CHAPTER-6 | Makasih

931 41 0
                                    

Rahangnya mengeras melihat seorang pria seumuran lettha membawa adiknya dalam keadaan pingsan. Bukan. Bukan karena marah pada pria itu, tapi karna ia merasa telah gagal menjaga adiknya.

Kenza mempersilahkan pria itu membawa lettha ke dalam kamarnya.

"Apa yang terjadi sama lettha? Tanya kenza saat pria itu sudah membaringkan adiknya di kasurnya.

Pria itu menaikkan satu alisnya bingung "Lo bukannya kenza ya? Kok lo ada disini?"

"Gue abangnya lettha. Sekarang jelasin kenapa lettha bisa pingsan"

"Dibully seniornya" katanya datar.

Kenza tersentak mendengar pernyataan pria itu "siapa?" Ia berusaha menahan emosinya.

"Gue ga tau. Yang gue tau mereka seangkatan sama Lo."

"Mereka? cewe?"

"Iya. Mereka bertiga."

Kenza terkepal "gue bakal cari orangnya"

"Oh ya, ini hp nya lettha. Sorry tadi gue buka buat cari alamat rumahnya"

"Iya gapapa. Makasih udah nolongin adik gue dan anterin dia balik."

Pria itu mengangguk "gue pamit" ia hendak melangkahkan kakinya.

"Tunggu! Gue lupa. Nama lo siapa?"

Pria itu menengok kebelakang "Raka" lalu kembali melangkah kan kakinya.

Kenza hanya mengangguk tak membalas ucapan Raka karna Raka sudah tak terlihat di pandangan nya.

Kenza duduk di tepi kasur tepat disebelah adiknya. Ia menggenggam tangan lettha kuat seakan benar-benar takut kehilangan.

Lettha mengerjakan matanya berkali-kali. Ia melihat kenza tengah menggenggam tangannya dengan kepala menunduk. Tangan lettha yang lain bergerak memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

Kenza mendongak saat menyadari lettha telah sadar dari pingsannya.

"Let lo gapapa kan?" Kenza langsung memeluk tubuh lettha erat.

Lettha memukul mukul bahu kenza dari belakang "gue ga-bis-sa na-fas ba-ang" ucapnya tersengal-sengal karna kenza memeluknya terlalu erat.

Kenza yang sadar pun langsung melepas pelukan nya "ehh iya maaf heheh" katanya sambil menunjukan cengiran khasnya.

Lettha mendengus. "Tapi Lo gapapa kan?" Ulangnya.

"Gapapa kok bang"

"Siapa yang bully Lo?" Tanyanya to the point.

Lettha mengernyitkan dahinya "gue gatau. Lagian lo juga kan tadi liat orangnya waktu nyelamatin gue"

"Bukan gue yang nyelamatin lo. Tapi temen lo. Namanyaaa..." Kenza mengingat-ngingat

"Raka. Iya Raka" katanya yakin.

Rara sukses melotot "Raka?!" Katanya terlonjak kaget.

"Bukan Abang?"

Kenza mengernyitkan dahinya bingung "bukan. Emang kenapa?"

"Ya gapapa si. Tapi Abang tadi kemana?"

"Lah kan lo yang ngechat gue nyuruh gue balik duluan tadi"

Lettha mendengus jadi tadi si cabe ngambil hp gue buat ngechat bang kenza! Batinnya.

"Itu bukan gue yang ngechat. Tapi di cabe" katanya mendengus sebal.

"Emangnya lo punya masalah apa sih sama cewe itu?"

"Gue gatau. Dia tiba-tiba aja bawa gue ke gudang. Tapi dia bilang katanya gue udah rebut cowonya."

"Cuma gara-gara cowo? Ini udah keterlaluan lett" katanya mulai kesal.

"Udahlah biarin aja"

****

Kelas X IPS 2 terlihat sangat ramai, hari ini tidak ada guru yang masuk mengajar karna hari ini adalah hari Sabtu hanya diisi oleh kegiatan eskul.

Lettha menepuk pundak seorang pria yang duduk di depannya. Refleks pria itu menoleh.

Raka menaikkan satu alisnya seolah bertanya "kenapa?"

"Kata Abang gue-" ucapan dara terhenti karna Raka menyela nya.

"To the point aja" katanya datar.

Lettha mendelik. Kalau bukan karna merasa berhutang budi pada pria itu, ia malas sekali mengajak nya mengobrol karna responnya selalu dingin dan datar.

"Makasih udah nolongin gue kemarin" setelah mendengar itu Raka kembali menghadap ke depan tanpa merespon ucapan lettha.

Lettha menghembuskan nafasnya kasar. Pria itu selalu begitu!

- - - - - - - - -

Karna lettha tidak mengikuti eskul apapun jadi ia bisa pulang lebih cepat hari ini.

"Let, lo mau langsung pulang?" Tanya Mala saat lettha hendak melangkah bangkit dari duduknya dengan tas yang sudah tercampur disebelah bahunya.

"Iya. Disini juga ngapain"

"Gimana kalo kita jalan-jalan dulu kemana kek gitu"

Lettha nampak berpikir "pake mikir segala. Udah ayo'' Mala menarik tangan lettha keluar kelas.

"Mau kemana?" Tanya lettha saat mereka sudah berada di parkiran.

"Hmm. Kerumah lo aja gimana? Disana kan pasti ada kak kenza tuh sekalian lo kenalin gue sama dia hehehe" kata Mala cengengesan. Memang waktu itu lettha sudah cerita kalo kenza adalah abangnya pada Mala karna mala terus saja menyerang lettha dengan pertanyaan yang samaa. "Kak kenza itu siapa Lo let?! Lett jawab lettha jawab" dengan nada dramatisnya. Ya begitulah kira-kira.

"Abang gue gaada dirumah. Kan dia ketua tim basket jadi hari ini dia latihan basket."

"Ehh iya. Yaudah deh gapapa gak ada Abang Lo jugaa. Yang penting ada makanan hehehe" Mala mendengus menunjukkan deretan giginya.

Lettha terkekeh kecil melihat ekspresi mala yang menurut nya itu lucu "yaudah ayo."

Mereka berjalan menuju halte untuk menunggu angkutan umum yang akan membawa mereka ke rumah lettha.

****

Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Sudah 3 jam lettha dan Mala berada di kamar lettha. Mala tengah berbaring terlentang di kasur lettha dengan mata terfokus pada ponselnya. sedangkan lettha tengkurap di samping mala sambil membaca novelnya.

Mala terduduk memegangi perutnya "lett gue laper. Cari makan kuy"

"Kuy"

Mereka berjalan menyusuri jalan komplek. Mereka berhenti di salah satu warung makan pinggir jalan yang menjual beberapa jenis makanan seperti bakso, mie ayam, nasi goreng, pecel ayam, pecel lele, dan masih banyak lagi. Ini adalah tempat makan langganan lettha dan kenza bila sedang malas masak.

Mereka duduk disalah satu kursi disana. lalu memesan makanan yang mereka inginkan. Sambil menunggu pesanan datang, mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Ini neng makanannya" ucap penjual yang diketahui bernama maman.

"Makasih mang maman." Lettha menunjukkan senyumannya.

"Mari makan" kata Mala bersemangat.

Mereka makan dengan tenang. Hanya ada terdengar suara piring beradu dengan sendok. Setelah selesai makan, mereka berjalan jalan sore menyusuri taman komplek yang dipadati oleh banyak kalangan. Taman komplek dekat rumah lettha memang selalu ramai saat sore hari. Ada yang joging sore, ada yang pacaran, ada yang hanya sekedar jalan-jalan menikmati udara sore hari, tak sedikit juga orang tua yang mengajak anak-anak nya bermain di tempat ini.

"Let...lett" Mala menepuk pundak lettha yang berjalan didepannya.

Lettha menoleh "apa?"

"Itu bukannya.."

~~~~~~~


Update lagi nih:))
Jgn lupa vote+coment yaa
Makasih:)

ALETTHA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang