"Lili".
Lisa mendengar sebuah suara yang begitu lembut menyapa pendengarannya. Tubuhnya juga terasa sedikit terguncang, tapi saat ini rasa kantuk masih menguasai setengah dari dirinya.
"Lili bangun"sekali lagi suara itu kembali menyerukan namanya. Tentu ia tau siapa pemilik suara merdu nan syahdu ini.
Terpaksa Lisa membuka kedua matanya perlahan walaupun cukup sulit. Bayangkan saja, mungkin ia baru saja terlelap beberapa jam yang lalu karena menemani Jennie merawat Gunhoo. Jagoan kecilnya itu menangis di tengah malam karena baung air kecil ditambah ia yang kehauasan. Lalu Lisa menegakkan tubuhnya.
"Ya sayang?"tanya Lisa mengucek pelan kedua matanya yang masih ingin menutup.
"Aku ingin bertemu putri kita"cicit Jennie.
Lisa menghela napasnya, rasa kantuk yang tadi menyerang seketika lenyap. Ini adalah perdebatan selanjutnya diantara mereka. Sebelumnya Lisa sudah mengatakan pada Jennie untuk berbagi peran.
Jennie memulihkan dirinya sendiri juga mengurus Gunhoo, sedangkan Lisa akan memastikan keadaan baby girl baik-baik saja.
Namun tampaknya ibu dari ketiga anaknya ini semakin keras kepala. Terlebih dengan kondisi Jennie yang belum terlalu pulih membuat Lisa semakin khawatir.
Lisa mengambil tempat di sisi brankar, mengulurkan tangannya untuk membelai wajah Jennie dengan sangat lembut. "Aku bukannya melarangmu bertemu putri kita, kau tau itu. Aku hanya ingin kau pulih lebih dulu"ujarnya sambil terus membelai wajah Jennie dengan ibu jarinya.
Jennie menundukkan kepalanya dalam. Walaupun Lisa mengatakannya dengan lembut dan pelan, entah mengapa Jennie merasa takut. "Aku merindukannya" gumamnya yang masih dapat Lisa dengar.
Segera Lisa membawa Jennie kedalam pelukannya, membelai kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. Ia cukup mengerti dengan apa yang Jennie rasakan saat ini. Tentu berat mengetahui putrinya tengah berjuang hidup disana.
"Sayang,, aku tau saat ini kondisi Gunhoo baik-baik saja, bahkan jauh lebih beruntung di banding putri kita. Tapi kumohon, jangan menganggap putri kita yang paling membutuhkanmu. Gunhoo juga sangat membutuhkanmu. Bahkan Naeun yang sudah mampu mengurus dirinya sendiri pun masih sangat membutuhkanmu, perhatianmu"ujar Lisa.
"Aku tau"jawab Jennie mulai terisak.
Lisa tersenyum tipis, melepaskan pelukan mereka. Tangannya mulai turun, menggenggam erat kedua tangan Jennie. Menatap mata kucing istrinya dengan sorot mata yang menenangkan.
"Tolong percaya padaku saat ini, ia akan segera pulih dan berkumpul bersama kita"ujar Lisa berharap Jennie kembali mempercayai dirinya.
"Akan ku pastikan, kau akan menjadi orang pertama yang menggendongnya setelah ia sembuh nanti"ujar Lisa.
Tatapan Jennie tak beralih dari kedua manik hazel milik Lisa. Dipandanginya beberapa saat kedua mata indah itu, sampai akhirnya ia mengangguk pelan. Menerbitkan senyuman Lisa.
"Gunhoo sudah mandi?"tanya Lisa melihat putranya yang sesekali menggeliat dari tidurnya.
Jennie menggeleng, bahkan putranya itu belum sempat ia beri asi pagi ini. "Boleh aku yang memandikannya? Atau suster saja?"tanya Lisa lebih dulu.
Ia memilih meminta izin istrinya dulu sebelum bertindak jauh untuk anak-anaknya. Terlebih Jennie yang masih sangat sensitif soal kepercayaan pada Lisa.
"Kau saja"jawab Jennie membuat senyuman Lisa semakin tercetak jelas.
"Sebentar, aku akan memandikannya dulu. Ia harus selalu tampan dan wangi"ujar Lisa beranjak untuk mengambil Gunhoo di box bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.