50

12.4K 1.1K 60
                                    

Sejak hari dimana Jennie dan Lisa membicarakan perihal kehadiran Lisa di kantornya, Lisa pun memilih mengalah. Mulai kembali datang ke kantor dan  melakukan pekerjaannya seperti biasa. Hanya saja polanya sedikit berubah.

Setiap makan siang Lisa akan pulang ke rumahnya, mengecek keadaan anak-anak juga istrinya dan terkadang juga bermain sejenak dengan buah hatinya. Tak hanya disitu, dalam waktu satu jam sekali Lisa bisa melakukan panggilan video berkali-kali pada Jennie. Alasannya ia ingin memastikan bahwa keempatnya dalam keadaan baik.

Apa yang dulu sempat terjadi pada Jennie dan twins tampaknya menimbulkan trauma pada dirinya. Perasaannya menjadi tak nyaman saat jauh dari keluarga kecilnya. Itulah sebabnya ia selalu saja mengganggu Jennie dengan ponselnya.

"Lili,, apa kau tak memiliki pekerjaan? Kau terus saja menghubungiku"ujar Jennie yang jengah karena terus saja di teror Lisa dengan video call.

Lisa tak menjawab, hanya terus menatap istrinya lamat. Tak dapat ia pungkiri, ia merindukan keluarga kecilnya walau baru berpisah satu jam yang lalu.

"Lili"tegur Jennie.

"Tidak. Aku akan pulang sebentar lagi"jawab Lisa.

"Baru satu jam yang lalu kau pulang untuk makan siang"ujar Jennie menggembungkan kedua pipinya kesal.

Lisa terkekeh pelan melihat betapa menggemaskannya istrinya itu. Tanpa Jennie tau, Lisa selalu mengusap pipi Jennie dengan ibu jarinya melalui layar ponselnya.

"Dimana anak-anak?"tanya Lisa yang juga sudah merindukan ketiga buah hatinya.

Jennie menoleh ke belakang tubuhnya. Lalu menempelkan jari telunjuknya di bibir mungilnya. "Anak-anak baru saja tertidur setelah bermain denganmu tadi"jawabnya.

"Baiklah, kalau begitu kau juga harus beristirahat"ujar Lisa.

"Tapi aku tidak mengantuk"bantah Jennie.

"Jangan begitu, sayang. Saat anak-anak sedang tidur cobalah untuk tidur juga. Kau juga membutuhkan istirahat, jangan sampai kau kelelahan. Aku mencintaimu"ujar Lisa.

"Nee, akan ku coba. Aku juga mencintaimu"balas Jennie.

Lisa memutuskan panggilan video call-nya. Meletakkan ponselnya dan kembali meraih laptopnya yang sudah terpampang hasil foto para modelnya. Hari ini ia harus memilih foto mana yang harus di kirim pada klien.

Satu jam berlalu, ia pun telah menyelesaikan pekerjaannya. Kembali menggenggam ponselnya dan mencari nama istrinya kembali. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Jennie namun tak mendapatkan jawaban dari wanita itu.

"Lisa"panggil seseorang.

Lisa segera menoleh pada sumber suara. Alangkah terkejutnya ia saat melihat si pemanggil namanya. Setelah meletakkan ponselnya di saku blazernya, ia segera berdiri dan menghampiri orang tersebut, memeluknya erat.

"Daddy,, kapan daddy datang?" tanyanya tanpa melepaskan pelukannya. Terlalu nyaman dalam dekapan sang lelaki paruh baya.

"Baru saja. Begitu mendarat mommymu langsung meminta ke rumahmu. Ia begitu tak sabar menemui ketiga cucunya"jawab daddy Lisa.

Lisa melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberut di hadapan sang daddy. "Hanya cucunya saja? Mommy tak merindukan putrinya ini"desisnya.

Tawa daddynya pun tak mampu di cegah melihat Lisa cemburu pada anak-anaknya. Ia mengacak pelan rambut anaknya hingga sedikit berantakan.

"Kau cemburu pada anak-anakmu?" godanya.

"Tentu"jawab Lisa tanpa rasa bersalahnya yang kembali mengundang tawa daddynya.

For You Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang