PENOLAKAN

4K 216 0
                                    

Terkadang manusia menciptakan sebuah rindu tapi lupa menciptakan penangkalnya.

~Kaila~

Sepulang sekolah Kaila berjalan melewati koridor yang masih ramai. Mungkin para siswa nongkrong terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah mereka masing-masing. Entah apa yang mereka perbincangkan Kaila tak perduli. Namun, saat melewati murid perempuan di sana Kaila dapat mendengar bahwa mereka membicarakannya.


"Tuh cewek aneh banget ya."

"Iya, gak salah anak-anak pada nyebut dia alien."

"Idiot kali."

Dan masih banyak lagi makian dari para murid. Tetapi Kaila tak mempedulikannya. Ia melewati mereka dengan santai tanpa merasa terusik sedikitpun. Sesampainya di lapangan, suasananya sangat ramai karena ada ekstrakurikuler basket yang tengah berlangsung. Kaila berjalan sambil menundukkan kepalanya. Namun, langkahnya terhenti ketika Ia menabrak dada bidang seseorang. Membuat Ia refleks mendongakkan kepalanya menatap lelaki di hadapannya.

"Kalo jalan jangan ngeliat ke bawah. Dibawah gak ada uang," ucap lelaki itu dengan nada datar.

Kaila mengangguk kemudian melangkah meninggalkannya. Namun, lagi-lagi langkah Kaila  harus terhenti ketika seseorang mencekal tangannya. Raihan kembali berdiri di hadapan Kaila.

Raihan menyodorkan tanganya ke arah Kaila. "Raihan Pranata, Lo bisa panggil gue Raihan," ucap Raihan, mengajak berkenalan.

Seluruh murid terutama murid perempuan yang berada di pinggir lapangan sudah berteriak histeris ketika sang kapten basket SMA Pelita Bangsa mengajak 'gadis alien' itu berkenalan. saat ini Kaila dan Raihan tengah menjadi pusat perhatian, dan Kaila tidak suka itu.

Kaila berlalu begitu saja meninggalkan Raihan dengan tangan yang masih mengapung di udara. Menghiraukan reputasi seorang Raihan Pranata yang hancur di hadapan penggemar serta sahabatnya. Keempat sahabat Raihan sudah tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini mereka melihat sahabat malangnya tersebut dipermalukan oleh perempuan.


"Ya Allah kasihan sekali sahabat hamba ini," ucap Sam yang merangkul Raihan sambil tertawa terbahak-bahak.

"Katanya gampang naklukin si cewek alien. Mana buktinya? kentut kali ah!" cela Wahyu.

"Begini nih devinisi kalah sebelum berperang," ejek Sam yang membuat mereka kembali tertawa.

Namun, Raihan hanya diam sambil mengamati kepergian gadis alien itu.
Baru kali ini seorang Raihan mendapat penolakan. Padahal ratusan wanita lain saja rela mengantre bertahun-tahun hanya untuk bisa berkenalan dengannya
Kalian bisa anggap ini berlebihan. tapi siapa yang tidak kepincut dengan seorang Raihan  Pranata. Seorang kapten basket, Ketua geng pandawa, dan most wantednya Pelita Bangsa.

"Lo udah bikin gue malu. Liat aja gimana gue bakal bikin lo takhluk nantinya," batin Raihan.

🍁🍁🍁


Baru kali ini Kaila menginjakan kakinya di kantin Sma Pelita Bangsa.
Itu karena Ia tak pernah mau beranjak dari kelas. Ia selalu membawa bekal yang dimasak oleh Sang Bunda, jadi tak ada alasan untuk pergi keluar dari kelas hanya untuk sekadar mengisi perut. Namun, hari ini Kaila melupakan bekal tersebut yang mungkin masih tergeletak di dapur. Jadi, mau tidak mau Ia harus pergi ke Kantin untuk memberi makan cacing-cacing yang ada di dalam perutnya.

Setelah mendapat segelas es teh dan sepiring Siomay, Kaila mengedarkan pandanganya ke penjuru kantin guna mencari tempat duduk. Sayangnya hari ini Dewi Fortuna tidak sedang berpihak pada Kaila. Tidak ada bangku yang kosong. semua terisi oleh murid. Namun, ada sebuah bangku yang terlihat masih kosong dan itu ada di sudut kantin. gadis itu melangkah dan duduk di bangku tersebut.

Tatapan seluruh siswa mengarah kepada Kaila dan mulai terdengar bisikan-bisikan mengenainya.
Kaila tak menggubris. Lagi pula apa salahnya menduduki bangku yang masih kosong. Ia kemudian menyantap siomaynya karena sedaritadi cacing di perutnya sudah berdemo. beri kami makan!

"Gede juga nyali lo berani duduk di sini."

Suara bariton yang menusuk telinga itu mengintruksi Kaila untuk mendongakkan kepalanya.
Di depanya sekarang sudah berjajar lima orang lelaki yang memasang wajah dingin. lebih tepatnya empat karena salah satu di antara mereka malah tersenyum sok manis ke arah Kaila. siapa lagi kalau bukan si playboy kelas teri, Wahyu.

"Pergi! Kita mau duduk," usir Dhio.

"Ihh bang Dhio jangan galak-galak dong sama Neng Kila," bela Wahyu.

"Kaila, Yu," koreksi Sam.

"Nah itu maksud gue."

"Tapi gue duluan yang duduk di sini," jawab Kaila sedatar datarnya.

"Denger ya cewek aneh! Ini bangku khusus buat Geng Pandawa! dan gak ada satupun orang yang boleh nempatin bangku ini selain geng Pandawa. ngerti lo!" ketus Sam.

Seluruh pasang mata tertuju pada Geng Pandawa dan Kaila.

"Maaf."

Satu kata yang terlontar dari bibir mungil gadis itu mengakhiri perdebatan. Kaila berlalu meninggalkan mereka. Bukan karena Kaila takut, melainkan Kaila tidak ingin ambil pusing. Kaila benci menjadi pusat perhatian. Kaila benci Geng Pandawa.

Setelah kepergian gadis aneh itu, Geng Pandawa segera duduk dan memesan makanan.

"Jangan kasar-kasar lah yo (dhio), Sam, sama cewek," bela Dewa

"Tau lo pada! Lagian cewek itu mungkin gak tau kalo ini bangku Geng Pandawa," pro wahyu. mana tega Ia melihat gadis cantik diusir seperti tadi. Mungkin saja Kaila tadi sedang menunggunya, Bukan?

"Sorry gue emosi," sesal Sam dan Dhio. Mereka juga tak tahu kenapa bisa bersikap seperti itu kepada Kaila.

"Heh kampret! Lo ngapain diem-diem nae? Mana ngeliatin siomay sisa cewek gue! Lo mau siomay? Gue beliin kalo lo mau," tegur Wahyu, mengagetkan Raihan.

"Berisik lo!" hardik Raihan.

"Lah kok ngamok?"

Raihan bangkit dari tempat duduk dan berlalu meninggalkan sahabatnya yang heran dengan sikap Raihan.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang