Kamu boleh membenci seseorang, tapi apakah karena kamu membencinya, orang tersebut tidak boleh berbuat baik padamu?
~Raihan~
Raihan membawa sebungkus siomay di tangannya. rencananya Ia akan memberikan siomay tersebut kepada gadis aneh yang tadi diusir oleh kedua temannya. karena melihat dari sisa siomay di kantin tadi, dapat Raihan simpulkan bahwa Kaila baru memakan beberapa biji saja. Sesampainya di kelas XII IPA 2. Raihan mendapati gadis aneh itu tengah membaca novel, sendirian.
"Nih."
Kaila mengalihkan pandanganya dari novel yang dibacanya. Ia melirik ke arah sebungkus siomay kemudian beralih ke arah lelaki berpenampilan jauh dari kata rapih yang berdiri di hadapannya. "Gue udah kenyang," tolak Kaila.
"Bohong. Gue tau lo masih lapar kan? Nih makan," paksa Raihan.
Kaila tak menanggapi Raihan. Ia kembali melanjutkan membaca novel yang terjeda tadi. Jujur Kaila masih sedikit kesal kepada Raihan. Untuk yang kedua kalinya lelaki itu menjadikannya pusat perhatian. Dan ini mungkin yang ketiga kalinya. Sebab beberapa murid yang menetap di kelas tengah mengamati keduanya secara diam-diam.
"Nih." Raihan meletakan siomay tersebut di meja Kaila. membuat Kaila kembali menghentikan aktivitasnya.
"Gue-"
"Lo boleh benci sama gue ataupun Geng Pandawa. tapi bukan berarti lo ngelarang gue berbuat baik sama lo," decak Raihan kemudian berlalu dari kelas gadis aneh tersebut.
"Makasih."
Satu kata itu membuat langkah Raihan terhenti. Entah kenapa jantungnya berpacu lebih kencang. Ia kemudian menoleh menatap Kaila yang juga menatapnya dengan wajah datar.
"Sama-sama, jangan lupa dimakan. gue cabut," pamit Raihan.
Tidak, ini tidak benar. Bukan Raihan yang lebih dulu jatuh cinta kepada Kaila. Melainkan Kaila yang harus menyukainya lebih dulu.
. .
Sepulang Sekolah Kaila mengunci dirinya di kamar. Kaila termenung di atas kasurnya sambil mendengarkan lagu yang sangat menggambarkan suasana hatinya.
Kaila sangat rindu Fathur. Kira-kira bagaimana keadannya sekarang?
Bagaimana bentuk wajahnya sekarang? Bagaimana kehidupannya tanpa Kaila? Apakah lelaki itu tidak merindukan adiknya ini?Kaila merasakan matanya mulai memanas dan tak berselang lama cairan bening mengalir deras melewati pipi halusnya. Selalu saja begini. Ketika mengingat Kakaknya Kaila akan selalu menangis. Bayangan kebersamaan mereka berlalu lapang di benak Kaila tanpa mau berhenti. Meskipun Ia sudah berusaha mengalihkannya dengan belajar, membaca novel ataupun melakukan aktivitas lain tidak membuat memori itu hilang. Semuanya seperti sudah dirancang agar selalu melekat di benak Kaila.
"Kak, Kakak dimana? Ila kangen Kak," isak Kaila.
Kaila memeluk lututnya erat-erat
Siapapun tolong Kaila! Tolong selamatkan Kaila dari rasa rindu yang menyiksanya ini. Bagaimana? Bagaimana caranya Kaila bisa keluar dari neraka bernama kesepian ini."Kaila muka kamu pucat, kamu sakit Nak?" tanya Bunda Kaila dengan nada khawatir.
Keluarga Kaila tengah makan siang bersama. Seperti biasa, tak ada canda tawa dalam kebersamaan tersebut. Kaila membalas ucapan Bundanya tadi dengan gelengan saja. Kemudian melanjutkan memakan sarapanya walaupun terlihat tidak berselera.
"Kaila libur dulu ya ke pantinya. Bunda sama Ayah khawatir sama keadaan kamu, Sayang," bujuk Sang Bunda.
"Bagaimanapun keadaan Ila, Ila harus tetap ke Panti, Bunda. Gimana kalo Kak Fathur datang saat Ila gak ada di sana? " jawab Kaila datar.
Kaila bangkit dari kursinya kemudian mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Kaila pamit."
"Ayah antar ya?" tawar Sang Ayah.
"Gak perlu yah, Kaila naik taksi aja lagi pula Ayah kan harus ke kantor lagi," ucap Kaila dengan senyum tulusnya.
Senyum itu...
Senyum yang sangat dirindukan oleh Mega dan Adam dari putrinya.
Senyum yang begitu menyejukkan hati mereka. Senyum yang lama tak nampak lagi semenjak Fathur pergi."Kaila pamit, Assalamualaikum."
"Waalaikum salam," balas kedua orang tua Kaila.
PANTI ASUHAN CAHAYA KASIH.
Tulisan itu terpampang jelas di depan gerbang pintu masuk sebuah Panti Asuhan. Raihan menghela napas berat, seharusnya Ia tidak terjebak di tempat ini jika saja Tantenya tak memaksa Raihan untuk mengantarnya. Namun, apa boleh buat. Tantenya tersebut banyak berjasa dalam hidup Raihan. Merawat dan membiayai segala kebutuhannya sejak Mamah Raihan meninggal dunia. Jadi, setidaknya Ia harus sedikit berjasa untuk dang Tante tercinta.
"Raihan, ayo masuk! Bawa semua barangnya! " seru Tante Raihan ketika mendapati keponakannya hanya mematung sambil menjinjing barang-barang kebutuhan panti.
"Iya tan," sahut Raihan pasrah.
Raihan dan Sang tante melangkah masuk ke Panti sambil membawa bingkisan untuk anak panti. Mereka disambut baik oleh seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Sang pengurus Panti, Bu Halimah.
Tante Raihan dan Bu Halimah pun terlibat dalam suatu obrolan yang menurut Raihan sangat membosankan."Bagaimana keadaan panti, Bu? Apakah ada kendala? Kalo ada masalah biaya atau apa, ibu Halimah gak perlu sungkan untuk menghubungi saya," tawar Tante Raihan.
"Alhamdulillah Panti Asuhan Cahaya Kasih ini tidak mengalami masalah ataupun kekurangan apapun berkat para donatur-donatur dermawan seperti anda, Bu Zoya," ucap Bu Halimah.
Raihan yang masih berdiri di samping Tante Zoya hanya bisa menghela napas terus menerus. Percakapan Tantenya dengan pengurus Panti ini tidak ada akhirnya. Saat Raihan merasa percakapan keduanya akan segera berakhir, Tantenya itu malah memperpanjangnya.
"Tan, Raihan keluar duluan ya. Mau keliling Panti," kata Raihan. Menyela obrolan di antara dua Wanita yang umurnya hampir sama itu.
Tante Zoya mengibas-ngibaskan tangannya tanpa menghentikan obrolannya dengan lawan bicaranya. Seakan-akan Raihan adalah binatang yang tengah mengusiknya. Dan hal tersebut membuat Raihan mendengus kesal. Ibu-ibu kalau sudah asik dengan dunianya sendiri suka lupa sama yang lain.
"Tadi aja maksa-maksa minta dianterin. Giliran sampe sini guenya dianggurin," batin Raihan. Kemudian melangkah keluar Panti dengan wajah masamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaila
Teen Fiction# 1 Sedih 14-02-2022 # 1 Amnesia 08-11-2022 # 1 Panti 12-11-2022 Menceritakan tentang sepasang adik kakak yang tinggal di sebuah Panti Asuhan. Fathur sangat menyayangi Kaila begitu juga Kaila. Jika ada yang ingin mengadopsi Fathur, mereka juga harus...