61. INGIN PUTUS?

21.8K 1.8K 751
                                    

Revisi. Rabu, 23 Maret 2022.
________________________________________________

UPDATE NIH!

KOMEN SIAPA YANG NUNGGUIN IB UPDATE?

HAPPY READING!

⭐⭐⭐

61. INGIN PUTUS?

    KEVANO mengacak rambutnya kasar, sudah berhari-hari Stella tidak menyapanya, tidak menemuinya, tidak mau bersamanya dan tidak menatap senyum gadis itu. Kevano merasa kepalanya mau pecah, menjadikan Stella pacarnya malah membuat hubungan mereka semakin rumit.

Berkali-kali Kevano mencoba membujuk Stella agar bisa kembali berbaikan dengannya, tapi Stella yang keras kepala tidak pernah mau untuk sekedar menatap wajahnya. Gadis itu sudah benar benar kecewa.

Kevano gusar memikirkan semua, apalagi semakin hari semakin di memperhatikan gerak-gerik Stella. Gadis itu semakin lengket dengan Alvaro.

"Kepala gue rasanya mau pecah!" ujar Kevano menghela nafasnya kasar. Dia mendudukkan dirinya di sofa kamarnya.

Membuka ponselnya, membuatnya semakin pusing saat lagi-lagi pesan yang dia kirim ke Stella hanya mendapatkan centang abu-abu dan tidak dibalas sama sekali.

"Gue harus gimana Stella?"

"Gue harus minta maaf pake cara apa lagi kali ini?" ujarnya berkata pada dirinya sendiri.

Kevano menghela nafas gusarnya berkali-kali, dia menyenderkan kepalanya di kepala sofa. Meraup wajahnya merasa pusing.

"Gue harus jauhin Sasha dulu kali ya?"

"Tapi Sasha sahabat gue, gak mungkin gue jauhin dia demi Stella?" Kevano mengacak rambutnya kasar.

"Cuma Lo yang bikin gue segila ini Stella," ujar Kevano.

"Gue kangen banget sama dia lagi!" ujarnya lagi. Kevano menutup wajahnya dengan satu tangannya.

"Gue gak tahan lagi! Gue harus baikan sama Stella, hari ini juga!" ujarnya.

Kemudian dengan tergesa, Kevano memilih acak baju di lemarinya. Dia bergegas mengambil dompet, ponsel dan kunci motornya. Dia bertekad ke rumah Stella tepat pukul 10 malam hari.

⭐⭐⭐

Pukul 23.00 WIB Stella masih tertawa mendengar lelucon yang Alvaro katakan di depan teras rumahnya.

Waktu memang sudah malam, tapi tidak mengharuskan Stella untuk menyuruh Alvaro yang sejak beberapa jam tadi dirumahnya untuk pulang. Awalnya malam ini mereka ingin keluar jalan-jalan, tapi tuhan seperti tidak merestui karena turun hujan.

"Udah Stell, nanti nangis karena kebanyakan ketawa!" ujar Alvaro.

"Habisnya kak Varo! Kenapa harus kabur segala! Kan cuma jarum suntik!" ujar Stella pada Alvaro.

"Payah!"

"HEH!" balas Alvaro dengan melotot ke arah Stella. Enak saja dia dikatai payah oleh perempuan di depannya. Stella terkekeh.

"Kak Varo payah! Gimana kalau seluruh SMA Tunas Bangsa tau kalau premannya sekolah takut sama jarum suntik!" ujar Stella memekik sekilas mengejek Alvaro di akhir kalimatnya.

"Ya kan cuma Lo doang yang tau!"

"Kalau Stella bocorin?"

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang