KEBENARAN

3.1K 181 9
                                    


"Bagaimana keadaan Kaila, Dok?" tanya Raihan setelah Dokter yang memeriksa Kaila keluar dari ruangan.

Ketiga remaja itu langsung saja membawa Kaila ke rumah sakit menggunakan mobil Fathur setelah mengetahui bahwa Kaila tak sadarkan diri.

"Pasien baik-baik saja. Dia mungkin tak sadarkan diri karena benturan  keras yang mengenai kepala  bagian belakangnya," beritahu Dokter

"Kalo begitu saya permisi dulu," pamitnya kemudian pergi meninggalkan Fathur, Raihan dan Siska.

Entah kenapa ada rasa lega di diri Fathur saat mendengar penjelasan dari Dokter bahwa Kaila baik-baik saja. Tapi tunggu? Benturan keras? Apa yang terjadi dengan Kaila? Apa empat preman tadi sempat melukainya? Tapi jika Kaila terluka, itu tandanya Kaila tidak mungkin bersekongkol dengan para preman.  Fathur berusaha tak mengindahkan pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran di kepalanya. Ia tak ingin tahu apa-apa yang menyangkut gadis jahat itu. Yang terpenting adalah sang adik kembali kepadanya dalam keadaan sehat.

"Gadis yang pintar ber- acting," gumam Fathur yang masih dapat didengar oleh Raihan.

"Jaga omongan lo! Kaila juga kaya gini karena nolongin Siska!" ujar Raihan tersulut emosi.

"Dia nyewa preman tadi buat nyakitin adik gue atau diri dia sendiri seolah-olah dia nyelametin adik gue, basi!" caci Fathur.

Siska tertegun mendengar ucapan Fathur. Baru kali ini Ia melihat Fathur semarah ini dan bahkan berpikir cetek tentang Kaila. Walaupun Siska baru mengenal Kaila beberapa bulan ini tapi Ia sangat yakin bahwa gadis tersebut tak akan melakukannya.

"Kaila gak seburuk itu. Kalo lo di sini  cuma buat hina dia, mending lo pergi!" usir Raihan.

"Tanpa Lo suruh pun gue bakal pergi."

Fathur menarik tangan Siska. mengajaknya pergi dari sana. Mungkin dengan membenci Kaila dapat menghilangkan gadis cantik itu dari pikirannya. Itulah yang Fathur pikirkan. Sementara Raihan hanya bisa memandangi punggung Fathur yang berlalu dengan apatisnya.

"Sebenci itukah Lo sama Kaila, adik Lo sendiri, Kak?" gumam Raihan.

&  &  &  &  &  &

Fathur masih saja menarik tangan adiknya walaupun mereka sudah sampai rumah. Lelaki itu tak menyadari hal tersebut sama sekali. Yang ada di pikirannya saat ini adalah Kaila.

"Lepas! Sakit Kak!"

Siska menghentakkan tangannya. Melepaskan cengkeraman dari Fathur yang meninggalkan bekas merah di pergelangan tangan Siska.

Fathur tersadar." Maafin Kakak. Pasti sakit ya?"

Siska membisu.

"Siska, Kakak minta mulai saat ini kamu jangan pernah berhubungan sama cewek itu lagi!" perintah Fathur.

"Siapa? Maksud Kakak Kaila? Kenapa aku gak boleh deket sama dia?" tanya Siska.

"Dia udah jahat sama kamu. Dia udah berkali-kali mau nyakitin kamu," ucap Fathur menggebu-gebu.

Apakah Siska harus merasa senang sekarang karena Kakaknya telah membenci adik kandungnya sendiri? Siska tak merasa begitu. Ia malah merasa semakin bersalah kepada gadis berhati malaikat seperti Kaila. Andai saja tadi Kaila tidak datang menolongnya, mungkin keperawanannya bahkan nyawa Siska akan terenggut oleh empat preman tadi. Seperti berita yang pernah dibacanya. Yaitu tentang pemerkosaan oleh orang-orang tak dikenal dan membunuh korban secara bengis.

"Cewek itu jahat. Kamu gak boleh terkecoh sama muka polosnya. Dan Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa lagi karena dia," kata Fathur.

Fathur berbalik dan meninggalkan  Siska begitu saja. Ia harus menenangkan diri di kamar. Kepalanya sedikit merasakan nyeri.

"Kaila gak jahat, Kak."

Langkah Fathur terhenti di undakan tangga pertama. Fathur mengurungkan niatnya yang hendak pergi untuk menenangkan diri di kamar. Lelaki itu berbalik dan berjalan ke arah Siska.

"Maksud kamu apa?" tanya Fathur setenang mungkin.

Siska tak menjawab ketika sang Kakak kembali berdiri di hadapannya.

"Kakak capek, mau istirahat. Kamu juga mandi sebelum Mamah pulang dari kantor," perintah Fathur. Kembali berbalik menuju tangga.

Mungkin sudah saatnya Fathur mengetahui yang sebenarnya. Mengetahui masa lalunya, Mengetahui siapa Kaila, Dan juga mengetahui kebusukan Siska.
Ia sangat lelah bersikap seolah-olah dia yang tersakiti di depan Fathur agar lelaki itu membenci adik kandungnya sendiri. Ia lelah menjadi bawang merah atau si antagonis dalam kisah Kaila dan Fathur. Ia lelah harus dilingkupi rasa bersalah setiap detik dan waktu.

Tapi bagaimana jika Fathur membencinya sama seperti dia membenci adik kandungnya seperti sekarang? Apakah Siska sanggup dibenci oleh orang yang selama ini selalu menjaganya? Orang yang selama ini menyayanginya melebihi dirinya sendiri? Atau kemungkinan terburuk Fathur akan meninggalkanya

Apapun konsekuensinya Siska siap menanggungnya. Ini memang salahnya. Toh cepat atau lambat Fathur akan mengetahui yang sebenarnya. Siska tidak mau Fathur mendengar semuanya dari orang lain karena itu hanya akan membuat keadaan menjadi kacau. Hari ini Siska Wirawan akan memberitahukan semuanya kepada Fathur.

"Kaila gak jahat, Kak. Tapi Siska yang jahat."

Lagi, langkah Fathur harus terhenti. Fathur benar-benar dibuat bingung dengan ucapan Sang adik. Kenapa Siska malah menjelekkan dirinya sendiri? "Kamu ngomong apa sih, Sis?"

Siska berjalan ke arah Fathur yang belum sempat menaiki tangga.

"Kaila itu orang baik, Kak. Dia gak sejahat yang Kak Fathur kira. Sebenarnya waktu kita lari pagi, Kaila gak ada niatan nyelakain aku. Tapi aku yang nabrakin diri aku sendiri ke mobil. Karena  aku gak suka Kak Fathur deket sama orang lain selain aku! Aku nuduh Kaila  agar Kakak  benci sama dia."

Siska terisak menangisi kejahatanya yang tega menuduh gadis sebaik Kaila. Sementara Fathur terperanjat mendengar penjelasan Siska. Apakah yang dikatakan Siska benar?

"Aku gak suka Kakak lebih sayang sama adik kandung Kakak ketimbang aku!"

Fathur lagi-lagi menatap Siska dengan tatapan terperanjat. Apa yang dikatakan Siska? Adik kandung? Bukankah adik kandungnya adalah dia.

"Adik kandung?" beo Fathur menuntut penjelasan.

Siska memejamkan matanya berusaha  menahan rasa emosional dalam  dirinya yang saat ini tengah meletup. Saatnya Fathur mengetahui yang sebenarnya, Pikir gadis itu.

"Iya Kak. Sebenarnya Kaila bukanlah anak dari temen Mamah ataupun temen kita. Itu cuma alasan agar Kaila bisa terus Deket sama Kakak agar Kakak gak terlalu memaksakan diri untuk mengingat. Kaila adalah adik kandung Kak Fathur!"

"Kaila Putri adalah adik dari seorang Alfath Fathur!"

Fathur masih diam tak mengerti ucapan dari Siska. Siska tak menyerah. Gadis itu menceritakan segalanya kepada Fathur. Tentang Fathur dan Kaila yang dulu tinggal di Panti Asuhan Cahaya Kasih sampai suatu hari Kaila di adopsi oleh keluarga Pak Adam. Menceritakan pertemuanya dengan Fathur di taman Panti. Menceritakan begitu sulitnya membujuk Fathur agar mau diadopsi oleh keluarganya. Yaitu keluarga Wirawan. Sampai Fathur kehilangan ingatan saat hendak menemui Kaila kecil.

Mendengar penjelasan Siska, kepala Fathur berdenyut nyeri karena berusaha mengingat segalanya. Semakin berusaha  mengingat maka semakin nyeri kepalanya. Bayangan-bayangan hitam mulai muncul di kepala Fathur dengan bersamaan. Menyerangnya secara brutal dan tanpa belas kasihan. Dan perlahan demi perlahan kesadaran Fathur mulai hilang.

Hay guys!! Masih setia sama KAILA?
Jangan bosen ya baca cerita ini. Jangan lupa vote juga ya

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang