KABAR BAIK

3.3K 187 3
                                    

Kamu tahu hal apa yang paling aku nantikan selama ini?
Jawabanya adalah bertemu denganmu

~Kaila~

Kaila berdiri di depan gerbang sekolah. Menantikan ayahnya yang akan menjemputnya. Sampai tiba-tiba sebuah motor sport berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Kaila tidak mengenali pengendara itu sebab wajahnya yang masih menggunakan helm fullface. Ketika lelaki itu membuka helmnya Kaila baru dapat mengenali siapa dia.

"Kenapa belum pulang?"

"Masih nunggu jemputan," jawab Kaila.

Raihan manggut-manggut.

"Kaki lo-" Kaila menjeda ucapanya sambil mengamati kaki Raihan.

Dokter bilang kaki Raihan akan sembuh dalam waktu kurang lebih dua mingguan. Kaila ingat betul bahklwa ini masih hari ke delapan pasca kecelakaan itu. Tetapi sekarang Raihan sudah bisa mengendarai motor sendiri.

"Udah sembuh walaupun belum sepenuhnya," sela Raihan.

Hening. Mereka saling terjebak dalam situasi canggung. Kaila mencengkeram tali tasnya kuat-kuat untuk mengusir rasa gugupnya. Sementara Raihan hanya bisa toleh sana toleh sini sambil sesekali mengamati murid lain yang hendak pulang ke rumahnya masing-masing.

"Mau pulang bareng?" tawar Raihan yang akhirnya buka suara.

"Gak usah. Bentar lagi Ayah jemput," tolak halus Kaila.

Raihan mengangguk. Saat Ia hendak menyalakan mesin motornya tiba-tiba saja sebuah motor sport berwarna hitam lainnya juga berhenti tepat di depan motor Raihan. Raihan sangat mengenali motor sekaligus pengendaranya. Walaupun orang tersebut masih mengenakan helm fullfacenya. dia adalah sahabatnya, Dewa Alamsyah.

"Woy Han. Ngapain di sini sama Kaila?" tanya Dewa.

"Kepo aja Lo!" sinis Raihan.

"Lagi nungguin ayah jemput," jawab Kaila.

"Tadi Om Adam nelpon aku. dia bilang gak bisa jemput kamu karena ada rapat mendadak katanya. Jadi sekarang Ila pulang bareng Dewa."

Kaila merasa canggung kepada Raihan ketika Dewa berbicara seperti ini di depan lelaki tersebut. Kaila tidak ingin Raihan tahu hubungan antara dia dan Dewa. Kaila tidak ingin Dewa dijauhi oleh sahabat-sahabatnya jika tahu bahwa Dewa dan Kaila sudah bersahabat sejak kecil.

"Kaila biar gue anter aja, Wa."

Kaila dan Dewa seketika menatap Raihan yang tiba-tiba menawarkan diri. Memaksa sekali ingin mengantarnya pulang, pikir Kaila. Sementara Raihan merutuki mulutnya yang sulit untuk dikontrol.

Dewa menyeringai. Dan Raihan dapat melihat itu. Senyum iblis yang tengah menggodanya.

"Jangan mikir macem-macem. Anggep aja itu permintaan maaf gue karena udah bentak-bentak lo waktu di rumah sakit," alibi Raihan. Berusaha terlihat setenang mungkin.

"KAILA!"

Teriakan bak toa masjid itu membuat ketiga remaja yang tengah berdiskusi refleks menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang gadis berkucir kuda tengah berlari ke arah mereka.

"Kai hoshh hoshh pulang bareng yuk." ajak Bela dengan napas tersengal.

Kaila geleng-geleng kepala melihat tingkah Bela. Jujur walaupun cerewet dan tidak bisa diam. Namun, Bela cukup menghibur hari-hari Kaila.

"Kaila udah sama gue," sahut Raihan posesif.

Mata hazel Kaila bertemu dengan mata hitam kelam milik Raihan. Bagaimana Raihan membalas ucapan Bela tadi membuat hati Kaila menghangat. Lelaki berhidung mancung itu seolah tak mengizinkan siapapun mengantar Kaila selain dirinya.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang