FITNAH

2.6K 139 12
                                    


Salah satu Kelemahan manusia adalah lebih percaya dengan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar tanpa berinisiatif mencari kebenaranya terlebih  dahulu.

~Kaila~

"Makasih ya Kak, udah mau nemenin aku ke Panti dan nganterin aku sampai rumah," ucap Kaila dengan senyum manisnya

Fathur menoleh ke arah gadis cantik yang berada di sampingnya. Ia membalas ucapan Kaila dengan anggukan saja.

"Gak mau mampir dulu?" tawar Kaila.

"Gue langsung pulang aja, Udah mau maghrib."

"Yaudah kalo gitu Ila pamit masuk ya, Kak."

Kaila menarik tangan Fathur dan langsung mencium tangannya. Membuat Fathur mematung.

"Ila masuk ya, Kak. Hati-hati di jalan."

Kaila keluar dari mobil Fathur kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya. Fathur masih mematung  di tempatnya sambil menatap punggung Kaila. Perasaanya sulit didevinisikan setiap dekat dengan gadis itu. Seulas senyum terpatri di bibir Fathur ketika membayangkan Kaila.

Segera Fathur melajukan mobilnya menuju rumah. Ia tak ingin Mamah serta adik perempuannya mengkhawatirkannya.


"Kakak kemana aja sih?! Tau gak kalo Siska tadi nungguin Kakak jemput! Kakak juga kan udah janji sama Siska kalo kita mau makan bareng di resto langganan kita."

Baru masuk rumah, Fathur sudah dihadiahi omelan dari Sang adik. Tapi Ia juga mengakui kesalahanya. Ia lupa menjemput Siska pulang ekstrakurikuler.

"Siska tadi berdiri di depan gerbang sekolah nungguin Kakak! Sampe kaki Siska sakit!" oceh Siska  tak ada hentinya. Dasar nenek lampir!

"Iya maafin Kakak ya. Tadi Kakak ada hal penting. Makanya lupa jemput kamu," ucap Fathur sambil mengelus puncak kepala Siska. Namun, gadis itu menghindarinya.

"Sepenting apa sampe kakak lupa jemput Siska?!" Galak banget dah!

"Tadi Kakak ketemu sama Kaila di halte. Makanya Kakak nganterin dia dulu."

"Kaila. Kaila. Kaila terus! Dasar cewek pengganggu! Cewek perebut kebahagian orang!" batin Siska.

Perebut kebahagian orang? Gak kebalik tuh?

"Maaf ya, Janji deh gak bakal diulangin lagi," ucap Fathur sambil mengelus surau Sang adik.

"Iya, Kali ini Siska maafin tapi kalo Kakak ngulangin lagi, Siska bakal ngambek sengambek ngambeknya," ancam Siska. Dih bodo amat.

"Iya adiknya Kakak."

Fathur memeluk Siska begitupun dengan Siska. Gadis itu memeluk Fathur dengan erat. Siska tidak akan membiarkan kasih sayang Sang Kakak kepadanya terbagi dengan siapapun. Bahkan adik kandung Fathur sekalipun.

"Aku gak bakal pernah biarin kasih sayang kakak ke aku harus kebagi. Apalagi sama cewek aneh itu," Batin Siska.

KailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang