10. Jalan- Jalan.

34.5K 2.5K 108
                                    

Revisi. Senin, 27 September 2020.
_____________________________________________

LANJUT PART 10.
SEMOGA SUKA! HAPPY READING❤️

⭐⭐⭐

10. JALAN- JALAN.

     STELLA maupun Bundanya terkejut saat tiba- tiba Bella datang ke rumahnya dengan keadaan yang kacau. Stella masih memeluk Bella yang tengah menangis saat ini. Mereka masih berada di ruang tamu rumah Stella.

"Bella, stop dong nangisnya. Stella bingung Bella kenapa.." ujar Stella sembari mengelus lembut punggung Bella, menenangkannya.

Bunda Raina tiba di ruang tamu dengan makanan juga air putih. Dia ikut duduk disofa bersama Bella juga Stella.

"Kamu kenapa Bell? Cerita sama Bunda sama Stella," ujar Raina.

Bella masih menangis, di pelukan Stella. Mampu membuat Stella maupun Raina bingung.

"Mama, Bunda.. hiks.."

"Bella tenang dulu, jangan nangis." Raina menyodorkan segelas air putih kepada Bella.

Bella pun menurut, dia meminum air putih itu. Dia tidak memeluk Stella lagi, sedangkan Stella juga Raina menatap Bella dengan khawatir, sebenarnya apa yang terjadi? Sampai Bella yang mereka kenal dengan sikap bar- barnya menangis seperti ini.

"Sekarang Bella cerita pelan- pelan, apa yang terjadi? Kenapa Bella sampai nangis gini?" tanya Stella dengan pelan.

"Ada masalah apa sayang?" tanya Raina, dia mengusap puncak kepala Bella.

"Mama bunda, dia- dia mau nikah lagi.. hiks.." ujar Bella, dia masih tetap mengeluarkan air mata juga isakannya.

"Tante Ratna?" gumam Stella bingung. Bella menganggukkan kepalanya.

"Aku nggak mau punya Papa lagi. Aku nggak mau Stella, bunda.. hiks.." ujar Bella lagi.

"Bella gak boleh gitu, Bella gak boleh egois," ujar Stella pada Bella.

"Maksud Lo?" tanya Bella pada Stella, dia bingung dengan kata- kata Stella begitupun bunda Raina.

"Tante Ratna butuh pendamping, buat nemenin hari tuanya atau buat nafkahin Bella atau juga buat kebahagiaan Bella agar nggak kehilangan sosok ayah, Bella nggak boleh mikirin kebahagiaan Bella sendiri, Bella juga harus mikirin kebahagiaan Tante Ratna juga," ujar Stella.

"Kalau gitu Mama udah lupain Papa, Mama udah gak sayang sama Papa lagi?"

"Sayang, menikah lagi bukan harus melupakan semuanya. Ratna yang Bunda kenal itu gak pernah bisa lupain Gibran," ujar Raina menambahi.

Bella terdiam, dia masih menangis tak terima. Di dalam benaknya tetap ingin untuk tidak memiliki ayah lagi, Bella tak ingin itu. Namun, mendengar ucapan Stella, dia harus berpikir ulang.

"Mending, sekarang Bella nenangin diri Bella dulu. Bella udah makan?" tanya Raina pada Bella dan dijawab gelengan oleh Bella.

"Yaudah, Bella mending makan dulu. Mau Stella suapin?" ujar Stella sembari terkekeh, dia mengambil makanan yang bundanya bawa tadi.

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang