35. IYA?

41.4K 2.5K 254
                                    

Revisi. Selasa, 13 April 2021.
____________________________________________________

Hallo hallo! Happy reading ya!

Jangan lupa follow sama vote dulu, nanti komen yang banyak!

⭐⭐⭐

35. IYA?

"Kalau gue suruh Lo balik lagi ke kehidupan gue, Lo mau?" sela Kevan saat Stella ingin berbicara. Dan pertanyaan dari Kevano membuat Stella diam.

Stella terkejut tentu saja, bibirnya kelu tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa menatap Kevano lekat, tidak ada kebohongan ucapan laki-laki disampingnya itu terlihat sangat tulus.

"Lo nyusahin!"

"Penyakitan!"

"Murahan!"

"Jadi bener ya? Stella penyakitan?"

"Ya ampun, udah tau punya penyakit. Kenapa ngebet banget sama Kevano?"

"Udah penyakitan, murahan juga!"

"Manja, gatel, penyakitan pula!"

Dengan tiba-tiba Stella menarik tangannya dari genggaman Kevano, kata-kata Kevano juga beberapa siswa yang sering didengarnya juga dengan tiba-tiba berputar di kepala cantiknya.

"Stella gak bisa." Tubuh Kevano menegang mendengarnya jawaban Stella.

"Kak Kevan mending jauhin Stella, seperti dulu."

"Kenapa?" tanya Kevano pada Stella.

"Karena Stella nyusahin! Stella nggak pantes buat kakak!" ujar Stella pada Kevano.

"Stell, gue minta maaf buat kata-kata gue itu gue ingin-"

"Bukan, bukan cuma kata-kata kakak. Semua satu sekolah juga berkata gitu, Stella juga sadar kok. Stella nggak pantes, dan nggak akan pernah pantes buat kak Kevan."

"Jadi udah, mending kakak jauhin Stella."

"Stella nggak mau nyusahin lebih banyak orang lagi," ujar Stella pada Kevano.

Kevano diam, begitupun Stella. Keduanya sama-sama diam, suasana disana diliputi oleh keheningan. Sekolah maupun jalanan sepi.

"Oke," final Kevano.

"Lo dulu juga gitu kan? Sekarang giliran gue," ujar Kevano membuat Stella menatapnya bingung.

"Ditolak satu kali, nggak akan bikin gue mundur." Kevano tersenyum kecil.

"Sekarang pulang sama gue," perintah Kevano.

"Kak Kev-"

"Gue gak nerima penolakan."

⭐⭐⭐

Paginya, Stella berangkat sekolah pagi-pagi. Dia menghindari Kevano yang berniat menjemputnya sekolah tadi malam. Dia langsung masuk ke kelasnya, sekolah masih sepi hanya satu dua orang yang terlihat di sekitar.

Stella menatap kolong mejanya bingung, hanya sekotak susu yang berada disana, kolongnya pun bersih. Memang bahkan setelah fakta terkuak, masih banyak orang yang terkadang menaruh coklat atau bahkan bunga disana.

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang