Bukan dia yang ingin berubah
Tetapi keadaanlah yang mengubahnya~Kaila~
Raihan melangkahkan kakinya enteng mengitari panti asuhan Cahaya Kasih. tak jarang Ia membalas sapaan dari anak-anak panti yang menyapanya. Sangking asiknya berjalan, Raihan sampai di sebuah taman Panti yang berada cukup jauh dari gedung utama yang merupakan ruangan Ibu Halimah. Ia begitu takjub dengan apa yang dilihatnya saat ini. hamparan rumput hijau dan beberapa pohon rindang membuat keasrian taman ini sangat kentara.
Lelaki itu menyaksikan anak-anak Panti yang bermain dan berlarian ke sana kemari dengan wajah riang tanpa beban. Beberapa dari mereka juga da yang sedang belajar di atas hamparan rumput hijau.
Namun, tanpa sengaja manik mata Raihan menangkap sosok gadis dengan rambut terurai yang tengah terduduk damai di sebuah kursi besi tua yang telah berkarat. Tepatnya berada di bawah sebuah pohon tua yang rindang. Raihan tidak dapat melihat wajah gadis itu karena posisinya membelakangi Raihan. tapi dari postur tubuhnya seperti tidak asing bagi Raihan. Sifat kepo Raihan membuncah begitu saja. secara perlahan Raihan mendekati gadis tersebut.
"Kaila?" panggil Raihan ketika jarak mereka hanya tersisa beberapa meter saja.
Merasa namanya disebut, gadis itu menoleh dan mendapati seorang lelaki yang masih mengenakan seragam sekolah tengah berdiri di dekatnya. sesegera mungkin Kaila mengubah ekspresi terkejutnya menjadi datar. Ada keperluan apa Raihan sampai berada di sini? apa lelaki itu membuntutinya?
"Lo ngapain di sini?" tanya Raihan yang sekarang sudah duduk di samping Kaila.
Kaila tak menjawab sama sekali, Ia malah memfokuskan pandanganya lurus ke depan. Menghiraukan Raihan yang wajahnya merah padam menahan kekesalan. Untuk yang kesekian kalinya Raihan diabaikan oleh gadis aneh ini.
"Kalo gue nanya itu dijawab. Punya mulut kan?" tegur Raihan.
Raihan mendengus kesal. Berbicara dengan Kaila sama saja seperti berbicara dengan patung. Sama-sama tak merespon apapun. Akhirnya Raihan ikut menatap lurus ke depan melihat anak-anak Panti yang asik bermain.
"Lo ngapain di sini?" Seketika Raihan langsung menoleh. apakah gadis aneh di sampingnya ini baru saja berbicara padanya?
"Lo ngomong sama gue?" tanya Raihan memastikan sambil menunjuk dirinya sendiri.
Kaila membalas pertanyaan Raihan dengan sebuah anggukan saja.
"Gue ke sini nganter Tante ngasih hadiah buat anak Panti. lo sendiri ngapain di sini?" Raihan balik bertanya.
"Menunggu seseorang."
Raihan bingung harus merespon apa. finalnya Ia hanya ber'oh' ria saja. "Siapa? pacar lo?" tanya Raihan yang mulai kepo.
"Bukan urusan lo," balas Kaila dengan datarnya.
Sementara Raihan sudah nengumpat kasar. Sikap alami Kaila sudah kembali. Baru ķali ini ada seorang perempuan yang membuat Raihan sekesal ini. Raihan berusaha menahan emosinya demi tantangan yang diberikan Wahyu. Raihan akan membuktikan kepada keempat temannya jika Ia bisa dengan mudahnya meluluhkan hati si gadis alien ini.
Hening..
Dua orang remaja itu hanya diam sambil mengamati anak-anak Panti yang asik berlarian ke sana kemari. Kaila mengamati sepasang adik Kakak yang tengah tertawa bersama. seketika ingatan masa kecilnya dengan Fathur muncul dalam pikiran Kaila.Flashback
"Ila jangan lari dong!! nanti kalo Ila jatuh gimana?" teriak anak laki-laki sambil mengejar seorang anak perempuan.
Gadis kecil itu tak menghiraukan teriakan Sang Kakak.
"Kak Fathur, ayo kejar Ila dong," ucap Kaila sambil terus berlari.Karena tidak melihat jalan Kaila tersandung dan terjatuh.
"Aduh!" Kaila terjatuh dengan lutut yang berdarah.
"KAILA!!"
Fathur segera berlari menghampiri Kaila yang tengah menangis. Ia kemudian bersimpuh di depan Sang adik. "Ila gak papa? kan kakak udah bilang jangan lari kamu ngeyel sih," tanya Fathur khawatir sambil mengecek lutut Kaila yang berdarah.
Fathur melepas bajunya dan menyisakan kaos dalam. secara perlahan Ia mengobati kaki Kaila menggunakan bajunya. Ia kemudian meniup luka Kaila agar tidak terlalu perih.
"Sakit Kak," rengek Kaila.
Fathur menghapus air mata Kaila dengan tangan mungilnya.
"Ila jangan nangis ya, Kak Fathur gak bisa liat Ila nangis," ucap Fathur yang membuat tangis Kaila mereda.
Flashback off
Air mata Kaila menerobos keluar begitu saja. sungguh Ia merindukan Kakaknya sekarang. Dia yang pernah berkata tidak sanggup melihatnya menangis malah menjadi alasan Kaila menangis hampir di setiap harinya Raihan menoleh ke arah Kaila. dan alangkah terkejutnya Ia melihat perempuan di sampingnya tiba-tiba menangis.
"Ehh cewek alien, lo kenapa nangis? gue gak ngapa-ngapain lo kan?" tanya Raihan kelabakan.
Kaila menjawab dengan gelengan saja. Sementara air matanya terus saja jatuh membasahi pipinya. Tanpa Raihan sadari tangannya terulur menghapus air mata Kaila. Entahlah, nakiri seorang lelaki ketika melihat seorang perempuan menangis membuat Raihan melakukan hal tersebut. Dan itu membuat Kaila menoleh ke arahnya. Tatapan mereka saling beradu. Untuk sesaat Raihan terpana pada mata berwarna coklat hazel milik Kaila.
Kaila yang tersadar langsung mengalihkan pandanganya ke arah lain. sementara Raihan sudah kelabakan di tempatnya sambil terus merutuki dirinya sendiri. "Ma-af gue refleks tadi," ucap Raihan yang dibalas anggukan oleh Kaila
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaila
Teen Fiction# 1 Sedih 14-02-2022 # 1 Amnesia 08-11-2022 # 1 Panti 12-11-2022 Menceritakan tentang sepasang adik kakak yang tinggal di sebuah Panti Asuhan. Fathur sangat menyayangi Kaila begitu juga Kaila. Jika ada yang ingin mengadopsi Fathur, mereka juga harus...