7. Sakit?

40.2K 2.8K 31
                                    

Revisi. Minggu, 13 September 2020.
__________________________________________________

Happy reading kawannn!

⭐⭐⭐

7. SAKIT?

  KEVANO memasuki rumahnya dengan lesu, wajahnya pucat sedari di sekolah tadi dia hanya melanjutkan tidurnya di UKS hingga pulang. Kepalanya sedikit berputar, sehingga dia pulang diantar oleh Deon, motornya? Dia tinggalkan di sekolah, biarlah nanti temannya mengambilnya.

"Assalamualaikum," salamnya dengan lesu.

Dia tahu, ayahnya saat ini di rumah. Hal itu membuatnya sangat malas, dengan cepat dia memasuki kamarnya. Dia akan berdiam diri di kamar jika ayahnya di rumah seperti sekarang ini.

Kevano langsung berbaring setelah melepaskan sepatu dan kaus kakinya. Dia sama sekali tidak mengganti baju sekolahnya, kepalanya benar- benar pening, dia tak nafsu makan sedari pagi. Dia ingin tidur dan berharap akan segar seperti biasa besok. Kevano menutup matanya untuk masuk ke alam mimpi.

Ceklek

Suara pintu tak membuatnya terbangun dia tahu siapa yang datang ke kamarnya. Devano- Ayah Kevano menatap putranya bingung, wajah putranya itu begitu pucat seperti sedang sakit. Tangannya bergerak ingin menyentuh kening putranya, jika saja suara Kevano tak menghentikannya.

"Jangan sentuh," ujar Kevano dingin. Kevano membuka matanya.

"Kenapa ke sini?" tanya Kevano dingin tanpa basa- basi, dia menatap jijik Papanya yang sedang terdiam.

"Kamu sakit?" tanya Devano pada putranya.

"Gak usah peduli," jawab Kevano. Kevano tak menatap Devano, dia malas menatap wajah itu. Devano merasakan seperti sebuah pisau menancap di ulu hatinya, dia sedih melihat perubahan putranya yang dingin seperti ini.

"Kev, Papa ini ayah kamu. Papa peduli sama kamu, kapan kamu ma-"

"Keluar," potong Kevano dengan tak sopannya.

Devano menghela nafasnya pelan, Dia menyesal karena membuat putranya seperti ini. Dia merasa sangat bersalah dengan apa yang telah di perbuatnya di masa lalu.

"Yaudah, Papa keluar. Kamu istirahat, biar bi Hanum yang-"

"Terserah!" potong Kevano lagi, dia memejamkan matanya lagi. Devano hanya bisa memandang sendu putra satu- satunya itu. Dia beranjak dari sana, dia keluar dari kamar itu.

Setelah mendengar pintu kamarnya tertutup lagi, Kevano bangkit dari baringnya. Dia menghela nafas berat, entah mengapa dia sangat malas di rumah jika ada Papanya itu. Dia benci, kesal sekaligus marah ketika melihat wajah Devano.

Kevano berdiri, dia menuju kamar mandinya dia ingin menyegarkan badannya yang gerah saat ini juga dan pergi dari rumah entah kemana yang jelas dia tak ingin ada di rumah saat ini. 20 menit mandi, Kevano keluar dengan keadaan tubuh yang sudah segar namun pucat di wajahnya.

Kevano mengambil jaket beserta barang yang dia butuhkan seperti ponsel dan dompet. Mungkin dia akan pergi ke rumah Deon atau Reno? Enatahlah, lihat nanti.

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang