MIRACLE

3.2K 164 4
                                    


"KAILA!!"

Fathur terbangun dengan napas yang memburu serta baju yang basah dengan keringat. Matanya mengedar ke sekeliling ruangan. Ternyata dia tertidur di kamar Panti yang dulu Ia tempati dengan Sang adik.

"Astagfirullah aladzim," Fathur mengusap wajahnya.

Mimpi buruk itu terasa sangat nyata, tapi jangan sampai itu terjadi. Fathur benar-benar belum siap untuk kehilangan mutiaranya. Yaitu Kaila.
Mata Fathur tertuju pada benda pipih yang tergeletak di sisinya. Saat mengecek ponselnya, Fathur mengerutkan keningnya karena banyak sekali notifikasi yang masuk. Ada dari Dewa, Siska, Raihan, Bela bahkan dokter Vira juga menghubunginya. Fathur membuka spam chat dari dewa.

Kak lo dimana?

Kak angkat telpon gue

Lo gak papa kan?

Buruan ke rumah sakit kak! Penting!

Fathur juga membaca semua pesan dari Raihan, Bela, Siska dan juga Dokter Vira yang isinya sama. Yaitu menyuruh Fathur untuk segera ke rumah sakit. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa jangan-jangan... tidak mungkin kan mimpinya menjadi kenyataan? Tidak-tidak. Fathur tidak boleh Negatif Thingking.

Fathur menyambar kunci mobilnya dan langsung bergegas menuju rumah sakit. Tak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari beberapa pengurus Panti yang berpas-pasan dengannya.

Fathur memacu kecepatan mobilnya diatas rata-rata. Rasa khawatir bercampur takut menumpuk di diri Fathur. Ia juga merasa seperti Dejavu dengan situasi yang dialaminya sekarang. Benar-benar persis di mimpinya.

- - - - -

"Maaf."

Itulah kata yang Fathur ucapkan ketika tak sengaja menabrak beberapa orang di lorong rumah sakit. Ia setia berlari sambil sesekali menyeka keringat yang keluar dari pelipisnya. Fathur menghentikan langkahnya dan mengatur napasnya ketika sampai di depan ruangan Kaila. Kemana semuanya? Kenapa tidak ada seorangpun di sini?

Dengan napas memburu, Fathur membuka ruangan Kaila. Alangkah terkejutnya Ia ketika semua orang mengerubungi gadis itu dengan mata sembab. Apakah mimpi buruk Fathur benar-benar menjadi kenyataan?

Fathur cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Gak! Gak mungkin! Kaila gak mungkin pergi!

Fathur berlari ke arah Kaila dan langsung memeluk gadis itu dengan erat. "Bangun Ila! Bangun! Jangan tinggalin Kakak."

Fathur menangis sejadi-jadinya. Jangan sekarang, Tuhan. Fathur belum sempat membalas penantian Sang adik, Ia belum sempat membahagiakannya.

"Kak-"

Fathur menepis tangan Dewa yang hendak menyentuhnya. "Gak! Kaila gak akan ninggalin gue! Kaila pasti akan bangun!" Fathur semakin mengeratkan pelukannya.

"Ila maafin Kakak. Bangun sayang, Kakak janji setelah ini kita akan hidup bersama seperti yang Ila harapkan selama ini," Isak Fathur.

"Mpphh le-pas kak. Ila su-sah na-pas"

Tangis Fathur berhenti seketika. Tunggu! Tunggu! Dia tidak salah dengarkan? Bukankah itu suara Kaila? Fathur langsung melepaskan pelukannya ketika merasakan pergerakan kecil dari gadis yang Ia peluk. Ia membelalakan matanya ketika Kaila tengah mengatur napasnya. Apa gadis itu mati suri?

"Kakak ganggu Ila tidur," keluh Kaila dengan nada suara yang masih lemah.

"I-ila masih hidup?"

Semua orang yang ada di ruangan tertawa renyah mendengar pertanyaan Fathur. Sementara Fathur hanya menatap heran satu persatu orang-orang  tersebut. Apanya yang lucu? Fathur tidak sedang melawak kan.

"Makannya kalo mau dikasih tau itu gak usah ngegas dulu! Jadi malu kan!" cela Siska sambil terkekeh.

Sebenarnya apa yang terjadi? Fathur hanya diam dalam keheranan yang membludak.

"Kaila udah sadar dari koma, Kak. Tadi itu dia tidur karena efek obat.
Lo sih mau gue kasih tau malah ngamuk," ujar Dewa menjawab keheranan Fathur.

Fathur terperanjat. Matanya menatap Sang adik yang tersenyum lemah ke arahnya. Kemudian beralih menatap Dokter Vira yang bersebrangan dengannya.

"Tapi kata Dokter Vira kondisi Kaila-"

"Tidak ada yang tahu kapan Tuhan memperlihatkan keajaibannya, Bukan?" tutur Vira sambil tersenyum.

Memang benar dan Fathur bersyukur karena Tuhan memberikan kesempatan Fathur untuk menebus kesalahannya pada Sang adik. Fathur memeluk Kaila lagi. Memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Fathur melepas pelukan dari Kaila. Sekarang Ia terduduk di ranjang Sang adik. Tatapan kedua adik Kakak itu saling bertemu, tatapan yang menyiratkan kerinduan yang amat mendalam dari keduanya. Tangan Fathur menggenggam erat tangan mungil milik Kaila.

"Kakak bersyukur sekaligus berterma kasih banget sama Tuhan karena telah memberi kesempatan kedua buat peri Kakak," ucap Fathur.

Kaila yang masih tertidur lemah tersenyum. Mata sembabnya menatap mata hitam milik Sang Kakak.

"Terima kasih, Ila. karena telah berjuang. Terima kasih karena telah memberikan kesempatan Kakak buat menebus penantian Ila selama ini."

Gadis itu mengangguk diikuti air mata yang luruh dari mata cokelat hazelnya. Fathur kembali merengkuh tubuh mungil Kaila ke dalam pelukannya. Fathur bersyukur setidaknya Ia bisa memeluk Kaila sebelum Tuhan memeluknya.
Pelukan inilah yang amat sangat Kaila rindukan. Pelukan yang begitu hangat nan nyaman. Rasanya Kaila benar-benar tak ingin melepaskannya.

"Tuhan terima kasih engkau masih memberiku kesempatan untuk merasakan pelukan ini. Pelukan yang begitu aku dambakan selama ini," batin Kaila.

Haru biru begitu terasa di ruangan Kaila. Akhirnya Kakak beradik itu bisa benar-benar bersatu kembali. Siapapun yang mengetahui kisah hidup Kaila dan Fathur sejak kecil pasti tahu bagaimana perjuangan keduanya untuk selalu bersatu. Contoh saja Dewa. Saat ini lelaki tersebut ikut menitihkan air mata haru sambil merengkuh tubuh gadisnya dari samping yang juga ikut terisak haru. Bela bersyukur karena Tuhan tidak mengambil sahabatnya darinya.

"Doa kamu terkabul."

Raihan menoleh. Di sampingnya sudah ada Vira yang memasang senyum manis dan dibalas oleh Raihan.

"Kaila benar-benar gadis luar biasa ya. Bisa porak poradain perasaan semua orang, Termasuk kamu."

"Seorang Ketua Geng Pandawa yang terkenal menakutkan bisa nangis dan hancur oleh seorang gadis polos seperti Kaila. Hebat bukan?"

Raihan mengangguk. Apa yang dikatakan oleh Kakak sepupunya itu memang benar. "Dia emang gadis yang istimewa. Dan dia adalah kelemahan Raihan sekarang, Kak." jawabnya dengan tatapan yang tak luput dari Kaila.

Davira tersenyum Ia Ikut bahagia jika Raihan bahagia. Dan dia juga harus berterima kasih kepada Kaila karena telah mengubah laki-laki yang telah Ia anggap adik sendiri itu menjadi lebih baik. Raihan yang dulu berandalan, sering mabuk, dan pembuat onar kini menjelma menjadi seorang pria yang begitu dewasa dan bertanggung jawab.

Selama ini Vira tak pernah menghakimi Raihan atas sikap buruknya itu. Karena Ia tahu bahwa keadaan lah yang melahirkan sikap tersebut. Maklum, Raihan terlahir dikeluarga Broken home. Papah Raihan pergi bersama selingkuhannya saat Raihan masih berusia 10 tahun. Sementara Sang mamah telah meninggal dunia saat Raihan duduk di kelas 1 SMP. Semenjak itu Raihan berubah drastis. Ia jadi suka keluar malam dan pulang pagi dengan bau alkohol yang keluar dari mulutnya. Bahkan saat keluarga Vira merawatnya pun kebiasaan buruk itu tak berubah sedikitpun. Hingga seorang gadis cantik datang dan merubah segalanya. Dia, Kaila putri telah menyihir seorang Raihan pranata.

"Jadi Raihan pranata udah menentukan kemana hatinya akan berlabuh?"

JANGAN LUPA BACA JUGA

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang