MENOLAK DI ADOPSI

6K 322 3
                                    

"Fathur."

Suara seorang Wanita membuat anak laki-laki yang tengah asik bermain bersama Adiknya langsung menoleh. Dan benar saja,  tak jauh dari tempatnya bermain, Bu Halimah tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"Ila, kak Fathur ketemu Bu Halimah dulu ya," pamit Fathur pada Adiknya Kaila yang dibalas anggukan.

Fathur segera menemui Bu Halimah yang sudah menunggunya. "Iya Bu, ada apa?" tanya Fathur sopan, sesampainya di hadapan Ketua pengurus Panti itu.

"Ayo ikut ibu sebentar, Nak," ajak Bu Halimah.

"Kalo gitu sebentar Bu. Fathur panggil Kaila dulu."

"Fathur, Kaila biar main di sini dulu sama temen-temen ya. Fathur ikut ibu, sebentar kok," jelas Bu Halimah

Fathur menggeleng. "Gak Bu, Kaila harus ikut kemana pun Fathur pergi."

Bu Halimah tersenyum. Ia sudah sangat hapal sikap Fathur. Anak itu tidak akan meninggalkan adik perempuanya walaupun hanya sebentar saja.

🍁🍁🍁

Saat ini Bu Halimah, Fathur, dan Kaila tengah berada di ruangan Bu Halimah. di situ juga ada sepasang suami istri yang sudah duduk menunggu kedatangan mereka.

"Ini yang namanya Fathur Pak, Bu," ucap Bu Halimah memperkenalkan.

"Wahh tampan sekali kamu, Nak," puji wanita itu.

"Terima Kasih," ucap Fathur sambil tersenyum.

"Kalo begitu bagaimana keputusan Ibu dan Bapak?" tanya Bu Halimah.

"Kami setuju mengadopsinya," jawab Sang suami.

"Alhamdulillah kalo itu keputusan Ibu dan Bapak," ucap Bu Halimah."Fathur bagaimana dengan kamu, Nak? Apakah kamu mau diadopsi oleh Bu Desi dan Pak Roy?" lanjutnya. Bertanya pada Fathur.

Fathur terdiam sejenak, kemudian menatap Kaila yang sedang memeluk erat bonekanya. "Kalo Bapak dan Ibu ingin mengadopsi Fathur, maka kalian juga harus mengadopsi adik saya, Kaila," ucap Fathur sambil mengelus puncak kepala Sang adik.

Raut wajah pasangan suami istri itu seketika berubah dan saling tatap satu sama lain. membuat Bu Halimah merasa gelisah. Lagi, Fathur mengajukan persyaratan yang mungkin memberatkan mereka yang ingin mengadopsinya.

"Tapi kami hanya ingin mengadopsi anak laki- laki," jawab Sang istri.

"Maaf kalo begitu saya tidak akan mau diadopsi," jawab Fathur mantap.

"Fathur," tegur Bu Halimah lembut.

Bu Halimah menatap canggung ke arah pasangan suami istri di hadapannya. Wajah mereka terlihat tidak senang mendengar penolakan dari Fathur. Tapi mau bagaimana lagi, anak lelaki di sampingnya ini sudah teguh dengan pendiriannya. Lagi pula Bu Halimah tidak akan bisa melepas anak-anak asuhnya kepada orang lain jika mereka tidak merasa senang dan bahagia.

"M-maaf Ibu Desi dan Pak Roy. Sepertinya Fathur sudah memutuskan. Sekali lagi saya minta maaf jika membuat anda berdua kecewa," ucap Bu Halimah penuh sesal.

"Ya sudah kalo begitu kami permisi dulu," ketus Sang istri. Beranjak pergi menarik tangan suaminya keluar ruangan.

Bu Halimah mengantarkan pasangan suami istri itu keluar ruangannya dengan perasaan bersalah. "Lain kali jika ada anak lelaki kami yang siap untuk diadopsi. Saya akan segera menghubungi kalian."

"Tidak perlu. Kami akan mencarinya di Panti asuhan lain," lagi dan lagi Bu Desi berbicara dengan ketus.

Pasangan suami istri tersebut pergi tanpa mengucap salam. Bu Halimah tidak merasa kaget dengan sifat mereka. Beliau sudah sangat terbisa. Tak mau ambil pusing, Bu Halimah kembali masuk ke dalam ruangannya. Sesampainya di dalam ruangan, Bu Halimah melihat Fathur yang tengah mengelus surau sang Adik dengan sayang. Wanita paruh baya itu menghela napas berat. sudah belasan kali Fathur menolah tawaran orang yang hendak mengadopsinya.

Bu Halimah lalu duduk di samping Fathur, dan bertanya, "fathur kenapa kamu selalu menolak tawaran orang yang hendak mengadopsimu, Nak?" tanya Bu Halimah lembut.

Fathur menatap wanita yang selama ini merawatnya dan Adik perempuannya. "Fathur gak mau ninggalin Kaila, Bu."

"Tapi Nak, ini demi masa depan kamu. Lagi pula Kaila kan tidak sendiri di sini. Masih ada ibu dan teman-teman lainnya."

"Tetap saja Bu, Fathur tidak mau jauh dari Kaila. Fathur gak akan ninggalin Kaila sendiri Bu. Kalo masa depan Fathur indah, masa depan Kaila harus lebih indah. dan jika masa depan Fathur buruk, maka masa depan Kaila harus tetap indah," jelas Fathur.

Mendengar penjelasan Fathur membuat Bu Halimah bangga sekaligus terharu. Ia langsung memeluk Fathur dan Kaila. memeluk mereka bukan sebagai pemilik Panti Asuhan, melainkan sebagai seorang ibu. Hampir 5 tahun lebih Fathur dan Kaila berada di panti asuhan ini. Namun, dengan waktu 5 tahun itu sudah membuat Ibu Halimah menyayangi keduanya seperti anaknya sendiri.

"Kaila kamu harus bersyukur memiliki Kakak yang sangat sayang sama kamu Nak."

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang