68. Good Bye!

16.3K 888 428
                                    

Revisi. Rabu, 15 Maret 2023.

_________________________________________________

HALLO HOW ARE YOU KALEN SEMUAA!! HEHE PEACE! BARU MUNCUL.

happy reading!!

⭐⭐⭐

68. GOOD BYE!

     SUASANA kamar rawat Stella masih suram, bagaimana tidak? Tokoh utama perempuan itu masih saja asik tidur setelah keberhasilan transplantasi ginjal beberapa hari yang lalu. Alat nafas nebulizer bahkan masih menyantol di hidungnya, Stella masih saja cantik meskipun pucat pasi.

"Stella kapan bangun sayang?" tanya bunda Raina sembari mengelus pipi Stella dengan sayang.

Stella koma, itu yang di ucapkan dokter pribadi Stella Radhi setelah menjalani dua operasi yang panjang. Sudah 5 hari Stella tertidur, namun sang bunda masih merasa bersyukur, karena Stella tidak kenapa kenapa, hanya menunggu Stella untuk bangun.

Pintu kamar rawat Stella terbuka, beberapa orang masuk dengan pakaian serba hitam seperti dari pemakaman.

"Pemakamannya sudah selesai?" tanya bunda Raina dengan raut sedih.

Bagaimana nanti dia menjelaskan kepada Stella?

Bella dengan raut wajah sedih juga masih dengan lelehan air mata dipipinya menghampiri bunda Raina. Dia memeluk bunda Raina, memeluk erat menangis lagi di bahu wanita baya itu.

"Bunda, Bella sedih.." ujar Bella pada Raina. Raina hanya bisa mengelus lembut punggung Bella, dia pun sama.

"Gimana, gimana kalau Stella bangun terus tanya? Bella nggak bisa jelasin," ujar Bella lagi meneteskan air matanya.

⭐⭐⭐

"Sha, ayo pulang."

Sasha, cewek itu tetap menggeleng pelan. Dia masih asik menangis memeluk erat gundukan tanah yang masih baru dengan wangi bunga bunga tabur itu.

"Bentar lagi hujan Sha." Sasha tetap menggeleng tidak menjawab.

Pemakaman bahkan sudah sepi, hanya mereka berdua disana, cuaca mendung seakan mengerti perasaan mereka. Sasha masih tidak ikhlas, dia tidak akan pernah ikhlas.

Laki-laki yang sedari memaksa Sasha pulang, akhirnya ikut berjongkok. Dia tidak melepas kaca mata hitamnya, dia tidak mau kelihatan meneteskan air matanya atas kepergian salah satu sahabatnya itu.

"Maaf Sha," ujarnya pelan. Dia memegang kedua bahu Sasha yang masih bergetar hebat.

"Dia ingkar janji!" balas Sasha sesenggukan.

"Alva, Alva ingkar janji Kevan!" ujar Sasha sedikit berteriak di makam yang sepi. Dia semakin menangis keras, benar benar tidak ikhlas dan tidak berani melepas.

Alvaro Danuendra, nama itu terpasang tertulis pada papan nisan. Meninggal pada tanggal 14 Maret, setelah berusaha keras melewati masa kritis.

Flashback on!

Kevano masih dengan baju coretan merah darah, berjalan menyusuri koridor dengan gontai, jejak air mata sangat jelas di wajahnya. Bagaimana? Waktunya sangat sedikit untuk menolong Stella. Dia sudah memaksa kepada papanya untuk mendonor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang