Jennie terbangun dengan tubuhnya yang membungkus selimut dengan sempurna. Tak di temuinya lagi Lisa yang terbaring di sebelahnya seperti semalam. Lantas ia mendudukkan tubuhnya dengan wajah murung.
"Setelah bercinta dan kau meninggalkanku begitu saja" gumamnya.
Dilihatnya sekeliling kamar, berharap ada Lisa di kamar mandi atau di walk in closet tapi nihil. Tak ada terdengar bunyi gemericik air maupun tanda-tanda adanya Lisa di kamar itu.
"Pergi tanpa pamit"gerutunya.
Ia segera beranjak dan masuk kedalam kamar mandi. Menghabiskan waktu cukup lama di dalam sana, hingga ia keluar dengan wajah yang jauh lebih segar. Setelah bersiap ia pun memutuskan untuk sarapan seorang diri.
Sesampainya ia di meja makan, ternyata seseorang yang sejak bangun tidur tadi ia cari ada disana, sedang menikmati teh paginya. Bahkan dengan wajah tanpa dosanya ia tersenyum lebar pada istrinya.
Lisa beranjak dari duduknya, menyambut kedatangan Jennie. Dikecupnya kening Jennie dengan lembut. "Selamat pagi cintaku" sapanya.
Balasan yang Lisa dapatkan ternyata tak seindah bayangannya. Jennie, istrinya itu, alih-alih membalas ciumannya serta sapaannya, wanita itu malah memukul pundak Lisa cukup keras. Suara ringisan tak dapat ia elakkan.
"Kau ini, kasar sekali"rutuk Lisa dengan bibir yang mengerucut dan tangan yang terus mengusap pundaknya.
Sungguh Lisa tak berbohong dengan sakit yang ia rasakan. Tapi Lisa tak melupakan niatnya tadi saat melihat Jennie memasuki ruang makan. Lisa menuntun langkah Jennie pada kursi di depannya. Menarikkan kursinya dan setelahnya menyesuaikan tempatnya agar istrinya duduk dengan nyaman.
Dirasa Jennie telah nyaman dengan duduknya, Lisa kembali ketempatnya. Menyesap tehnya yang terasa menyegarkan.
"Lili, apa Naeun tak pulang? Bukankah ia harus sekolah?"tanya Jennie saat tak menemui keberadaan anaknya.
"Dia sudah pulang mengganti pakaiannya, lalu ia kembali pergi dengan Chaeng"jawab Lisa.
Tak dapat dipungkiri, Jennie mulai merindukan si kecil. Kemudian perhatiannya beralih pada apa yang tersaji di atas meja. Nasi goreng kimchi, sudah dipastikan ahjummah yang memasaknya. Ia sedikit tergugah melihat menggiurkannya makanan di depannya.
"Lili sudah sarapan?"tanya Jennie dengan nada manjanya.
Lisa tersenyum lebar mendengarnya, suara menggemaskan yang sangat disukainya. "Belum. Kau makanlah dulu sayang"ujar Lisa.
"Sama-sama"rajuknya.
Lisa terkekeh pelan dan mengangguk dengan senyuman lebarnya. "Baiklah, kajja makan"ajak Lisa.
Diambilkannya piring di hadapan Jennie, lalu diisikan nasi goreng kimchi yang sudah tersedia di meja makan. "Makan yang banyak baby" ujar Lisa menyerahkan piringnya pada Jennie.
"Gommawo Lili"ujarnya dengan suara bayi andalannya.
Astaga, ingin sekali Lisa mencubit pipi mandu itu. Ahh tidak, menciuminya mungkin lebih menarik.
Dering telepon Lisa membuyarkan kesenangan Jennie yang tengah membayangkan enaknya sarapan pagi kali ini, terlebih bersama Lisa. Lisa segera mengangkat ponselnya tanpa sempat Jennie melihat sang penelpon.
Lisa tetap di tempatnya, tak seperti kemarin-kemarin yang selalu menjauh acapkali ponselnya berbunyi panggilan masuk. Jennie hanya memperhatikan dengan keningnya yang berkerut. Penasaran siapa yang sedang menganggu sarapannya bersama Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Season 2
RandomSequel of For You (Jenlisa) Dan mari jelajahi kisah Jennie dan Lisa selanjutnya.