32. Janji.

52.4K 2.9K 184
                                    

Revisi. Minggu, 28 Maret 2021.
____________________________________________________

Thank you for reading!

Komen banyak banyak yuk!

⭐⭐⭐

32. Janji.

       SAKIT adalah yang paling Stella benci, karena disaat seperti inilah dia tidak akan bisa melakukan apa- apa, hanya berdiam diri dikasur karena badannya yang sangat lemas tak bertenaga, berujung menyusahkan Bundanya.

Hari ini Stella tidak pergi ke sekolah. Alasannya klise, dia tiba-tiba jatuh sakit. Entah apa penyebabnya, yang dia tahu dia tidak boleh banyak-banyak pikiran jika ingin cepat sembuh, begitu kata dokter yang dipanggil Bundanya ke rumah tadi, Om Radhi sendiri.

"Bunda Stella bosen."

"Bunda boleh main ponsel nggak?"

"Bunda Stella pengen pergi ke taman kota."

"Bunda Stella pengen bakso kantin."

"Bunda Stella bosen."

"Bunda Stella besok pokoknya harus sekolah."

Dan masih banyak lagi rengekan yang Stella keluarkan kepada Bundanya. Namun tetap saja, Raina yang sedang sibuk menggambar itu tak menghiraukannya. Karena memang yang Stella sebutkan tadi merupakan larangan Bundanya.

"Bunda Stella bosen," ujar Stella untuk yang kesekian kali.

"Bunda tau," jawab Raina cuek.

"Pengen nonton TV," ujar Stella lagi.

"Makan dulu buburnya terus minum obatnya."

"Bunda, lidah Stella pahit. Stella nggak mau, Stella maunya bakso," respon Stella merengek.

"Kamu masih sakit Stell, nggak usah bandel deh!" ujar Raina lagi. Stella menatap Bundanya kesal, Stella menutup seluruh wajah dan tubuhnya dengan selimut.

"Yaudah, Stella tidur aja."

"Makan dulu sayang," gemas Raina. Dia menghampiri Stella yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut itu.

"Pahit Bunda.." rengeknya.

"Kamu harus makan sayang, biar cepet-cepet sembuh."

"Stella udah gak papa kok Bunda," ujar Stella.

"Stella pengen keluar, jalan-jalan."

"Satu hari ini dibuat istirahat aja ya sayang, pleasee.." pinta Raina menolak ajakan Stella.

"Yaudah deh Stella nurut, tapi makan bakso ya?" Raina menghela nafasnya sabar, astaga putrinya ini mirip dirinya sekali.

"Oke, tapi nanti habis makan buburnya dulu sama minum obat, Bunda beliin." Stella tampak kecewa, tapi tak lama mengangguk tanpa ikhlas.

Dia duduk posisi bersandar pada kepala ranjang, memeluk boneka kelincinya erat. Hidungnya yang merah lucu itu digosoknya karena merasa gatal. Raina terkekeh melihat putrinya sendiri.

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang