PENANTIAN

4.2K 258 3
                                    

Hey kamu! Iya kamu, yang lagi baca ini. Jangan lupa vote ya :)

Delapan tahun kemudian...

Tak terasa Delapan tahun sudah Kaila lewati tanpa kehadiran seorang Fathur dalam hidupnya. Ia sekarang duduk di bangku SMA kelas 3. Ia tumbuh menjadi seorang gadis cantik dan pintar. Namun, hal itu tidak merubah nasib Kaila sejak duduk di bangku sekolah dasar, yaitu tidak memiliki satu pun teman. Kaila memanglah terkenal dengan kepintarannya, tetapi Kaila juga terkenal sebagai gadis yang aneh, pendiam, dan sangat sulit diajak bersosialisasi. maka dari itu mereka semua tidak ada  yang mau
berteman dengan gadis malang tersebut.

Kaila menjadi seperti ini semenjak Fathur meninggalkanya, Ia menjadi seorang pendiam dan menutup diri dari dunia luar. Kepergian lelaki itu  sangat berpengaruh besar untuk kehidupannya. Kaila tak ingin lagi mengenal luasnya dunia. Ia tak ingin lagi menyapa semesta yang selalu menyiksanya setiap waktu.

🍁🍁🍁

Sepulang Sekolah Kaila tak pernah melewatkan kunjungannya ke Panti Asuhan Cahaya Kasih. Meskipun semuanya sudah tak lagi sama. Hampir seluruh teman-teman kecilnya dulu sudah di adopsi oleh keluarga baru mereka masing-masing. Tak terkecuali sahabatnya, Dewa. Dan digantikan oleh anak-anak baru yang tak memiliki keluarga. Setidaknya di tempat inilah Kaila dapat menenangkan diri. Duduk di bangku taman Panti yang telah berkarat sambil bernostalgia dengan masa-masa indah yang terkadang diselingi masa kelam. Yaitu di saat Kaila mengingat hari di mana Fathur meninggalkannya tanpa pamit.

Bukan hanya sekedar bernostalgia ataupun mengunjungi Ibu Halimah. Tujuan Kaila selalu mengunjungi Panti setiap pulang Sekolah yaitu berharap jika Kakaknya kembali untuk menemuinya. Namun, delapan tahun telah berlalu hari yang Kaila nantikan tak kunjung tiba. Lelaki yang selama ini dirindukannya tak kunjung datang.

Apakah Fathur tidak merindukanya?
Apakah Ia telah melupakan Adik perempuannya ini? Atau lelaki itu telah bahagia dengan keluarga barunya sampai-sampai melupakan Kaila?
Entahlah, Kaila juga tidak tahu.
yang hanya bisa dilakukan Kaila saat ini yaitu menanti sang malaikat pelindungnya kembali padanya.

"Kaila."

Kaila mendongak menatap seorang wanita paruh baya yang selama ini memberikan kekuatan kepadanya sama seperti yang dilakukan orang tua angkatnya.

"Boleh Ibu duduk di sini?"
Kaila hanya merespon dengan anggukan saja.

Bu Halimah duduk di samping Kaila.
Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan. merasa tidak tahan dengan situasi seperti ini Bu Halimah pun berusaha  membuka obrolan.

"Kenapa Kak Fathur gak pernah datang lagi untuk menemui Kaila, Bu?"

Belum Sempat berujar, Bu Halimah sudah didahului oleh Kaila. Ia kemudian menatap Kaila yang tengah menatap ke depan dengan pandangan kosongnya.

"Apa Kak Fathur sudah melupakan Kaila dan tak pernah menganggap Kaila lagi?"

"Ila gak boleh ngomong gitu, Nak. Kak Fathur sayang banget kok sama Ila. jadi Kak Fathur gak mungkin melupakan Kaila."

"Tapi kenapa Bu?!! Kenapa Kak Fathur gak pernah datang untuk menemui Ila?!! Apa tidak cukup penantian Kaila selama ini?" ujar Kaila yang sudah menangis.

Bu Halimah menarik Kaila ke dalam pelukannya. Ia tahu betapa tersiksanya Kaila selama ini. Menanti Sang Kakak yang tak kunjung datang. Jika waktu bisa diputar kembali, maka Bu Halimah tak akan pernah melepaskan Fathur untuk diadopsi oleh orang lain. Agar Kaila maupun Fathur bisa terus bersama.

"Maafkan ibu ya, Sayang. Seharusnya ibu tidak membiarkan Kakakmu di adopsi."

Dalam pelukan Bu Halimah Kaila menggeleng pelan. Ketika kecil dulu Ia memang menyalahkan beliau dan Dewa karena telah membiarkan Fathur pergi. Tetapi ketika beranjak dewasa Kaila sadar jika itu bukanlah kesalahan mereka. Semuanya adalah takdir, takdir yang tak bisa Kaila terima sampai saat ini.

"Ila sabar ya, Sayang. mungkin Kak Fathur punya alasan tidak menemui Ila. Kita semua tahu kalo Kak Fathur sangat sayang sama Ila. Ibu yakin penantian Ila akan segera terbayarkan," ucap Bu Halimah sambil mengelus surau Kaila.

"Ila capek, Bu. ila capek selalu menunggu Kak Fathur yang tak kunjung datang untuk menemui Ila.
Ila rindu Kak Fathur," lirih Kaila.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang