.
"Itu karena kau merusak hari daddy dan mommy. Harusnya kemarin kami hanya berduaan, melakukan hal-hal yang romantis, menghabiskan waktu bersama tanpa ada pengganggu sepertimu"tunjuk Lisa pada putrinya.
Naeun tampak tak terima saat Lisa mengatakannya seorang pengganggu. Gadis kecil itu berdiri di sofa, menatap tajam tepat pada mata hazel daddynya.
"Ya daddy, siapa yang daddy sebut pengganggu. Aku memiliki hak atas mommy karena dia mommyku"ujar Naeun dengan gaya angkuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.