BAYANGAN GELAP

2.5K 148 3
                                    

Kaila berjalan seorang diri menyusuri koridor sekolah. Ini masih pagi dan baru ada beberapa siswa yang datang. Kaila mendudukan tubuhnya di kursi miliknya. Ia termenung mengingat perlakuan Fathur semalam. Mata lentik gadis itu terpejam merasakan sesak di dadanya. Kapan ini semua akan berakhir? Kapan Kakaknya akan mengingatnya lagi? Dan kapan Ia akan bahagia dengan Kakaknya seperti dulu kala?

"Cantik."

Suara berat khas lelaki itu mengintruksi Kaila untuk membuka matanya. Dan alangkah terkejutnya Kaila ketika mendapati Raihan tengah duduk di hadapannya dengan tangan menyangga dagu. Kaila refleks memundurkan kepalanya karena merasa jarak mereka yang terlalu dekat. Bahkan Ia dapat mencium aroma Mint yang keluar dari mulut lelaki di hadapannya.

"Sejak kapan di sini?" tanya Kaila.

"Sejak lahir," jawab Raihan asal. Lelaki itu masih mengamati ciptaan Tuhan yang hampir jauh dari kata cacat di hadapannya.

Kaila tak menghiraukan jawaban Raihan. Tangannya merogoh ranselnya untuk mengambil buku Biologi lalu membacanya. Mengacuhkan Raihan.

"Kai, asal kamu tau. Aku ngerasa beruntung banget bisa jadi pacar kamu."

Kaila membalik halaman berikutnya dan kembali membacanya. Walaupun matanya tertuju pada buku Biologi itu. Namun, telinganya terfokus untuk mendengarkan ucapan Raihan.

"Kamu itu beda, aneh. Tapi aku suka."

Kaila masih diam. Namun, tiba-tiba Raihan menggenggam tangannya. Membuat Kaila langsung menatap mata hitam milik Raihan.

"Semangat ya, Kai. Aku tahu ini berat buat kamu."

Kaila merasa bingung dengan ucapan Raihan. Tapi sedetik kemudian gadis itu tahu kemana arah pembicaraan Raihan.

"Aku akan selalu ada buat kamu."

Hati Kaila terasa menghangat ketika Raihan berkata seperti itu. Baru kali ini ada seorang lelaki yang benar-benar peduli kepadanya kecuali Dewa. Senyum gadis itu mengembang. Membalas senyum hangat milik Raihan.

"Makasih."

Pandangan mereka terkunci. Saling tatap. Raihan seperti mentransfer kekuatan lewat tatapan itu.

"WOY PAGI-PAGI UDAH PACARAN AJA! HORMATI JOMBLO LAH!"

Suara Ringga membuat Raihan dan Kaila kelabakan. Kaila langsung menarik tangan yang tadi digenggam oleh Raihan. Sementara Raihan menatap horor lelaki sialan yang berdiri di depan pintu masuk kelas IPA 2. Bunuh Han!!!

Ringga yang ditatap malah menampilkan deret giginya yang tersusun rapi. "Damai bos," ucap Ringga sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.

"Eh Kai, dari semalem banyak alumni-alumni sini yang minta nomer WA, ID Line, sama nama IG lo. Sampe gue kagak bisa tidur karena bales chat mereka," keluh Ringga.

"Sama, Ga. Gak cuma alumni, Adek-adek kelas, temen seangkatan juga minta ke gue," Reno yang entah muncul dari mana ikut-ikut mengeluh.

"Terus lo berdua kasih?" tanya Raihan sewot.

"Kagak lah. Takut pawangnya marah," jawab Ringga dan Reno bersamaan. Kompak bener bang.

"Bagus. Awas aja kalo lo berdua sampe berani ngasih apapun yang menyangkut cewek gue. Habis lo," ancam Raihan bercanda.

"Takut adek bang," ucap Ringga yang membuat mereka terkekeh bersama.

&  &  &  &  &  &


Kaila duduk di sebuah halte untuk menunggu bus atau angkutan yang akan memboyongnya pulang. Raihan dan Dewa ada kesibukan. Sebenarnya kedua lelaki itu memaksa untuk mengantar Kaila pulang. Tapi Kaila bersikukuh hendak pulang sendiri. Ia tidak mau merepotkan siapapun.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang