39. Bianglala!

32.4K 2.2K 398
                                    

Revisi. Rabu, 19 Mei 2021.
________________________________________________________

Akhirnya bisa update juga!

Semoga suka! Jangan lupa vote komen yaa!

Happy reading!

⭐⭐⭐

39. BIANGLALA!

       STELLA duduk sendirian di halte bis dekat sekolahnya. Hari ini dia sekolah setelah empat hari yang lalu izin karena sakit. Stella menunggu Kevano, dia berangkat dan pulang bersama Kevano mulai dari hari ini.

"Kak Kevan mana sih," bosan Stella lama-lama.

Pasalnya, Kevano pagi tadi janji akan pulang dan menuju bioskop bersama. Bundanya pun sudah mengizinkan, dirinya sendiri juga sudah siap dengan jaket pink dipakainya.

Stella mengerutkan keningnya dalam saat sebuah taksi berhenti didepannya. Perasaan dia tidak memesan atau bahkan menghentikan taksi itu. Sopir taksi itu keluar dari taksinya, menghampiri Stella.

"Mbak Stella ya?" tanya sopir itu.

"Iya, kenapa ya pak?"

"Saya dipesan untuk mengantarkan mbak pulang," ujar sopir itu membuat Stella semakin bingung.

"Maaf pak, tapi Stella nggak pesan taksi."

Tiba-tiba pesan masuk pada ponsel Stella. Dia membuka ponselnya.

Kak Kevan: Gue pesenin taksi, sorry Lo pasti nunggu lama. Kita nggak jadi ke bioskop, mau anterin Sasha pulang soalnya.

Stella diam membaca itu, Stella menahan nafasnya sejenak. Lalu tanpa membalasnya dia memasukkan ponselnya itu ke dalam saku jaketnya, mengambil tasnya.

"Ayo pak, anterin Stella pulang." Sopir taksi itu mengangguk keduanya sama-sama memasuki taksi tersebut dan pergi dari sana.

Berkali-kali Stella menghela nafasnya, tak urung juga rasa sesak sudah merayap dihatinya. Dia tak sanggup untuk tidak cemburu.

"Tetep aja, kak Sasha selalu jadi nomor satu di hati kak Kevan," gumam Stella pelan.

Stella menyandarkan kepalanya di kaca, dia menikmati hilir mudik kendaraan yang berlalu. Sampai pada lampu merah, Stella menegakkan kepalanya. Dia melihat motor yang sangat dia kenali didepan sana.

Itu motor Kevan, dengan Sasha yang memeluk Kevano mesra.

⭐⭐⭐

S

tella berguling tak jelas di kasurnya, dia bosan. Ponsel disampingnya berdering beberapa kali. Dia tahu itu Kevano, tapi Stella tidak mengangkat telpon ataupun membalas satu pesan pun.

Cklek!

"Stella," panggil Bundanya di depan pintu kamarnya.

"Bunda kenapa?" tanya Stella bingung, menghampiri Bundanya yang baru saja pulang kerja bermuka khawatir disana.

"Astaga! Untung aja kamu nggak kenapa-kenapa," ujar sang Bunda membuat Stella semakin bingung.

"Bunda kenapa sih?"

ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang