DARE

4.1K 216 0
                                    

Saat ini kantin Sma Pelita Bangsa menjadi gaduh karena kedatangan Lima orang Most Wanted yang memasuki kantin. Mereka adalah Raihan, Dewa, Dhio, Wahyu, dan Samuel.

Geng Pandawa. itulah nama geng mereka. ditakuti di SMA PELITA BANGSA jelas iya. Nakal, suka membolos, dan biang kerok itu sudah melekat di dalam diri kelima lelaki itu. Mereka duduk di meja yang memang khusus untuk Geng Pandawa. ingat guys hanya Geng Pandawa.

"Main TOD yukk," ajak Wahyu tiba-tiba.

"Kesambet apa lo, yu. tiba-tiba ngajakin main TOD?" tanya Samuel keheranan.

"Ya  pengen aja, Kuy lahh!!"

"Ogah ahh, kaya kagak ada kerjaan aja," tolak Si Ketua Geng, Raihan.

"Ayolah Abang, mau ya ya mau ya," bujuk Wahyu sambil mengandalkan puppy eyes nya.

"Gue bilang gak ya gak!"

"Abang jahat ama mimin. kalo gitu mimin minta cerai Bang!!" pekik Wahyu yang membuat tatapan penghuni kantin terarah kepada mereka.

"Udah sih Han turutin aja. lagian ngilangin boring juga," saran Dewa.

"Tau, dari pada malu-maluin tuh bocah," decak Samuel.

Raihan mendengus kesal. kemudian mengangguk menyetujui. sementara Wahyu sudah jingkrak-jingkrak kegirangan. ganteng-ganteng somplak.
Dengan mengandalkan pulpen yang wahyu pinjam dari teman wanita sekelasnya, TOD pun dimulai.

Wahyu memutar pulpen tersebut. putaran semakin lama semakin melambat dan berhenti pada... tutup pulpen tersebut terarah kepada seorang lelaki berambut klimis, kulit putih dan tinggi badan di atas rata-rata. siapa lagi kalau bukan Dhio Dantara.

Semua mata tertuju pada Dhio yang memasang wajah datarnya.
"Truth or Dare?" tanya Wahyu.

"Truth."

Lebih baik jujur daripada memilih tantangan, pikir Dhio. Selain mager untuk melakukan sesuatu, Dhio juga sangat yakin jika Wahyu akan memberinya tantangan yang tak masuk akal. Contohnya saat mereka bermain Truth or Dare dua hari yang lalu. Hari itu Dhio memilih tantangan yang sialnya bertepatan dengan ulangan harian pelajaran Matematika. Wahyu memberi tantangan untuk mengerjakan ujian ketika waktu-waktu penghabisan. Alhasil Dhio hanya mendapatkan nilah 80. Dan hal tersebut adalah sebuah penghinaan untuknya.

"Semalem lo ngapain di dalam kamar Adek cewek lo?" tembak Wahyu yang membuat Dhio langsung membelalakkan matanya.

Apa yang harus Dhio katakan? Masa iya dia harus mengaku bahwa semalam Ia menemani adik perempuanya bermain Barbie ketika kedua orang tua mereka sedang pergi. bisa jatuh harga diri dan gelarnya sebagai seorang lelaki tampan dan pemberani di Sma Pelita Bangsa.

"Gu-gue bantuin si Diva ngerjain tugasnya," dusta Dhio.

"Jujur abang Dhio sayang," ucap Wahyu sambil mengedipkan matanya.

Dhio bergidik ngeri. Wahyu seolah sudah mengetahui jawaban yang sebenarnya. Tetapi bagaimana bisa? Seingat Dhio, Ia tak pernah menceritakan aib itu kepada siapapun. Apalagi kepada si ember bocor seperti Wahyu.

"Gue udah jujur." Dhio berusaha terlihat tenang seperti biasanya. Meskipun tangannya terasa gatal ingin meninju wajah Wahyu.

"Mau jujur atau Wahyu kasih tau seluruh kantin kalo Bang Dhio yang terkenal cool dan irit bicara ini suka main Bar-"

"Iya! Semalem gue nemenin adek gue main Barbie di kamarnya," aku Dhio.

Hening sesaat. Sedetik kemudian ke-empat manusia di depan Dhio itu tertawa terbahak-bahak membuat seisi kantin menengok ke arah mereka. sementara yang ditertawakan sudah mengumpat kesal dengan perilaku sahabat-sahabatnya. Sahabat laknat!

"Ya ampun gue baru tau kalo Dhio itu ternyata lekong," ejek Dewa.

"Berisik! Itu terpaksa karena bonyok gak di rumah."

"Alah kagak usah ngelak, paling lo juga suka kan mainin tuh Barbie," ujar Raihan.

Sedikit sih...

"Terserah," ucap Dhio pasrah.

"Kok lo bisa tau sih, Yu?" tanya Sam heran.

"Bisalah! apa sihh yang gak diketahui sama Babang Wahyu," pamer Wahyu.

"Paling si Diva chatingan dan cerita sama dia. Lo semua tahu sendiri si Wahyu kan semuanya dideketin. Bayi baru lahir aja diembat sama dia," terka Raihan tepat sasaran.

Wahyu kemudian menjabat tangan Raihan. "Selamat Raihan Pranata! Jawaban anda benar. Anda berhak mendapatkan uang sebesar 2 juta dipotong pajak 2 juta."

"Sama aja gue kagak dapet apa-apa!" dengus Raihan yang membuat Wahyu nyengir.

"Deketin adek gue lagi, nyawa lo taruhannya," ancam Dhio.

Sejail-jailnya Dhio pada Diva Ia tidak akan rela jika adiknya yang masih duduk di bangku Smp itu terpincut dengan playboy kelas teri seperti Wahyu.

"Mampusin aja orang kayak Wahyu mah, yo. Gak pantes berkembang biak," celetuk Sam.

"Tapi Wahyu kan suka sama yang imut-imut kaya baby Diva, Bang," ucap Wahyu dengan wajah memelasnya.

"Gak!," bantah Dhio.

Sementara ke-empat sahabatnya sudah tertawa terbahak-bahak. Jarang sekali melihat Dhio marah seperti ini. Menyangkut Adik perempuannya, Dhio memang tak akan main-main. Dan hal tersebut mengingatkan Dewa pada seseorang. Orang yang selalu pasang badan untuk Adik perempuannya. Yang dulu selalu ada di sisi Sang Adik.

"Lanjut! gue yang muter."

Dhio mengambil alih pulpen dari tangan wahyu kemudian memutar pulpen tersebut. Putaran semakin melambat dan berhenti pada...Raihan.

"Bangke!" umpat Raihan.

"Jujur atau tantangan?" tanya Wahyu.

"Tantangan lah."

"Wihhh," ucap keempat sahabatnya.

Wahyu tersenyum devil ke arah Raihan membuat lelaki itu merasa curiga kepada cecunguk di hadapannya.

"Tantanganya..." Wahyu sengaja menggantung ucapanya agar yang lain merasa penasaran. "Lo harus bisa taklukin hati cewe alien di kelas XII IPA 2," lanjut Wahyu dengan sekali napas.

"Cewe alien?" Beo Empat sahabatnya.

"Ckk! cewe cantik kelas IPA 2 itu lho. yang namanya kela, kila, kola_"

"Kaila," koreksi Dewa.

"Nah itu maksud gue," ucap Wahyu dengan cengiran khasnya.

"Ogah banget gue ngejar-ngejar cewek. Gue kasih tau ya sama lo semua kalo kodrat gue itu dikejar-kejar cewe, bukan ngejar-ngejar," jelas Raihan.

"Alah bilang aja lo takut, kan," tuding Wahyu yang membuat Raihan geram

Di kamus Raihan tidak ada yang namanya takut. "Ok gue bakal perlihatin ke kalian bagaimana mudahnya gue nakhlukin hati cewek  alien itu." kesombongannya mulai muncul bung.

"Lo serius, Han?" tanya Dewa.

"Serius lah. liat aja pulang sekolah nanti," jawab Raihan dengan kesombongan level tinggi.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang