Lisa terbangun dari tidur lelapnya saat merasakan tubuhnya berayun tanpa arah. Dengan mata yang masih menyipit ia mencoba membuka kedua matanya susah payah.
"Lili bangun"ujar suara nyaring seorang wanita.
Tak hanya suara bahkan kali ini ia memberikan pukulan-pukulan ringan di dada Lisa.
"Ehmm, kenapa? Aku masih mengantuk"ujarnya, suaranya terdengar serak. Bahkan bola matanya hanya terlihat sedikit.
"Lili bangun. Aku ingin makan patbingsoo"ujar Jennie dengan aegyo-nya.
Dalam bayangannya ia sedang memakan patbingsoo, es serut khas Korea Selatan itu. Es serut kacang merah dengan berbagai macam toping yang menghiasi, pasti akan sangat memuaskan nafsu dahaganya.
"Mwo?"pekik Lisa.
Akhirnya kedua bola matanya dapat terlihat dengan jelas karena ia yang segera melebarkan matanya. Dipandanginya sekeliling kamar. Bahkan gorden kamarnya masih terlihat gelap dari dalam. Kembali ia mencari jam, '1.15'. Lisa menghela napasnya dalam.
"J, yang benar saja. Patbingsoo di tengah malam begini?"tanyanya tak percaya akan apa yang diinginkan istrinya.
"Ada apa dengan permintaanku? Ayolah Lili, ini keinginan twins" pintanya kembali hampir seperti rengekan.
Kalah telak. Jika sudah membawa twins rasanya Lisa sudah tak mampu lagi untuk membantah. Selalu saja Jennie menggunakan nama 'twins' disetiap permintaannya.
"Baiklah. Tapi dimana aku membelinya di tengah malam seperti ini?"tanyanya lirih mengingat waktu yang masih dini hari.
Jennie mengedikkan bahunya acuh. "Mana aku tau. Ayolah Lili, berusaha sedikit demi anak-anakmu"ujar Jennie seraya mengusap perutnya yang membuncit.
Kembali helaan napas Lisa terdengar. Tak ada jalan lain selain mengangguk dan pergi daripada ia harus melihat Jennie menangis sesegukkan karena permintaannya tak ia turuti.
Tanpa mengganti piyama tidurnya, Lisa beranjak dari ranjang. Mengambil kunci mobilnya dan kembali ke ranjang tempat dimana Jennie duduk menatapnya.
"Aku pergi"ujar Lisa membelai kepala Jennie.
"Jangan terlalu lama"ujar Jennie.
Lisa hanya mengangguk, lalu meninggalkan Jennie di kamarnya. Dengan langkah pelan Lisa berjalan turun menyusuri setiap anak tangga.
"Daddy"panggil Naeun begitu melihat Lisa berada di lantai 1 rumah mereka.
"Kau belum tidur?"tanya Lisa mendekat ke meja makan tempat dimana Naeun berada.
"Tadinya sudah tapi aku haus"jawab Naeun.
Lisa menarik kursi tepat di hadapan Naeun. Mendudukkan tubuhnya dengan lesu disana.
"Ada apa dengan wajah daddy?"tanya Naeun bingung melihat wajah kusut daddynya yang biasanya terlihat berkharisma.
Lisa menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. "Twins minta di belikan patbingsoo"jawab Lisa.
"Twins? Jinjja twins? Mereka bisa bicara? Bagaimana suaranya? Sepertiku? Seperti daddy? Atau seperti mommy?"tanya gadis kecil itu terdengar antusias.
Lagi-lagi Lisa menghela kasar napasnya. "Mommymu Naeunaa, mereka memintanya lewat mommy" ujar Lisa mulai kesal.
"Ohh, jadi twins bilangnya ke mommy"ujarnya dengan mulut kecilnya yang membulat sempurna.
"Akan aku tanyakan mommy nanti, apa yang twins katakan. Kenapa mereka tak bilang saja padaku, kan aku kakaknya"ujarnya dengan polosnya.
Lisa sudah tak mampu lagi berkata, ia hanya memijat pelan pelipisnya yang terasa sakit menghadapi Jennie dan anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
AcakSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.