30. Harapan!

59.1K 3.4K 62
                                    

Revisi. Minggu, 14 Maret 2021.
________________________________________________

Hallo! Update lagi!
Semoga spam komen ya?

Ada yang nungguin IB Update gak?

⭐⭐⭐

30. HARAPAN.

      BELLA sudah terlihat lebih tenang saat Kevano memeluk erat dirinya. Air matanya masih turun, Kevano tak peduli saat Bella mengusap air matanya ataupun ingusnya di kaosnya. Dia masih sedikit kaget oleh sikap Bella yang tak biasanya beberapa menit lalu.

"Udah tenang?" tanya Kevano pada Bella yang masih sesenggukan.

"Udah ya, jangan nangis terus." Kevano melepaskan pelukannya, dia mengusap air mata Bella yang turun.

"Kenapa kalian tega banget? Hiks.."

"Gue gak tau apa- apa Bella," ujar Kevano.

"Bohong!"

"Kalian sama aja, gak bisa ngehargaiin perasaan perempuan."

"Kenapa harus gue? Kenapa harus gue yang dijadiin taruhan?" ujar Bella tanpa berhenti.

"Gue kira dulu mereka cuma bercanda soal taruhan," ujar Kevano.

"Maaf," ujar Kevano pada Bella.

Dua saudara tiri itu memang sudah sedikit dekat sejak orang tua mereka pergi ke luar kota 2 bulan ini. Bi Hanum pun tidak ada dirumah karena harus pulang ke kampung halamannya. Membuat mereka saling membantu melakukan semua sendiri. Hanya saja, hubungan itu merenggang tiga hari lalu saat Stella selesai dipermalukan.

"Iih! Pokoknya kesel sama Lo!" teriak Bella membuat Kevano menjadi bingung.

"Gue kesel sama Lo! Kesel sama temen- temen Lo! Kesel gara- gara Lo, Stella jadi berubah!"

"Gue kesel sama semua!" Bella menendang- nendang angin. Ingin sekali memukul Kevano, tapi dia sedikit tak tega.

"Kesel sama diri sendiri!" terakhir dia meneriakki dirinya sendiri.

"Udah, jangan gitu. Gak usah dipikirin terus," ujar Kevano pada Bella. Saat anak itu menjambak rambutnya sendiri.

"Hiks.. hiks.."

"Kenapa gue bisa beneran suka sama Deon.. hiks.."

"Kenapa gue harus percaya sama semua omongan dia.. hiks.."

"Kenapa disini sakit banget.. hiks.." ujar Bella kembali menangis dengan memukul dadanya sendiri.

Kevano menarik kembali Bella ke dalam pelukannya, dia mengusap lembut rambut Bella. Pikirannya saat ini langsung mengarah ke Stella, apa Stella seperti ini saat dia menyakitinya 3 hari lalu? Atau bahkan setiap hari?

"BELLA!"

Suara teriakan bahkan gedoran pintu gerbang membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah gorden.

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang