"Sudah mandi?"tanya Jennie yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang sembari memainkan ponselnya.
"Sudah"jawab Lisa mengusap kepalanya dengan handuk kecil.
Jennie meletakkan ponselnya di atas nakas, menurunkan kakinya ke lantai, lalu mendekati Lisa yang berdiri tak jauh darinya. Mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Lisa. Menghirup dalam aroma khas seorang Lalisa.
"Wanginya, wangi kamu. Aku suka" ujarnya dengan senyum sumringah.
"Kamu lupa ya? Tadi itu wangi parfum kamu, yang biasa kamu pakai malah"beritahu Lisa.
Wajah bahagia yang tadi tampak kini berubah masam, tertekuk dan cemberut. "Bohong!! Aku tak pernah beli parfum dengan bau seperti bau busuk seperti itu"bantahnya.
"J, hari ini aku hanya bertemu dengan dua wanita. Kau dan Hana. Dan kau pasti ingat, sejak pagi kau terus saja memelukku. Sudah pasti parfume mu menempel padaku"ujar Lisa mencoba mengingatkan Jennie akan apa yang terjadi seharian ini.
"Aku tak memiliki parfum seperti itu Lisa. Awas saja kalau kau berani bertemu dengan selingkuhanmu itu. Aku akan mencincang kalian berdua"ancam Jennie mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Lisa.
Lagi-lagi Lisa menghembuskan napas lelahnya. Di genggamnya jari Jennie dan diturunkannya perlahan.
"Iya sayang, aku mengerti. Maaf" ujarnya mengalah.
Ia tak akan menang melawan argumen Jennie. Dan dari pada terjadi perang dunia, mengalah adalah pilihan yang paling baik.
"Ayo tidur"ajak Jennie yang sudah lebih dulu berjalan ke arah ranjang. Membaluti tubuh kecilnya dengan selimut.
Lisa yang sudah meletakkan handuknya, turut mengikuti jejak Jennie. Membawa tangannya untuk memeluk sang pujaan hati. Namun hanya sejenak rasa bahagia yang menghinggap, karena detik selanjutnya Jennie menepis kasar tangannya.
"Panas, jangan peluk"titahnya tanpa menoleh sedikitpun pada Lisa.
Pandangan Lisa langsung mengarah pada AC di kamarnya. Panas? Bahkan dapat membuatnya mengigil kedinginan.
"Tapi aku kedinginan, J. Dan aku butuh kehangatan"rengek Lisa.
"Diamlah aku ingin tidur. Dan jangan menyentuhku"titah Jennie dengan tegas, memutar tubuhnya memunggungi Lisa.
"Haruskah aku mencari kehangatan lain"gumamnya.
Namun sayangnya telinga Jennie dapat menangkap suara tersebut. Di tendangnya sedikit kaki Lisa yang berada di belakangnya, tanpa membalikkan tubuhnya.
"Cari saja. Tapi setelah itu jangan berharap dapat bertemu anak-anakmu lagi"kembali ancaman terlontar dari bibir Jennie.
"Maksudku Naeun, J. Dia pasti dengan senang hati memelukku, menyalurkan kehangatan"kilah Lisa.
"Diam. Suaramu sangat mengganggu" ujar Jennie.
Dengan kesabarannya Lisa mengusap pelan dadanya. Mencoba menanamkan dalam pikirannya untuk lebih bersabar menghadapi ibu hamil ini.
Dirasa tak mampu memejamkan matanya, Lisa beranjak pelan. Melangkahkan kakinya keluar kamar. Memilih menonton televisi untuk membuat matanya lelah. Ternyata disana ada gadis kecilnya yang tengah menonton kucing dan tikus yang terus saja bertengkar dengan fokus.
"Kenapa belum tidur?"tanya Lisa mengusap pelan kepala putrinya lalu duduk disebelahnya.
"Aku tak bisa tidur daddy"jawabnya, matanya masih fokus pada tontonannya.
"Tom and Jerry?"ujar Lisa hampir seperti pertanyaan.
"Tidak ada yang salah bukan"ujar Naeun.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.