51

14.2K 1.1K 179
                                    

Lisa menarik Lia sedikit lebih ke tengah ranjang agar tak terjatuh saat si kecil membalikkan tubuhnya, lalu ia beranjak dari sana meninggalkan Lia bermain sendirian untuk menghampiri Jennie yang masih berada di ambang pintu. "Maaf, aku melakukan kesalahan"ujar Lisa lemah sembari menundukkan kepalanya.

Jennie meletakkan satu tangannya di pundak Lisa, mengusapnya dengan lembut. Berharap ia mampu menenangkan hati suaminya yang tengah diliputi rasa bersalah.

"Tak apa. Kau hanya perlu menjelaskan padanya dan mungkin sedikit membujuknya"balas Jennie.

"Aku hanya tak menyangka, apa yang kulakukan ternyata melukai anakku yang lain"ujar Lisa.

Jennie tersenyum kecil. "Jja, pergilah. Semoga berhasil" ujar Jennie memberi semangat dengan mengepalkan satu tangannya di udara.

Lisa menghela napas kasar seraya memejamkan matanya seolah melepaskan semua beban yang di pikulnya. Kemudian menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis pada Jennie. Ia pun pergi meninggalkan kamar, saatnya ia membujuk putri pertamanya.

Ia membuka pintu kamar Naeun yang letaknya tak jauh dari kamar mereka, namun gadis kecil itu tak berada di kamarnya. Sayup-sayup Lisa mendengar suara dari lantai 1 rumah mereka. Ia pun bergegas turun.

Benar saja, ia menemukan putrinya itu tengah duduk menghadap pada televisi yang menyala. "Hey princess" panggil Lisa.

Namun Naeun sama sekali tak menoleh. Tentu ia tau siapa yang memanggilnya. Lisa pun tak menyerah, ia duduk tepat di samping Naeun. Lagi-lagi gadis kecil itu tampak acuh dengan kehadiran daddynya.

"Kau sedang menonton apa?"tanya Lisa berbasa-basi.

"Itu, lihat saja"jawab Naeun.

Lisa kembali menghela napas kasarnya. Terkadang saat Naeun marah, anak ini seperti Lisa. Hanya diam. Atau terkadang ia akan menangis sendirian di kamarnya. Hal itulah yang membuat Lisa semakin merasa bersalah.

"Kemari, duduk disini"tawar Lisa menepuk pahanya.

Naeun menoleh sejenak saat mendengar suara paha Lisa yang di tepuk, namun hanya sesaat karena setelah itu ia kembali memfokuskan matanya pada televisi.

"Ayolah"bujuk Lisa kembali.

"Tidak perlu, aku bisa duduk sendiri" balasnya tanpa menatap Lisa.

"Apa pernah mommy dan daddy mengajarimu seperti itu? Bukankah kami selalu bilang, jika bicara kau harus menatap lawan bicaramu"ujar Lisa tegas. Ia ingin mengajarkan anaknya sikap sopan santun.

Naeun terdiam, jujur saja ia sedikit takut dengan teguran keras dari daddynya. "Kemari, duduk dipangkuan daddy" tawar Lisa sekali lagi dengan nada bicara yang melembut.

Perlahan Naeun bangun, dalam diamnya ia mengambil duduk di pangkuan Lisa saling berhadapan. Lisa menyelipkan anak rambut putrinya yang sedikit berserak ke belakang telinganya.

"Ada apa princess?"tanya Lisa dengan sangat lembut.

Naeun menatap dalam mata daddynya. Tak lama, tangisannya pecah. Segera ia tenggelamkan wajahnya yang basah di dada Lisa, tangan kecilnya menggenggam pakaian yang Lisa gunakan dengan erat. Tangisannya semakin menjadi kala Lisa mengusap kepalanya.

"Wae? Don't cry baby girl"ujar Lisa.

"Daddyy,,, da-daddyy"panggilnya terbata karena isak tangisnya.

"Wae?"tanya Lisa, tangannya terus mengusapi kepala juga punggung Naeun.

"Apa daddy tak menyayangiku lagi?" tanya Naeun.

For You Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang