KEBERSAMAAN

2.4K 138 5
                                    


Hari ini Kaila, Fathur, Bela, Siska dan Geng Pandawa pergi berlibur ke Puncak dan menginap di vila. Ini adalah inisiatif dari Bela, Gadis itu bilang liburan ini untuk refreshing otak karena mereka baru saja menyelesaikan Ujian Nasional.
Sekolah memberi cuti tiga hari kepada siswa-siswi kelas 12, setelahnya masuk sekolah kembali untuk pengambilan Ijazah dan nilai mereka. Sejenak melupakan hal-hal yang berbau sekolah, dan juga tak terlalu ambil pusing dengan hasilnya. Toh mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.

Mereka sangat nenikmati momen-momen kebersamaan tersebut. Mulai dari memanggang barbeque dan jagung bakar, makan bersama sambil mengeluarkan lelucon-lelucon yang membuat mereka tertawa lepas, dan terakhir berkumpul bersama di taman dekat kolam berenang. Mengobrol seolah-olah benar-benar sudah sangat dekat dan akrab satu sama lain. tidak ada rasa canggung di antara mereka.

"Setelah ini mau pada lanjut kuliah dimana?" tanya Fathur.

"Gue mau ke UGM," ucap Bela dengan mata berbinar.

"Sama. Gue mau ngikut Bela," pro Dewa.

"Yee jadi orang kok sukanya ngintil!" cela Wahyu yang membuat semuanya terkekeh.

"Suka-suka gue! Bilang aja lo iri karena kagak punya cewek kan?!"

"Enak aja! Mustahil Wahyu Bagaskara kagak punya cewek! Mau cewek kaya apa sih? Cantik? jutek? galak? baik? posesive? Semuanya ada," Celoteh Wahyu sambil menekankan kata posesive ke arah Dhio. Membuat  yang disindir memutar bola matanya malas.

"Iya dahh yang Playboy mah," cibir Raihan.

Mereka kembali ke topik pembicaraan yaitu tujuan kuliah mereka. Setelah semua menyebutkan tujuan kuliahnya, hanya ada satu orang yang belum menjawab yaitu Kaila. Saat ini seluruh pasang mata terarah kepadanya, seolah bertanya kemanakah tujuan Kaila selanjutnya.

"Kalo bisa sih mau nya di Universitas Oxford," ucap gadis itu menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang di hadapannya.

"Inggris?" tanya Raihan yang dibalas anggukan oleh Kaila

Raihan bukannya tidak tahu dengan Universitas tersebut. Namun, Ia hanya memastikan saja apakah pilihan pacarnya untuk kuliah di luar negeri itu tepat. Raihan tidak meremehkan kemampuan Kaila dalam bidang akademi. Lagipula siapa yang akan meremehkan Ranking 1 pararel di SMA Pelita Bangsa? Gadis cantik tersebut juga banyak ditawari universitas-universitas ternama oleh kepala sekolah, yang di luar negeri maupun dalam negeri. salah satunya adalah Oxford.

Jika Kaila memilih kuliah di luar negeri, lalu bagaimana dengan Raihan? Padahal Raihan sudah berusaha mati-matian memahami materi ujian nasional bahkan Ia juga memforsir dirinya untuk terus belajar dan belajar agar mendapat nilai yang memuaskan dan dapat satu kampus dengan Kaila. Jika kalian menganggap ini berlebihan tanyakan saja pada Geng Pandawa yang menjadi saksi atas perjuangan Raihan.

"Kenapa harus di luar negeri?" Ada nada kecewa dalam pertanyaan Raihan.

"Tau Kai, masa lo mau ninggalin kita-kita sih, padahal di Indonesia kan Universitasnya juga gak kalah dari luar negeri," semprot Bela. Mana mau dia ditinggal oleh sahabat terbaiknya.

Kaila tersenyum simpul "Gue tau Bel, tapi itu udah cita-cita gue dari dulu."

Raihan bangkit dari tempat duduk. membuat tatapan semua orang tertuju padanya. "Gue ke kamar duluan."

Raihan berlalu begitu saja meninggalkan keramaian guna menuju kamar. Hening. Setelah Raihan meninggalkan tempat itu suasana  menjadi senyap, tak ada yang membuka suara lagi.

"Kamu serius mau lanjut ke Oxford??" tanya Dewa kembali membuka obrolan.

Kaila membalas dengan anggukan tanpa bersuara.

"Terus gimana sama Raihan?"

Kaila menengadahkan kepalanya menatap manik mata hitam milik Dewa. Apa maksudnya dengan 'gimana sama Raihan?' Pasalnya Raihan sempat bercerita jika Ia ingin lanjut ke Universitas Indonesia.

"Maksudnya? Bukanya Raihan mau kuliah di UI?"

"Dia ngomong gitu Karena dia kira lo juga mau lanjut di UI." Dhio yang sedaritadi diam akhirnya membuka mulut juga.

Kaila beralih menatap Dhio, meminta penjelasan lebih lanjut tentang maksud lelaki tersebut.

"Hampir setiap malem dia dateng ke rumah gue, minta di ajarin materi Ujian Nasional terutama di bidang Matematika. Karena dia pengen hasil Ujian Nasional dia bagus dan bisa sekampus sama lo," jelas Dhio.

Kaila terenyak. Kenapa Ia bisa sebodoh ini? Kenapa Ia tak menyadari perjuangan Raihan?

.....

Raihan termenung di balkon kamar. Mengamati bulan purnama yang bersinar terang. Mood nya malam ini benar-benar buruk. Ralat, Mood nya menjadi buruk setelah mendengar ucapan Kaila. Bukanya Raihan tidak setuju Kaila melanjutkan pendidikanya ke Inggris. Namun, Raihan hanya tak ingin bahkan mungkin tidak bisa jauh dari Kaila. Raihan ingin Kaila selalu ada di sisinya. Apakah itu Egois?

Karena terlalu sibuk melamun, Raihan sampai tak menyadari bahwa perempuan yang mengganggu pikirannya kini sudah berdiri tepat di sampingnya.

"Marah ya?"

Raihan refleks menoleh ke samping. Berdiri seorang wanita cantik dengan senyum dengan lesung pipitnya. yang membuat senyum tersebut semakin manis. Sirup kali ah!

"Marah soal apa?" Raihan bertanya balik.

"Soal keputusan aku yang mau lanjutin pendidikan ke Oxford."

Raihan menghela napas berat. Kemudian menoleh ke arah gadisnya. Tatapan keduanya saling bertemu. "Kalo aku marah pun apa kamu bakal batalin cita-cita kamu?"

Kaila tak menjawab. Sementara Raihan tersenyum. Ia lalu mengambil kedua tangan Kaila untuk digenggam sambil menatap mata gadis itu dengan tatapan yang meneduhkan.

"Aku gak akan marah sama kamu hanya karena keputusan kamu untuk lanjut kuliah di Oxford. Lagian aku percaya kalo kamu bisa jaga hati di sana dan gak akan kecantol sama bule. Karena aku tau kamu sukanya sama produk lokal kaya aku kan?"

Kaila terkekeh mendengar ucapan Raihan. Lelaki tersebut masih sempat-sempatnya melawak dalam keadaan seperti ini. Sebelas dua belas dengan Wahyu.

"Tapi kalo sampe aku jatuh hati sama bule gimana?" tanya Kaila memanas-manasi Raihan.

"Gak mungkin lah. Aku tau selera kamu itu aku," ucap Raihan percaya diri tingkat Dewa.

"Percaya diri banget ya kamu."

Keduanya saling tertawa bersama. Hingga tiba-tiba Raihan menghentikan tawanya dan menatap Kaila dengan serius.

"Tapi bener kan kamu gak bakal kecantol sama bule?" tanya Raihan dengan wajah serius.

Kaila memukul dada bidang milik Raihan. "Ya gak lah! Ngaco kamu."

"Kan selera aku katanya kamu," ucap Kaila meyakinkan.

Keduanya saling tersenyum kemudian kembali menatap rembulan.

"Kai."

Kaila kembali menoleh ke arah Raihan yang masih setia menengadah ke langit.

"Selalu jadi bulan ya," ucap Raihan yang membuat alis Kaila bertaut.

"Maksudnya?"

"Jadilah bulan yang selalu setia dengan gelapnya malam."

Kaila mulai paham dengan apa yang dimaksud Raihan. Gadis itu lalu mengangguk patuh. Membuat Raihan tersenyum dan mengacak rambut gadisnya. Tanpa mereka sadari seseorang sedaritadi mengamati sepasang kekasih tersebut. Orang itu bersyukur setidaknya Kaila dapat tersenyum bahagia selagi dirinya menyelesaikan tujuannya.

Halo guys!!
Sorry ya atas slow updatenya
Maklumin aja karena otak author yang lagi lemot😁

Tapi jangan pernah bosen baca cerita KAILA ya guys karena di part selanjutnya benar-benar menguras emosi
Jangan lupa juga buat VOTE dan KOMEN cerita ini karena berharga banget buat author

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang