"CUKUP!"Kaila menghentikan ucapanya ketika Fathur membentakknya. Fathur menyerahkan Siska kepada Mamahnya. Ia kemudian mendekati Kaila. Cukup lama Fathur berdiri di hadapan Kaila. Menatap gadis yang sudah berurai air mata itu.
"Kakak percaya sama aku kan? Siska bohong Kak. Dia-"
PLAKK!
Sebuah tamparan mendarat bebas di pipi mulus Kaila. Membuat wajah gadis itu tertutupi oleh rambutnya sendiri. Amarah Dewa dan Raihan sudah membludak. Saat keduanya hendak maju, Bela menahan keduanya.
Kaila memegangi pipinya yang terasa panas. Ia menatap nanar ke arah Fathur. Gadis itu tak percaya bahwa Kakaknya sendiri tega menamparnya.
Setelah delapan belas tahun lamanya, baru pertama kali ini Fathur berani mengangkat tangannya untuk menampar Kaila."Dasar iblis! Bisa-bisanya lo nyakitin adik gue?!" hardik Fathur.
"Kurang baik apa Adek gue sama lo?! Dia nerima lo dengan baik. Tapi apa? Lo malah mau dia mati. Iya?!"
"Kak-"
"Jangan panggil gue Kakak! Gue bukan Kakak Lo!" bentak Fathur yang membuat rasa sesak menumpuk di dada Kaila.
"Gue gak sudi dipanggil Kakak sama cewek sialan kaya lo!"
"Mending sekarang lo pergi dari pada gue laporin lo ke polisi! Pergi! Gue muak liat muka lo!"
"Bangsat!"
Dewa menarik kerah Fathur dan memojokannya di dinding rumah sakit. Jangan harap Dewa akan diam saja ketika melihat Kaila ditampar dan dimaki-maki seperti ini. Dia tak akan segan memberi pelajaran kepada siapa saja yang berani menyakiti sahabat kecilnya. Tak terkecuali Fathur sekalipun.
"Keterlaluan lo anjing!"
"DEWA STOP!"
Kepalan tangan Dewa mengambang di udara. Tepat beberapa senti dari wajah Fathur. Dewa menoleh ke arah Kaila. Gadis itu tertunduk lemah seusai berteriak. Dengan kasar Dewa melepas cengkeramannya dari baju Fathur.
"Lo bakal nyesel!"
Dewa membawa Kaila keluar dari ruangan itu. Diikuti Raihan dan Bela. Fathur mematung di tempatnya. Perasaanya lagi-lagi sulit untuk didevinisikan. Antara kesal, benci, marah, sakit, kecewa semua berbaur menjadi satu.
Sementara di pelukan Sang mamah, Siska menyeringai puas.
"Bye tikus kecil!""Aku gak dorong Siska, Wa. Dia sendiri yang nabrakin dirinya ke mobil. Ila gak salah," ujar Kaila setelah sampai di luar ruangan.
Dewa, Raihan dan Bela saling tatap. Mereka begitu prihatin dengan keadaan Kaila. Tanpa Kaila meyakinkan pun, mereka akan tetap percaya pada Kaila.
Tangan Dewa terulur mengelus surau Kaila. "Iya. Kita semua percaya sama kamu. Ila yang tenang ya," ucap Dewa pengertian.
"Sekarang Kak Fathur benci sama Ila, Wa. Ila harus gimana?" Kaila terlihat begitu frustasi.
"Kai, lo yang tenang ya. Cepet atau lambat kebusukan Siska bakal kebongkar. Dan Kakak lo pasti bakal balik ke lo, kok." Bela memberi pengertian.
"Kai, sekarang pulang ya. Istirahat," ucap Raihan begitu lembut.
Kaila mengangguk lemah. Bela pun membantu Kaila berjalan diikuti Dewa dan Raihan di belakangnya. baru beberapa langkah mereka berjalan tiba-tiba Dewa berhenti karena mendapat panggilan masuk. Kaila, Raihan dan Bela pun ikut berhenti. Dewa segera merogoh saku celananya untuk mengambil benda pipih itu. Dari Panti? Tumben sekali Ia mendapat panggilan masuk dari panti. Tanpa berlama-lama Dewa segera mengangkat panggilan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kaila
Teen Fiction# 1 Sedih 14-02-2022 # 1 Amnesia 08-11-2022 # 1 Panti 12-11-2022 Menceritakan tentang sepasang adik kakak yang tinggal di sebuah Panti Asuhan. Fathur sangat menyayangi Kaila begitu juga Kaila. Jika ada yang ingin mengadopsi Fathur, mereka juga harus...